Mission Complete

6K 147 5
                                    

Happy reading!!!!~~

•••••••••••

Author PoV~

07.24 wib

Setelah hari, minggu dan bulan berlalu, kini Diandra sudah mulai melupakan Aldi. Bukan, bukan melupakan. Sudah -mencoba- melupakan Aldi.

Dan selama waktu itu berlalu, Aldi juga sudah menunjukkan rasa bodo amat nya dengan Diandra.

Sudah kelas sembilan, itu artinya Diandra harus belajar lebih giat dan tak perlu memikirkan cara move on lagi.

Ia bertekad untuk membahagiakan orang tuanya terlebih dahulu, barulah setelah itu ia bebas mencintai siapapun / apapun dengan syarat --dari orangtuanya-- tidak dengan hal yang bersifat negatif.

Diandra mengerti walau bagaimanapun dan sekeras apapun ia mencari cara untuk move on, itu malah menambah pikirannya dengan hal yang berbau Aldi.

Toh kalau giat belajar dan membahagiakan orangtua bisa berefek samping yang bagus, contohnya akan mendapat pahala dan bisa melupakan Aldi dengan sendirinya, pikir Diandra.

-----------

Diandra PoV~

Tanpa perlu pikir panjang, gue menyibukkan diri dengan belajar dan belajar.

Kalau orang umum belajar dengan membaca buku, gue bisa belajar apapun yang berhubungan dengan masa depan ataupun hobi gue.

Hobi gue? Seni. Gue bisa belajar kaligrafi atau gue bisa searching tentang SMA dan Kuliah yang ada hubungannya dengan seni.

Sekarang gue juga mulai biasa aja sama Aldi. Seperti kalau gue ketemu dia, gue biasa aja nggak ngehindar kayak dulu lagi.

Dan tentang sosmed nya, gue nge-follow dia instagram dan invite dia di BBM. Untuk path dan line, gue males.

Kenapa? Karena gue gak mau dibilang berharap lagi sama dia.

Tapi kalau dulu gue ucapin happy birthday ke dia, untuk sekarang nggak.

Kalau dulu gue kepo tentang dia, sekarang nggak.

Emang bener, kalau emang ada niat pasti lancar-lancar aja. Buktinya gue niat banget bahagiain orangtua gue, dan akhirnya gue lupa kan sama Aldi?.

Sekarang, nggak ada yang bisa bilang gue stupid girl lagi karena berharap sama dia.

Yeah, gue bisa dikatakan berhasil, right?

Mengingat tentang move on, gue jadi senyum-senyum sendiri gara-gara ke-tiga sahabat gue ngucapin selamat --atau malah mengejek--

"Yes, akhirnya Diandra yang dari dulu suka sama doi berhasil move on, walaupun gue ragu hahaha"-Eina

"Akhirnya, setelah berabad abad gue nunggu, lo bisa move on juga. Berarti sekarang gue bisa dong godain lo sama Aldi? Lo kan udah move on, artinya nggak ada rasa lagi kan?"-Bella

"Etjieee udah mupon! Pm (pajak move on) nya mana????"-Kina

Lucu nggak sih punya sahabat kayak mereka? Gue bilang sih lucu. Soalnya semenjak gue dekat sama mereka, gue ngerasa happy aja gitu, gatau kenapa.

Gue bahagia walaupun kadang mereka ngeselinnya pake TOP campur BANGET.

Sama mereka, gue ngerti sahabat itu apa. Yang susah senangnya bareng.

Seperti waktu mau ujian semester gue sakit, gue suruh mereka buat ngejauh karena gue gak mau buat orang lain sakit juga. Tapi tanggapan mereka?

"Nggak apa-apa, lo sakit kita juga sakit. Lo sembuh kita juga sembuh. Lo gak ikut ujian kita juga"

Gimana gak terharu coba? Bayangin aja lo punya sahabat gitu.

Dan seperti waktu mereka mau kerumah gue yang jaraknya kurang lebih 6 km dari sekolah, kita nggak ada kendaraan buat kerumah. Jadi kita jalan bareng-bareng. Emang ada yang ngeluh, tapi sampai dirumah gue mereka malah happy.

Eh kok gue malah cerita tentang sahabat gue sih?

Oke, intinya sekarang gue tau kalau bahagia itu emang sederhana. Nggak perlu mewah.

•••••••••••
T A M A T

Thankyou guys udah pada ngevote dan baca. Follow aku ya kalau mau baca cerita baruku yang -mungkin- lebih seru daripada cerita ini. Maklum masih belajar buat cerita.

Stupid Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang