Semua orang pasti kan mencibirku, kalau mereka tahu bahwa aku benci durian. Kurasa kalian harus tahu alasannya. Aku tak hanya benci durian. Aku takut durian.
Tiga bulan yang lalu Ayahku meninggal. Kakinya terluka akibat cangkul berkarat saat menanam pohon durian. Luka itu menjalar dan berakhir menjadi infeksi mematikan.
Tak lama setelah itu, Kakakku meninggal. Ia tergelincir di dapur. Kepalanya pas membentur durian. Mukanya hancur, bola matanya tembus tertusuk kulit durian.
Lalu Ibuku, dan bayi yang ada di dalam kandungnya. Meninggal tersedak biji durian. Aku bahkan tak tahu, adikku itu lelaki atau perempuan.
Sekarang kalian mengerti kan? Kenapa aku takut durian? Aku tidak mengada-ada atau mengarang cerita.
***
"Ayolah, temani aku minum sup durian," Mahendra terus memohon agar aku mau ikut dengannya.
Mahendra itu tunanganku. Ia bilang, kematian keluargaku tak ada hubungannya dengan durian. Semua itu hanya kebetulan.
"Tak bisakah kita pergi ke cafe lain," pintaku sedikit memelas.
"Kali ini saja, kalau sampai terjadi apa-apa. Aku bersumpah, seumur hidup akan menjauhi durian. Demi kamu," balas Mahendra meyakinkan.
***
Mahendra menyantap dengan lahap sup durian yang Ia pesan, "Minumlah Dilla, jangan takut. Tak mungkin aku tega meracunimu."
Seketika aku mendengar bunyi ledakan dari dalam ruangan, dan semua menghitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Short Story
HorrorBisakah kau menuliskan cerita horor hanya dengan 200 kata? Well, gue bisa. Rencananya, ini akan terdiri dari 27 cerita horor pendek dengan maksimal 200 kata per-chapter. Buat yang punya ide untuk tema berikutnya, silahkan Vomment atau kirimkan pesan...