Waktu.

159 8 1
                                    

Kau memang tak sempurna, tapi bersamamu aku lupa akan kejamnya dunia.

"Gak kerasa ya kita udah hampir 2 bulan pacaran." Ujar Bintang sambil menggenggam tangan Hujan. Rintik-rintik hujan menambah melankolis suasana itu.

Hujan tersenyum haru.

"Tapi kenapa ya akhir-akhir ini gue ngerasa takut Jan. Gue takut kehilangan elo." Ucap Bintang terus terang. Hujan tersentak.

"Gue gak bakal kemana-mana Bi. Gue disini buat elo." Balas Hujan sambil menggenggam balik tangan Bintang.

"Gue sayang elo." Ujar Bintang.

**
Hujan merebahkan tubuhnya diatas kasur kamarnya. Ucapan Bintang terngiang terus di kepalanya. Ucapan Bintang yang mengatakan bahwa Bintang takut kehilangan Hujan.

Ponsel Hujan berbunyi, menandakan ada pesan masuk.

From: Matahari Fajar
Hei..

Hujan tersentak. Dari Fajar ternyata.

To: Matahari Fajar
Hei juga..

Ini adalah pertama kalinya Hujan berkomunikasi lagi dengan Fajar, semenjak Hujan mengaku pada Fajar. Bahwa dirinya mencintai Bintang. Bahwa, bahwa...

From: Matahari Fajar
Lg apa? Hehe

Dengan cepat Hujan mengetik balasan pada Fajar. Pikirannya menyuruh Hujan untuk tidak membalas sms dari Fajar. Tapi hatinya berkata lain.

To: Matahari Fajar
Lg diem aja wkwk. Lo lg apa Jar?

Selang beberapa detik sms masuk lagi. Fajar kayaknya nungguin sms gue deh, batin Hujan geer.

From: Matahari Fajar
Gue lg kangen sm elo*ups

Hujan tertawa melihat isi sms dari Fajar.

To: Matahari Fajar
Cie kangen cieeee

Tiba-tiba hati Hujan merindukan Fajar. Merindukan lelaki itu.

**
"Gue cuman pergi 2 minggu kok. Lo tenang aja deh Jan." Ujar Bintang sambil mengelus kepala Hujan. Hujan menggigit bibir bawahnya.

"Tapi gue bakalan kangen elo. Amrik kan jauh Bi." Balas Hujan. Setetes air mata jatuh di pipinya. Dengan sigap Bintang menghapus air mata itu.

"Gue juga kan disana pertukaran pelajar. Gue janji gak bakal selingkuh kok." Ucap Bintang sambil terkekeh. Hujan menonjok bahu Bintang dengan keras. Bintang mengaduh kesakitan.

"Sono aja lo selingkuh gue gak peduli. Sonoooo..." Usir Hujan sambil cemberut. Bintang tersenyum kemudian menarik Hujan pada pelukannya.

"Gue janji gue bakal baik-baik aja disana. Gue bakal sering-sering kabarin elo. Oke? Jangan galau mulu ah jelek tau!" Bisik Bintang pada Hujan. Hujan seperti ingin tertidur pada pelukan Bintang, pelukannya begitu menghangatkan dan nyaman.

"Yaudah, tapi lo janji ya Bi." Ujar Hujan sambil melepaskan pelukan Bintang kemudian mengacungkan kelingkingnya. Bintang menautkan kelingkingnya pada kelingking Hujan.

Suara dari pengeras suara mengharuskan Bintang bersiap-siap masuk ke ruang tunggu pesawat. Dengan cepat ia mencium kening Hujan.

"I'll miss you Jan!"

****

Diriku ini sedang tak ada inspirasi. Jadi maapkan ya bila cerita yang ini abal-abal:( jangan lupa vote sama comment yaaa loveyouuu:*

Hujan, Bintang Dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang