PART 1

27 4 3
                                    

Rumah keluarga Kachikawa terletak di kompleks di tengah kota. Ya, letaknya yang cukup strategis membuat kami tidak cukup sulit untuk kemana-mana. Melihat kompleks ini, membuat Rasyel sedikit tersenyum. Bagaimana tidak? Komplek rumah yang selama ini hanya bisa ia lihat di serial Doraemon, Detektif Conan, atau bahkan serial dorama jepang Shiritsu Bakaleya Koukou, kini terpampang di depan matanya.

***
"Rasyel... Bangun nak, mari, sarapan dulu..."

Suara Bunda. Rasyel rinduuu sekali dengan suara itu. Suara itu membuat Rasyel bangkit dari tempat tidurnya walau tubuhnya masih lelah. Ia melirik jam. Haa, pukul 07.00

"Ohayou..." sapa Kachikawa-san dari arah meja makan.

"Ohayou..." Rasyel balik menyapa. Kemudian mengambil tempat duduk di meja makan. Ada 4 kursi disitu. Rasyel duduk di sebelah kanan, disamping ibunya yang duduk berhadapan dengan Kachikawa-san.

"Apa masih ada yang belum bangun Bunda?" tanya Rasyel.

"Ahh! Bunda lupa. Kursi itu milik Fuma, ia berkata akan pulang dari menginap semalam. Pada kenyataannya, dia belum pulang sampai pagi ini." jelas Bunda.

Fuma?

"Dia anakku dari pernikahan terdahulu." jelas Kachikawa-san yang diikuti dengan anggukan Rasyel.

Pagi itu, sarapan dirumah keluarga Kachikawa nampak formal. Yah, Rasyel jelas nampak malu-malu untuk berbicara. Walau sebenarnya banyak yang ingin ia ceritakan pada Bundanya.

"Rasyel, sebelumnya ada yang ingin kami bicarakan. Tapi nanti saja, setelah kita menikmati sarapan lezat yang dimasak oleh Okaa-san."

Rasyel tersenyum. Ya, ia memang tidak ingin diganggu saat makan masakan ibunya yang paling ia suka. Apalagi kalau bukan nasi goreng seafood bertabur nori kering.

***

Selepas sarapan, keluarga Kachikawa berkumpul di ruang keluarga. Ya, musim dingin seperti ini memang paling enak dipakai untuk berkumpul bersama, sekaligus menghangatkan badan di dalam kotatsu'. Ditambah, hari ini sudah memasuki libur natal dan tahun baru.

"Rasyel, ada yang ingin Bunda dan Kachikawa-san katakan." Bunda memulai percakapan.

Rasyel memperbaiki posisi duduk yang semula menghadap tv. Kini, ia berhadapan tepat dengan Bunda dan suaminya. Ya, Rasyel masih sungkan memangil Kachikawa-san dengan sebutan "ottou-san".

Kachikawa-san mengangkat cangkir kopinya. " Rasher, mulai saat ini, kamu akan tinggal bersama kami. Sekoah bersama Fuma-kun, dan menjalani hidup layaknya remaja wanita jepang lainnya. Tentu akan berbeda karena kultur Jepang dan Indonesia sangat berbeda. Apa kamu siap?"

Rasyel mendengarkan penuturan ayah tirinya dengan seksama. Rasyel mengerti, terlebih ayahnya mengucapkan kalimat itu dalam bahasa Indonesia. Walau sedikit aneh karena logat jepang yang tidak bisa mengucapkan huruf "L" dan berubah menjadi huruf "R"

"Siap" ucap Rasyel, singkat. Karena baginya, yang terpenting adalah tinggal bersama Bunda.

"Kalau begitu, ada berbagai perubahan yang harus kamu jalani." kini, ganti Bunda yang berbicara. "Namamu akan berubah, kau tidak akan dipanggil Rasyel, tapi Ratsu. Lengkapnya Ratsu Anastasya Kachikawa. Atau cukup Kachikawa Ratsu. Agar orang-orang tahu kau putri keluarga Kachikawa. Dan mulai sekarang, jangan panggil Kachikawa-kun dengan sebutan 'paman' panggil ia dengan sebutan " ottou-san."

"Keren juga." Decak Rasyel dalam hati. Namanya akan jadi nama Jepang dengan marga Kachikawa di belakangnya.

"Yang kedua, setelah liburan usai, kau akan mulai bersekolah. Melihat bahasa jepangmu sudah mencapai tingkatan N3, maka Bunda dan Ayah sepakat untuk memasukan kamu di sekolah yang sama dengan Fuma-kun." jelas Bunda lagi.

Ratsu a.k.a Rasyel sedikit terlonjak mendengar ucapan Bunda. Baginya, ucapan Bunda barusan hanya bualan belaka

"Bunda enggak salah nih? Apa enggak terlalu cepat? Belum sebulan aku sudah masuk sekolah lagi?"

Ayah menggeleng. "Ayah yakin, Ra-chan pasti bisa mengikuti pelajaran. Ra-chan saja bisa mengikuti ujian N3. Itu susah lho, bagi anak seumuran kamu."

Ratsu, jujur saja, sedikit tersanjung dengan pujian ayah tirinya. Tapi ia masih sedikit ragu dengan keputusan orang tuanya. Ini dirasa terlalu terburu-buru.

"Tapi Yah, Bun, disini Ratsu belum memiliki teman, apa lagi teman satu sekolah. Masa' sepanjang hari disekolah Ratsu cuma bengong aja, bingung berteman??" Ratsu merajuk.

"Tidak, Ratsu enggak sendirian kok. Bunda jamin, Ratsu pasti senang bersekolah di sekolah baru nanti" senyum Bunda penuh arti.

Ratsu hanya bisa mengangguk. Mau bagaimana lagi, ini sudah keputusan keluarga.

***
A/N

Haii, maaf ya kalau bagi kalian ini ga asik. Tapi please, ikutin perkembangan ke depan. Saya yakin, kalian pasti semakin engga mau baca #ditabokreaders. Ini cerita pertamaku. Vomment jgn lupa yaaa.

By the way, yang ada di media itu adalah Ratsu. Cakep kan? Kayak akuu #abaikan #ditabok readers

#yoroshikuonegaisimasu

#typoeverywhere

Ra-ChanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang