9

1 1 0
                                    

Pria itu berjalan mendekat mengamatiku lebih teliti.
"Apa aku harus membawamu ke Rumah Sakit??" Tanyanya yang tak mendapat respon dariku. "Ah tidak-tidak! Tidak bisa! Kalau ke Rumah Sakit semuanya bisa jadi kacau!" Racaunya sendiri.

Karena aku tak tahu harus berbuat apa, aku hanya terus melahap bubur yang ada di depanku. Aku baru sadar jika aku kelaparan, sejak kemarin siang aju hanya makan roti, dan semalam aku tak sadar apa yang terjadi, hingga pagi tadi aku membuka mata di tempat yang asing ini.

Pria itu mondar-mandir di ruangan yang sempit ini. Dia kadang memencet hapenya, tapi kemudian diurungkannya lagi. Lalu kembali meraih hapenya lagi. Dan diletakkannya lagi. Melihat itu yang bagiku lucu saja. Membuatku tersenyum. "Ya!!! Kau ini, kenapa malah tersenyum melihatku yang krlebingungan? Aku ini khawatir tentang keadaanmu! Malah kau tertawa!" Ucapnya seraya berkacak pinggang ke arahku.

Aku masih mengulum senyumku. Karena tak bisa menjawabnya aku menggunakan tanganku berusaha mengatakan padanya 'aku baik-baik saja' "Haishhhh!!! Apa salahku?!? Kenapa jika berurusan denganmu tak ada yang lancar!" Ucapnya lagi seraya pergi ke arah jendela di ujung ruangan.

Berurusan denganku?? Memang kapan kita pernah punya 'urusan'? Aku sama sekali tak mengenalnya. Tapi dia mengenalku. Aku sedikit berfikir, tapi ini membuat kepalaku sakit, ahhhh!!! Lemah sekali kau Sania!! Rutukku dalam hati!

#lebih baik kau benci aku, jangan membenci dirimu sendiri, kumohon cintailah dirimu sendiri terlebih dahulu, dan kau akan melihat cinta yang lain

Apa itu??? Kalimat siapa??? Tapi.......

TBC

You're Still The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang