DEMI APA?!?!

3K 199 6
                                    

PERINGATAN
Vote sebelum membaca, biar gak jadi ghostie readers :p

Happy reading~~

•••••••••••

Author PoV~

Pagi ini, tepat hari jum'at. Hari yang paling Diandra sukai karena merupakan hari sekolah tersingkat dihidupnya --maybe--.

Diandra baru saja sampai di sekolah. Di depan gerbang terlihat mobil Aldi yang dikendarai supirnya. Diandra merasa ia ingin sekali cepat-cepat masuk ke dalam sekolah supaya tidak bertemu --- bukan. Bukan bertemu. Tapi supaya tidak melihat Aldi.

Bicara soal Diandra yang tidak ingin bertemu Aldi, itu ada alasannya.

Kemarin Diandra dan Dina --orang yg menyukai Aldi juga-- diledeki habis-habisan karena Aldi ke kelas 8F dan memanggil Caca, tetapi bukan hanya itu. Aldi juga menatap ke arah Diandra dan Dina yang kebetulan memang duduk bersampingan.

Entah mengapa Diandra ikut disangkut-paut kan, padahal yang mereka --Fani and the geng-- tau hanya Dina yang menyukai Aldi. Sedangkan mereka mengetahui Diandra tidak lagi menyukai Aldi.

Oke abaikan curhatan Diandra tentang alasan ia tidak ingin melihat Aldi

-----------
Diandra PoV~

"Diandra!"teriak Aldi. Dia manggil gue? Demi apa? Dan kenapa? Demi menghargai dia --walaupun gue gak pernah dihargai dia--, gue menoleh

"Ehmm.. Itu, gimana ya ngomongnya?" tanya Aldi dengan dirinya sendiri. Gue kebingungan, asli deh jantung gue marathon. Selama satu tahun ini dia gak pernah loh sebut nama gue.

"Kenapa?" Gugup. Gemetar. 2G deh gue pokoknya pas natap mata dia. Antara senang dan sedih.

"Guee... Mau ngomong"

"Ngomong aja sih astaga. Bentar lagi bel masuk nih. Cepetan" gue greget sama dia. Ngomong aja kenapa mesti izin?

"Gue s--"

Byurr

-----------
Author PoV~

Byurr

"Bangun dek, udah jam 6. Kamu gak sekolah?"tanya mama Rere, ibu dari Diandra. Mama Rere bukan menyiram Diandra, namun hanya menyemburkan percikan air saja.

"Eh, iya ma. Makasih ya udah bangunin" ucap Diandra pada mamanya.

"Yaudah, mama tunggu ya. Kamu cepetan bangun biar bisa sarapan" balas mama Rere disertai senyum bidadarinya. Diandra pun membalas senyuman ibunda tercintanya itu.

"Ternyata cuma mimpi. B*go lo Di. Kenapa ibaratnya berharap gitu? Arghh"

-----------

Di sekolah, 09.10 wib

Bel jam istirahat sudah 5 menit lalu berbunyi. Kini Diandra, Bella, Kina dan Ein berkumpul di taman sekolah.

"Gue mimpi buruk" ucap Diandra saat ketiga sahabatnya itu tertawa karena ucapan Kina yang menurut mereka lucu.

Dan setelah mendengar ucapan Diandra, ketiganya diam. Lalu menatap Diandra serius.

"Kenapa? Lo mimpi apa? Mimpi ketemu Ghavinda?"

"Atau ketemu Revan?"

"Atau lo mimpi ketemu--"

"Aldi" potong Diandra. Bukannya tidak sopan atau tidak diajarkan sopan santun ketika teman berbicara, namun jika tidak dipotong pasti sahabatnya itu tidak berhenti bertanya padahal Diandra belum berucap apapun.

Tapi kalian harus tau bahwa Ghavinda dan Revan adalah 2 lelaki yang mempunyai tampang dan sikap idiot, namun pintar di bidang study MTK. Bahkan terkadang banyak yang meledeki mereka berdua.

"WHAT?!?! DEMI APA?!" Bella, Ein dan Kina berteriak. Orang-orang yang melewati mereka kaget. Bahkan ada yang tabrakan. Haha.

Diandra menutup mukanya. Sedikit malu karena sahabatnya berteriak seperti melihat kuntilanak dan pocong pacaran.

"Gue terlalu berharap kan? Gue terlalu memikirkan dia. Sampai gue lupa kalau sebenarnya ada yang lebih penting untuk dipikirkan. Hah" Diandra menghela nafas panjang. Lelah dengan hatinya yang terlalu banyak berharap kepada orang yang sama sekali tak peduli padanya. Aldi.

"Please, bantu gue" ucap Diandra memohon.

"Gabisa!"
"Bisa!"

Kata-kata itu terucap bersamaan. Kina berkata tidak bisa dan Bella berkata bisa

"Loh? Kok gak bisa sih?! Bisa dong! Apaan banget lo sebagai sahabat harusnya dukung sahabatnya dong" ucap Bella terbawa emosi. Namun bukan emosi karena perkataan Kina, emosi karena Diandra menyangka bahwa ia terlalu berharap kepada Aldi. Padahal kan Diandra tidak terlalu berharap jika Aldi bersikap biasa saja.

"Gak bisa dong. Yang suka sama Aldi kan Diandra, kita harusnya dukung Diandra supaya bisa deket sama Aldi biar hatinya senang, bukan malah menjauhkan Diandra sama Aldi." ucap Kina dengan nada santainya.

"Bentar. Menurut gue, disini bukan salah Bella yang pengen bantu Diandra, bukan salah Kina yang gak pengen Diandra move on, tapi ini salah Aldi"

"Kok?"

"Ya kalian pikir aja. Selama ini sikap Aldi ke Diandra gimana? Dingin kan?. Terus selama ini apa Aldi pernah deket sama Diandra walau hanya sekedar teman? Nggak kan? Ini bukan salah Diandra kalau menurut gue. Ini salah Aldi karena ibaratnya dia php in Diandra" ucap Ein

"Gak. Jangan salah sangka! Aldi gak php, Aldi gak sejahat itu anjir. Aldi baik kok, tapi gue yang emang berharap gitu. Jangan salahin dia, emang gue yang salah. Kalian mah kalau nggak mau bantu juga gak apa-apa, gue bisa sendiri wlee" Diandra meledek sahabatnya itu dengan menjulurkan lidahnya.

-----------
Diandra PoV~

Jujur, gue merasa bahagia karena ketiga sahabat gue itu mengerti perasaan gue. Sebenarnya gak setuju gitu sih sama ucapannya Kina. Kalau sampai dia deketin gue sama Aldi, biaa-bisa sport jantung kan gue, atau parahnya gue langsung struk. Haha galucu parah.

Tapi, gue lebih gak setuju sama ucapannya Ein. Bukan Aldi kok yang salah, serius deh. Emang gue nya aja yang salah karena sering pikirin Aldi juga mengkhayal gue deket sama Aldi. Hehe malu gue bilangnya.

"Yaudah, gue bantu lo. Tapi sebelumnya lo ikutin dulu cara gue" kata Bella menatap tajam gue. Gue mengangguk ragu.

•••••••••••
Voment guys!! Thank you so much. Maaf typo dan pendek, lagi males ngetik h3h3 -,-

Stupid Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang