Part 1

2.1K 128 7
                                    

ShinHye-rella...
Nama asliku Park Shin Hye. Anak dari seorang pengusaha konglomerat di Korea.
Banyak orang-orang terdekatku mengolok-olokku dengan memanggilku ShinHye-rella. Bukan karena hidupku seperti cinderella. Yang menderita karena hidup dengan ibu tiri dan kedua saudara tirinya. Bukan pula karena aku miskin, dan bertemu pangeran lalu menjadi puteri.

Hidupku sangatlah sempurna. Menjadi anak tunggal dari sebuah keluarga harmonis. Mempunyai Ayah dan Ibu yang sangat mencintaiku. Ayahku mempunyai kekayaan yang luar biasa, Yang tidak dapat dihitung dengan jari. Dan Ibuku adalah seorang Ibu rumah tangga yang sangaat sangaaat mencintai keluarganya. Awalnya Ibuku seorang desaigner ternama. Tapi setelah aku lahir, Ibu meninggalkan profesinya untuk menjaga dan membesarkanku dengan tangannya sendiri tanpa bantuan pengasuh. Hebat bukan!

ShinHye-rella...
Panggilan ini berawal dari Ayah dan Ibuku. Mereka selalu saja memanggilku dengan sebutan ShinHye-rella sedari aku kecil. Mungkin ini merupakan panggilan sayang mereka untukku.

Saat aku kecil, aku selalu bertanya mengapa Ayah dan Ibu selalu memanggilku ShinHye-rella. Jawaban mereka selalu sama, "Karena kami ingin kamu secantik dan sebaik Cinderella". Entah alasan macam apa itu. Yang menurutku tidak masuk akal. Aku memang cantik dan baik, apa semua wanita yang cantik dan baik akan disebut seperti Cinderella?

Dari segi fisik aku mungkin lebih cantik dari cinderella. Percaya diri? Harus! Dari segi sifat? Aku baik hati, sopan, lembut, ramah, rendah hati, pokoknya segala sifat angel white aku miliki... didepan kedua orangtuaku. Ya, hanya didepan kedua orangtuaku, keluargaku, dan didalam rumahku.

Diluar rumah??????

"ShinHye-rella... uri ShinHye-rella... ." Suara lembut seseorang tengah memanggil-manggil namaku sambil sesekali mengetuk pintu kamarku. Kamar yang begitu besar dengan dekorasi bergaya seperti kamar seorang princess.

Tok tok tok!
"ShinHye-rella... apa kau tidak pergi kesekolah?" Tak henti-hentinya orang yang didepan pintu kamarku memanggil-mangil namaku sambil mengetuk pintu. Siapa lagi kalau bukan Ibuku, permaisuri dari rumah mewah keluarga Park.

Aku menggeliatkan tubuhku diatas kasur dan mengerjap-ngerjapkan mataku. Berusaha mengembalikan nyawaku seutuhnya yang semalaman entah pergi kemana disaat ragaku tertidur lelap.

"Iya bu... ." Sahutku dari dalam kamar untuk membuatnya berhenti memanggilku dengan nama kesayangannya untukku dan mengetuk pintu kamarku.

Beberapa saat setelah mendapat jawaban dariku, tidak ada lagi suaranya. Mungkin ibu sudah pergi dari depan pintu kamarku.

Aku melirik jam kecil yang berada diatas nakas, kulihat waktu masih menunjukan pukul 06.30 KST. Aku masih memiliki waktu sekitar 45 menit untuk bersiap-siap. Karena aku biasa berangkat kesekolah sekitar pukul 07.15 KST, tepat 15 menit sebelum bel tanda masuk kelas.

Aku mengarahkan salah satu tanganku untuk meraba sekitar ranjangku. Aku mencari benda kecil berbentuk pipih namun sangat berguna dan canggih didunia modern ini. Setelah aku mendapatkan benda yang aku cari, aku menatapnya dan menggeser layar pembuka kuncinya. Kulihat ada satu pesan masuk disana.

From : MinHyukie

ShinHye-rella, segera bangun dan bersiap-siap. Seperti biasa kami akan menunggumu. Jadi jangan sampai telat.

Aku memutar bola mataku jengah. Merasa kesal mendapat panggilan ShinHye-rella dari salah satu sahabatku dipesan itu.

Aku mulai mengetik huruf-huruf untuk membalas pesan itu

To : MinHyukie

Apa kau bosan hidup?

Aku sudah bilang bukan, hanya kedua orangtuaku yang boleh memanggilku nama ShinHye-rella. Itupun karena terpaksa. Mungkin dulu aku sangat menyukai panggilan itu. Dulu... saat aku kecil. Sekarang aku sudah besar dan usiaku hampir menginjak 18 tahun.

Shinhye-rellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang