Arvaniel Bastian - Mate? [Six]

4.3K 362 24
                                    

Dian sialan! Tapak berwarna biru terlukis indah dipinggang gue.

Mana kalau Rista nengok dikit, itu tapak dipencet, dicubit, dipukul.

Nista memang dah.

Sekarang gue lagi jalan menuju cafe. Gak jalan kok, motor gue dah balik. By the way..

GUE MAU KENCAN WOE.

Bukan ama tante-tante.

Bukan om-om juga elah!

Tapi sama..

SEPUPUNYA DIAN. Intinya gue udah resmi jadian sejak saat itu OMG!

Setelah sampe cafe, gue nengok kiri-kanan, bukan liat pohon cemara. Tapi nyari sosok yang selalu bikin hati gue dag dig dug.

Daann.. bingo.

Gue jalan menuju meja dimana Cita berada.

"Hei, lama ya?"

Cita nengok kearah gue, dan demi kulit kerang ajaib! Tjakep!

"Ngga kok Ar, duduk. Mau pesen apa?"

"Apa aja deh terserah kamu."

Akhirnya pacar gue --atjiaahh pacar-- memanggil waiters dan memesan 2 gelas cold mochachino dan cheese cake.

Setelah pesanan dateng gue sama Cita ngobrol-ngobrol ringan, dia cerita gimana waktu dia jalan sama mantannya.

Sumpah. Ini kencan pertama gue sama dia, tapi gue merasa..

Mau racunin minuman dia. Kalau gak cakep udah gue racunin biar nyaho lu!

Untung juga gue sayang.

"ABANG SIALAN! AYO PULANG!"

Gue seperti mendengar teriakan dedemit yang biasa gangguin gue.

Tapi siapa ya?

Gue nengok dan..

"PU-LANG!"

Rista teriak pas banget depan muka gue. Shock gue.

"Apaan sih Ris! Gue og--anjing! Ssshhh panas vea! Lepas kuping gue!"

"Gak! Ayo pulang! Maaf ya mbak, kakak saya harus masuk kandang."

Cita keliatan bingung pas gue liat, tapi yang bikin gue panik bukan itu.

Suara lembut nan membuat adek gue selalu turn on terdengar begitu saja.

"Arva? Kamu ngapain disini?"

Aduh! Gue harus jawab apa sama tante Riana!

"Ini siapa lu kak?" Rista nanya gue dengan nista dan masih dengan jewer telinga gue.

"Tante Riana?" Ini Cita, mampus gue.

"Ya ampun Cita! Kamu ngapain disini?"

Cita gak langsung jawab, tapi dia nengok gue dengan tatapan mengintimidasi.

"Ar, jangan bilang tante Riana yang waktu itu kamu bonceng."

Skakmat.

"Oh jadi lu deket sama tante juga kak? Gue bilang kan kalau mau aman tuh deket om-om!"

Kamvret.

Gue gak bisa jawab, cabut nyawa gue Tuhan.

"Loh? Kamu siapanya Arva Cit? Dan kamu juga?"

Rista ngelepas jewerannya lalu menatap gue, gue yang ditatap 3 cewek cuma bisa nunduk.

"Jadi gini tante, saya adiknya dia. Walaupun saya males mengakui."

Anjing. Adek sialan.

"Dan tante, serta kak Cicit atau siapa lah. Saya selaku adik akan mengatakan dengan lembut, bahwa kakak saya ini playboy. Manusia jenis apapun dia pacarin. Jadi intinya kalian itu korban kakak saya."

Gue natap Rista memohon agar tidak membuat gue merasa terpojokan, tapi sebelum gue mau jelasin semuanya..

PLAK!

"KAMU INI! BARU JADI ANAK KULIAHAN UDAH BERANI DEKETIN SAYA SAMA PONAKAN SAYA!"

Asem. Pipi gue kena tamparan mulus dari tante Riana.

Setelah tante Riana teriak, para pelayan dateng ngampirin meja gue. Pelanggan juga banyak yang liat kearah meja gue.

Mau ditaruh dimana muke tamvan gue?!

"Maaf mas, mbak, ini tempat umum harap tenang."

"Gak bisa dong mas! Arva! Sekali lagi kamu deketin tan--"

"Elah tante juga mau saya deketin."

Tante Riana seketika salting dan Cita keliatan mau nangis. Dia mandang gue sama tante Riana bergantian, lalu berlari.

Gue mau ngejar tapi keburu..

"Eeiittss! Mau kemana lu? Pulang, bunda sama ayah mau ngomong ama lu."

"Apaan sih Ris! Gue mau ngej--"

"PULANG! Duluan ya tan."

Dengan begini gue gak bisa apa-apa.

Kisah cinta gue memang sungguh mengenaskan.

Author sialan. Sakit hati gue.

●●●●●●●●●●MATE?-SIX-●●●●●●●●●●

"Apa?!"

Gue berdiri dari duduk gue karena saking shock-nya.

Masalah gue sama cewek gue aja belum kelar, sekarang ditambah berita dari ayah sama bunda.

"Lusa kamu harus udah siap."

"Tapi yah.."

"Ayah gak nerima protesan."

Itu kalimat terakhir dari bokap sebelum ninggalin gue yang mematung, bunda cuma liatin gue, berdiri lalu ngelus kepala gue.

"Everything will be fine honey." Bunda pergi setelah berkata seperti itu.

Gue masih berdiri mematung.

Gue harus ngomong apa sama Cita?

Setelah lama mematung, gue melangkah menuju kamar gue.

Duduk dikasur kesayangan gue, ngebuka HP.

Arvaniel B

Di, gue minta maaf.

-5menitkemudian-

Dian-dra Ve

Ngapa lu?

Arvaniel B

Gak, gue gak apa-apa. Gue mau bilang sesuatu sama lu.
Gue..

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Haoooo! Del kembali.
Mungkin cerita ini semakin lama akan semakin berantakan, jadi harap maklum karena saya masih pemula.

Saran? Vote dan Komen?

Terimakasih.

Del

MATE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang