Kill Or Be Killed 12

740 52 3
                                    

[Mine POV]

Sekarang, dia sungguh-sungguh berbeda dengan biasanya. Aku tak percaya, dia bisa melampauku. Tak ada satupun goresan dari tubuhnya, bersih bagaikan kertas polos. Dibandingkan denganku, kini penuh dengan memar kecil dan darah yang segar. kh, lumayan sakit.

Tatapannya tersirat kesungguhan, aura membunuh dapat terasa di benakku dan satu lagi, seringai yang cukup membuat bulu kudukku berdiri.

"Apa hanya sebatas ini, kekuatanmu? Tch, lemah." Aku tersentak mendengar ucapannya, baru pertamakali ini aku di rendahkan seperti ini. Yah, sebelumnya aku pernah di rendahkan seperti itu, namun dia sudah mendapatkan karma-nya.

"Br*ngsek, kau!" Tanpa membuang waktu besi tipis nan tajam ini mengarah ke dia dengan kecepatan melebihi awal pertarungan. Namun, apa daya dia bisa menangkisnya, mataku membulat, apakah ini wujud aslinya? Yang mulanya kuanggap lumayan kuat yang kini menjadi sangat kuat?

Napasku semakin tak karuan, detakan jantung semakin memompa dengan cepat, kaki bergetar yang sepertinya tak dapat lagi menahan tubuhku dan penglihatan yang mulai kabur. Apa aku akan kalah? Itu tidak mungkin kan? Karna hanya aku yang boleh mengalahkan Master Akune kan? Ini... tidak adil! Dunia ini diciptakan hanya untukku kan? Bukan untuk orang lain!

Seluruh penonton mulai bersorak-sorak, menikmati pertarungan ini. Tch, sungguh memuakkan. Sendainya mereka mengetahui itu mengganggu konsentrasi yang kumiliki. Ingin rasanya membuat mereka terdiam dengan melepaskan mulutnya dari tubuhnya. Oh ya, bukan saatnya berpikir begitu Mine!

Karna tak kuasa menampung berat badan lagi, akhrinya tubuhku terbaring dengan lemas dan tak berdaya.

"Sungguh lemah, sampah, tak berdaya, berpura-pura kuat dan hidup lagi. Kenapa kau harus mengikuti game ini?" Dia kemudian mendekatiku dan menginjak kepalaku hingga berdarah. Di samping itu juga dia terus melomtarkan pneghinaan kepadaku.

"Aistawa... Gummichan... De... Libura!" tubuhku langsung bersinar setelah mengucapkan mantra itu. Tubuhku terasa ringan serta seluaruh stamina dan kekuatanku kini pulih seketika.

"Sekarang, Aku akan mengalahkanmu!" Seperti angin yang tenang, aku telah berada di dekatnya. Dengan mode ini, akhirnya dapat melukainya juga walaupun hanya menggoreskan di area pipinya saja.

Karena sedang memakai mode ini, semua pergerakan dapat terlihat jelas di mataku. Dan saat itu pula, Nie sedang mengucapkan mantranya. Mantranya cukup simple dan pendek hanya dua kata yang dia ucapkan, 'belzebub mode'.

Mataku membulat sempurnya, perkiraanku hanya segedar mantra untuk menyerangku secara langsung seperti mantra biasa. Tapi ini, sungguh di luar perkiraan, ternyata mantra untuk merubah diri ke tahap yang lebih kuat dan di tambah lagi matanya masih berwarna merah.

Mulut tertutup rapat, tak bisa mengeluarkan satu pepatah apapun. Karena shock-nya diriku, membuat rasa takut menguasai tubuhku sekarang. Apa semua pemain di sini mempunyai mantra untuk seperti aku? Ataukah hanya aku dan dia yang memiliki mantra sejenis ini?

"Hanya beberapa orang saja yang memiliki mantra ini." Dia-Nie menjawab pertanyaanku seakan-akan dia membaca pikiranku. Hatiku serasa sakit, ternyata bukan cuman aku yang dapat memakainya. Ku eratkan peganganku pada pedang, "Bersiap-siaplah, Nie! Aku akan mengalahkanmu!" Namun, apa daya ucapanku tidak semulus dengan keadaan saat ini atau bisa di katakan 180° derajat dari ucapanku.

Aku membalikkan pandanganku ke arah belakang, terlihat dia menyeringai dan akan menyerangku dan tidak beruntungnya lagi, dia menusuk perutku sebelum dapat lolos dari serangannya.

Darah segar mengalir dengan indahnya di tusukan indah ini tak lupa juga keluar dari mulutku, pandangan lagi menjadi pudar. Tubuhku terkapar dengan tidak elitnya di tanah. Ah, aku kalah. Sorakan sangat jelas terdengar di telinga, ingin rasanya mengeluarkan air dalam mata, tapi karena rasa egois kupendamkan air mata ini.

"Nah, sekarang apa permintaanmu?" walaupun masih samar-samar, namun aku dapat mendengar suara Master Akune.

"Sebenarnya, ada tiga yang kuminta." ucap Nie.

"Karena pertunjukanmu tadi lumayan menghiburku maka ku biarkan kau meminta tiga permintaan." Dan aku tidak mengetahui apa selanjutnya. Keadaanku kini telah pingsan. Kenapa tidak mati? soalnya dalam peraturannya tidak di perbolehkan untuk membunuh. Dan dengan sangat yakin, serangan terakhirnya itu ada satu mantra yang membuat pedangnya tidak membuat organ tubuhku masih bisa berfungsi.

_____________________________

Mataku perlahan terbuka, memperlihatkan tempat pertarungan tadi. Tapi seingatku aku sepertinya hanya pingsan beberapa menit. Setelah seluruh kesadaran mulai terkumpul, pemandangan yang sangat kusukai menyambut penglihatanku. Tempat ini... di hiasi banyak orang yang mati, tak lupa juga darah yang berceceran. Tapi... ini membuatku keheranan, ini sangat aneh menurutku.

"Akhirnya kau bangun, Mine." suara berat yang sangat familiar dalam indra pendengaranku, tidak salah lagi-

"Iya, aku tahu, laki-laki tidak sopan."

-Dia Ryoto.

"Oi, jelaskan secara rincih tentang ini." perintahku.

Dia menghela napas yang sepertinya berniat untuk meredahkan amarahnya, "Baikah, akan kuceritakan."

#ToBeContinue#

Yura: Yes! akhirnya selesai juga chap ini. Dan... dan... paling mengejutkan lagi... Chapter selanjutnya adalah chapter terakhir. Karena semuanya pada sibuk, aku dapat berteriak di ...blabla..

Nie: *membuat pingsan Yura*

Kill Or Be KilledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang