Matahari

235 11 0
                                    

Sesederhana malam menenggelamkan matahari kau meninggalkanku, namun sedalam ini luka yang kau tinggalkan.

"Bagaimana dengan kondisi saya dok?" Tanya lelaki itu. Dokter didepannya menghela napas panjang.

"Lebih baik anda berkonsultasi dengan psikiater, saya takut anda mengalami Philophobia. Anda tau kan Philophobia itu apa?" Ujar dokter tersebut. Lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya dengan lemah.

Sekelebat bayangan itu membuat Matahari Fajar, atau biasa dipanggil Fajar terperanjat. Philophobia. Itulah penyakit yang di deritanya saat ini.

Semua karena perempuan itu. Perempuan yang sanggup menjungkirbalikan hidupnya. Membuat hidupnya yang tenang, berubah menjadi kacau.

Entahlah, tapi Fajar tak pernah merasa benci padanya. Pada perempuan itu. Pada Hujan. Ia hanya kesal. Ia pun tak tahu ia kesal karena apa.

Semuanya karena dia, batin Fajar sambil mengepalkan tangannya. Kalau saja waktu itu ia tak terlambat datang. Kalau saja waktu itu ia memberitahu sahabat, 'mantan sahabat' lebih tepatnya, bahwa ia menyukai Hujan. Bahwa ia ingin memiliki Hujan, sepenuhnya.

Tak ada gunanya menyesal bukan? Sekarang Hujan milik Bintang, 'mantan sahabatnya' sendiri.

"Aku juga sayang kamu Bi." Ujar sebuah suara. Itu Hujan, batin Fajar. Seketika aura kelam dan dingin menyelimuti SMA Wicaksana sore itu.

Coment sama vote yaaak:D bhaaay:* see youuu:*

Hujan, Bintang Dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang