Hurt

2.9K 161 0
                                        

Vote sebelum membaca, terimakasih..

Happy reading~~

••••••••••••

Author PoV~

Sabtu, 09.25 wib

"Sekarang, lo ikutin cara gue yuk!"ajak Bella kepada Diandra.

"Jangan aneh aneh dong Bell.. Lo mah gak asik" omel Diandra. Dari tatapan Bella saja ia sudah tau kalau Bella pasti merencanakan sesuatu yang gila.

"Udah deh, nggak yang aneh-aneh kok! Tenang aja" ucap Bella, sedangkan Diandra ragu.

Hari ini hari bebas. Mau datang atau nggak, terserah. Mau jalan kepalanya dibawah kakinya diatas, mau bersihin wc, mau koprol sambil bilang wow juga boleh.

Ein dan Kina tidak datang dengan alasan yang berbeda. Kina izin karena ia menjenguk neneknya yang sedang sakit di Surabaya, sedangkan Ein sakit. Tumben sekali anak itu sakit.

Di taman sekolah dekat kelas Bella, Diandra dan Aldi.

Bella dan diandra sedang berbisik bisik ria tentang cara yang Bella buat.

"Bell, sebelum lo suruh gue melakukan cara lo itu, gue mau tanya. Lo niat bantu gue move on apa niat bantu gue makin berharap sama Aldi sih?"

"Lo bakal tau jawabannya nanti, setelah lo ikutin cara gue" ucap Bella dan tersenyum licik kearah Aldi. Apa maksud Bella ini?!

Setelah itu, Diandra menjalankan apa yang Bella katakan.

"Bell, dia gak respon" ucap Diandra kecil.

"Lanjut terus Di!" ucap Bella tanpa melihat Diandra. Ia asik membaca novel yang baru saja dibelinya.

"Ya dia nya nggak respon Bell!" protes Diandra.

"Lanjut atau gue gak mau kenal sama lo selama seminggu?" ancam Bella. Diandra mendesah pasrah. Lama-lama ia bisa mempermalukan dirinya sendiri.

-----------
Diandra PoV~

Senin, 09.00 wib

"Woi, kalian tau gak?--"
"Gak"
"Belum selesai cuk" ucap gue kesal. Bel istirahat baru aja bunyi, rencananya gue pengen curhat ke Ein dan Kina tentang caranya Bella kemarin. Tapi belum selesai ngomong, mereka udah potong duluan.

"Lanjut" ucap Bella. Kayaknya dia keasikan baca cerita di novelnya yang kemarin --mungkin belum selesai--, sampai langsung suruh gue lanjut supaya gue gak berantem sama Kina dan Ein. Maklum lah kita itu suka berantem karena hal kecil.

-- Bahkan menurut gue, berantem itu bukan suatu masalah. Tapi berantem itu (suatu hal dari yang kecil sampai besar) yang buat kita makin akrab dan mengerti satu sama lain --

"Kin, Ein, masa sih kemarin Bella suruh gue tatap Aldi terus. Kan gue malu. Udah gitu temennya pada liatin gue, sedangkan dia cuek" curhat gue, Kina dan Ein yang tadinya mainin HP langsung menoleh kearah gue dan natap gue kayak vampire liat darah suci -,-

"Terus kan, pas temen-temennya Aldi udah nggak liat gue lagi, dia noleh ke gue sebentar, sekitaran setengah detik. Abis itu dia asik sama temennya" lanjut gue.

"What the hell"

"Lo ngomong gitu, tau artinya?"

"Nggak"

Tak.

Satu jitakan dari Ein mulus mendarat di kepala Kina.

"Terus gimana?" tanya Kina.

"Gimana apanya?" tanya gue balik, lagian gue nggak ngerti.

Tak.

Satu jitakan dari Kina mulus juga mendarat di kepala gue. Kayaknya balas dendam deh! Gue pengen iseng ke Bella jitak kepalanya juga, tapi liat dia yang serius baca novel dan waktu yang gak tepat, membuat gue mengurungkan niat gue.

"How your feeling? Happy or Hurt?" sok bahasa inggris segala nih bocah Jawa.

"Hurt" jawab gue singkat. Emang sakit sih, tapi ya gimana lagi? Otak gue dikasih racun kali ya sama Aldi sampai gue gabisa untuk lupa sama dia sehari aja.

"Itu tandanya lo harus move on" ucap Ein yang masih fokus ke HP nya.

Emang, kalau lagi sekolah gini gue gak bawa HP, males. Tapi harus terima efeknya, yaitu dikacangin.

Tuph

Gue liat Bella nutup novel tebalnya itu. Terus dia bilang

"Kalau emang gak suka sama cara gue, bilang langsung Di! Gue cuma pengen liat aja gimana cara Aldi liat lo, gak lebih. Dan kalaupun lo mau move on, terserah lo. Lagian setelah gue pikir pikir, bener juga kata Kina kalau emang kita gak berhak buat suruh lo move on atau tetap bertahan."

Gue kasih kesimpulan kalau Bella marah ke gue. Fix dia salah paham gitu?

"Bukan gitu Bell"

"Terus gimana?"

"Gue gatau" jawab gue kecil.

Sumpah deh gue gatau lagi gimana caranya buat unlike dia.

Gue tarik napas dalam-dalam, lalu gue yakini ke diri gue sendiri kalau gue harus bisa pendam segala rasa gue ke dia.

Gue gak mau karena dia, gue dan sahabat sahabat gue salah paham kayak tadi.

Gue mencoba mulai dari membenci dia.

Setelah itu, gue happy.

Semoga.

•••••••••••
Vote & comment, maaf jika ada kesalahan tulisan ataupun kata kata yang sulit dimengerti. Cerita ini dibuat dengan bahasa / gaya bicara sendiri, bukan bahasa indonesia yang baku. Terimakasih sudah vote, karena 1 vote sangat berharga bagi saya. Hanya pencet tanda bintang, lalu tinggalkan-,-

Stupid Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang