Immortality

663 68 1
                                    

(Hyerin's P.O.V)

"Kau sudah makan ?"tanya Jaebum sebelum kami memulai perjalanan kami. Aku mengangguk.

"Aku tidak akan menyalakan portalnya."ucap Marisol.

"Apa ? Kukira aku salah dengar, kau bilang apa barusan ?"tanya Jaebum, mencoba membersihkan telinganya.

"Kau tidak salah dengar, Jaebum. Aku memang takkan menyalakan portalnya."kata Marisol.

"Lalu bagaimana kami pergi ke Immortality ?"tanya Mark.

"Pertanyaan bagus. Ingat yang kuajarkan kemarin ? Cara yang sama."jelas Marisol.

Aku menelan ludah. Aku tak yakin aku dapat melakukan ini. Namun aku tetap mencoba. Aku memutarkan kedua tanganku, menyeimbangkan keduanya sembari terus memutar, sehingga cahaya biru itu muncul kembali, namun lebih besar. Mark melakukannya juga lalu menyatukannya dengan milikku. Aku dapat melihat Jaebum yang mundur sedikit, mungkin karena ia tak percaya apa yang baru saja ia lihat.

"Sekarang, lepaskan."ujar Marisol.

Aku dan Mark melepaskannya dan entah mengapa itu tetap berada dan membesar.

"Dan inilah portal pertama kalian."kata Marisol.

Aku dan Mark tersenyum bangga. Jaebum menghiraukannya dan langsung masuk melewati portal. Mark selanjutnya dan aku terakhir. Dan begitu aku melewati portal, aku tak percaya apa yang baru saja kulihat.

***
(Mark's P.O.V)

Kami melewati portal itu, dan hal pertama yang kami lihat adalah tanah yang tandus.

"Apa yang terjadi disini ?"gumam Jaebum. Aku mengendikkan bahuku. Aku menoleh ke arah Hyerin yang tampak ketakutan namun kemudian ia berubah. Ia berjongkok, lalu mengulurkan tangannya. Aku mengernyitkan dahi. Apa yang dilakukannya ? Namun, seperti keajaiban, tanah tandus itu perlahan berubah. Tanah tandus itu berubah menjadi lapangan hijau yang segar dan penuh berbagai macam bunga. Bagaimana ia melakukannya ? Aku menghampirinya. Matanya tertutup, seolah menikmatinya, namun di satu sisi aku merasakan kepenatannya. Aku menyuruhnya untuk berhenti karena ini sudah cukup, namun ia langsung pingsan di tanganku.

"Jaebum ! Disini !"seruku. Jaebum menghampiriku.

"Ada apa ?"tanyanya. Ia melihat Hyerin yang terbaring tak sadarkan diri dan membantuku membawanya.

"Biarkan saja dia, kita tunggu sampai dia siuman, lalu kita meneruskan perjalanan."kata Jaebum setelah membawanya ke tempat yang aman. Aku mengangguk lalu menatap Hyerin. Apa yang terjadi padanya ?

***
(Mark's P.O.V)

"Mark ? Mark ! Maark ! Aku disini ! Tolong !"

Aku menoleh.

"Hyerin ?"

Sosok Hyerin, dengan tangannya terantai rantai putih, dan pembatas diantara kami hanyalah dinding tak kasat mata. Aku melihat sekeliling dan hanya warna putih yang terlihat.

"Apa yang terjadi padamu ?"tanyaku.

"Aku tidak tahu, aku bahkan tidak tahu bagaimana aku dapat menerbangkan lampu meja kemarin, dan bagaimana aku menghijaukan tanah tandus itu. Seperti sesuatu merasukiku."kata Hyerin.

"Dan setiap aku melakukan itu, aku berada disini, terantai seperti ini."lanjut Hyerin.

"Bagaimana aku dapat membantumu ?"tanyaku.

"Mark. Aku ingat semuanya. Tentang kita. Begitu aku berada disini, ingatan itu seperti baru saja terjadi. Berusahalah mengingat Mark. Dengan begitu kau bisa membantuku. Itu satu - satunya cara."kata Hyerin.

"Mengingat ?"gumamku.

"Waktuku mulai habis Mark. Aku harus kembali. Tolong aku, Mark. Aku tahu kau dapat melakukannya."

Perlahan, sosok Hyerin menghilang.

"Tunggu !"seruku.

Namun terlambat. Ia telah hilang. Tetapi, tunggu. Cahaya menyilaukan menyinaru wajahku. Apa itu ?

***
(Mark's P.O.V)

Aku terbangun dengan keringat yang bercucuran di wajahku. Aku segera membangunkan Jaebum.

"Jaebum, aku tahu apa yang harus kita lakukan. Kita harus bergerak, sekarang juga."

Dream (GOT7 A.U) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang