EPILOG

2.5K 167 14
                                    

"Do you miss me? Am I crazy?
Am I losing hold of your love baby,
Either you want me, or you don't
I need to know, I need to know." - Who Are You (Fifth Harmony)

***

Kenan mengembangkan senyumnya dengan lebar, menatap Echa dan Raja yang tengah berakting di atas panggung. Otaknya, menerima dengan sempurna bahwa kenyataan tak akan memihaknya, takdir tak akan mendukungnya untuk bisa berdekatan atau bersama dengan orang yang ia sayang.

Karena mau tidak mau, menurut agama, Echa sudah masuk dalam daftar saudaranya. Namun, hatinya tak pernah mau menerima kenyataan. Hatinya tetap terasa seperti diremas kala melihat Echa bersama Raja, apalagi mendekati hari pentas, mereka terlihat semakin dekat dan sering pulang bersama.

Sekali lagi Kenan mengintip ke arah panggung. Echa sudah melakukan aktingnya dengan sangat baik. Meskipun Echa bukanlah anggota ekskul theater, ia bisa berlatih dalam waktu kurang lebih 2 minggu, dengan bantuan Raja tentunya.

"Siap-siap, sebentar lagi kita masuk scene 3." Anggota theater yang sudah memakai kostum sesuai jalan cerita drama pun mengiyakan, berdiri di depan tangga menuju panggung. Kenan mengintip ke para penonton. Penonton ini diisi 75% siswa dan siswi sekolahnya, sedangkan 25% dibuka untuk umum, siswa dan siswi boleh membawa temannya untuk datang kesini, atau keluarganya yang ingin menonton.

Seperti Echa saat ini, dua hari yang lalu, ia menghampiri stand yang buka setiap hari di depan sekretariat OSIS dan membeli dua buah tiket yang akan ia berikan pada kakaknya. Ia ingin melihat kedua kakaknya menyaksikan kegiatan yang dipimpin oleh kedua adik mereka.

Echa kembali mengucapkan dialognya yang sudah ia hapal diluar kepala itu. Ia melirik Raja yang tersenyum padanya, seolah mengangguk dan mendukung Echa dengan penuh. Echa kembali tersenyum, namun matanya terus menjelajahi kursi penonton, mencari dua orang yang sangat ia tunggu kehadirannya.

Seolah paham dengan pandangan Echa, seorang di kanan sana mengangkat tangannya. Echa langsung menoleh ke kanan, mendapati kakak laki-lakinya tengah melambaikan tangan padanya. Senyum Echa pun mengembang makin lebar.

Setelah menyelesaikan scene terakhirnya, Echa segera berjalan menuruni panggung, meninggalkan Raja yang masih memiliki scene dengan teman-temannya. Echa berjalan menghampiri Kenan yang kini tengah mengacungkan kedua jempol juga secuil senyum untuknya.

Echa tersenyum kecil, senyumnya tak lagi seindah dulu, dulu sebelum kenyataan menghampirinya. Echa memelankan langkah kakinya, apa hanya Echa yang merindukan Kenan, apa hanya Echa yang merasa cintanya bertepuk sebelah tangan, meskipun jelan-jelas Kenan memiliki perasaan padanya.

Echa menggeleng pelan kemudian menarik napas panjang. Bukan ini saat yang tepat untuk memikirkan perasaannya. Biarkan kinin ia mengalahkan keinginan hatinya. Echa kembali mempercepat langkah kakinya, menghampiri Kenan dan menarik tangannya. "Mau kemana, Cha?"

Kenan merasa ada yang tak beres. Ia tak ingin lagi membaahas masalah hubungan mereka yang harus berakhir bahkan sebelum dimulai. Ia tak ingin lagi-lagi dianggap memberikan harapan palsu setelah ketahuan bahwa mereka kini merupakan saudara.

Namun, pikirannya salah. Kini Kenan dapat menatap kakak perempuannya yang sudah hampir dua tahun ini tidak ia temui. Ia berjalan dengan cepat menghampiri tempat duduk kakaknya sambil tangannya menarik lengan Echa. Ia ingin marah, ia ingin memarahi kakaknya.

"Mbak, jahat," ujar Kenan dan langsung menubruk tubuh Kinan dengan kencang, memeluknya tanpa sempat memikirkan kapan akan melepaskannya. Echa hanya diam dibelakang Kenan. Tangan kanan Kenan memang mendekap tubuh Kinan, namun tangan kirinya tetap menggenggam lengan Echa, membuat Echa lagi-lagi menatap miris pada pegangan Kenan.

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang