Part 5

764 94 6
                                    

***
"ShinHye-rella... ShinHye-rella... ShinHye-rella... ShinHye-rella... ." Disuatu ruangan terdengar seorang pria tengah asyik menggumamkan nama panggilan kesayangan kedua orangtua ShinHye. Lengkungan dibibirnya terpatri setia disetiap ia menyebut nama 'ShinHye-rella'.

"Shin-Hye-rella." Sesekali ia mengeja-eja nama itu.

Tubuhnya terbaring nyaman diatas kasur berukuran king Sizenya. Wajahnya berbinar menatap langit-langit ruangan yang cat dindingnya didominasi dengan warna soft blue.

Ia membalikkan tubuhnya keposisi tengkurap dengan tangan yang bertumpu diatas bantal yang mengganjal didada bidangnya.

Pria itu adalah YongHwa. Sejak kepulangannya dari rumah ShinHye, YongHwa terus saja menggumamkan nama 'ShinHye-rella' dengan mata berbinar-binar dan senyum bahagianya.

"Kenapa aku seperti ini? Aku seperti tersihir oleh pesona gadis menyebalkan itu. Pesona yang tidak pernah aku lihat sebelumnya." YongHwa berbicara, tersenyum malu menertawakan diri sendiri.

"Aku masih merasa heran. Mengapa sikap dan sifat ShinHye didalam dan diluar rumah sangat berbanding terbalik?" Tanya YongHwa lagi masih pada diri sendiri. Mau bertanya pada siapa lagi. Didalam kamarnya, hanya ada YongHwa sendiri.

"Disekolah dia bersikap dingin, kasar, dan ketus. Tapi dirumahnya dia menjadi gadis dengan sejuta pesona, bersifat lembut, ramah dan hangat. Diluar ShinHye adalah pembalap liar yang cukup disegani. Sedangkan dirumahnya, ShinHye adalah anak penurut dan manja pada orangtuanya. Apa yang salah dengan gadis itu? Apa dia mempunyai kepribadian ganda? Dan kelebihan yang lainnya adalah,dia sangat pandai memasak. Tidak akan ada yang menyangka bukan. ShinHyerella... ." YongHwa menerawang meningat kegiatan ShinHye memasak bersama Ibunya. Sesekali YongHwa tersenyum senang saat memikirkan ShinHye.

YongHwa meletakkan salah satu telapak tangan didadanya. Merasakan degupan jantung yang semakin lama semakin berdegup kencang disetiap kali ia memikirkan dan menyebut nama ShinHye-rella.

Bibirnya menyunggingkan senyuman penuh arti. Yang hanya ia ketahui sendiri apa arti senyumannya itu.

***
Keesokan harinya di Seoul International School.

ShinHye, JungShin, MinHyuk dan JongHyun tengah bermain basket ditengah lapangan sekolah tanpa memperdulikan bel yang berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai.

Tak ada guru yang berani menegur mereka, karena mereka adalah anak-anak dari pemilik Sekolah.

"Ssinz, JungShin, MinHyuk, apa kalian tidak mendengar bunyi bel?" Tanya JongHyun dengan terengah-engah karena kelelahan bermain basket seraya berjalan kepinggir lapangan untuk mengambil empat botol air mineral.

"Dengar." Jawab MinHyuk singkat tanpa mengalihkan matanya dari bola basket yang sedang ia drible.

"Memang kenapa?" Tanya JungShin pada JongHyun lalu mendudukan bokongnya dilantai lapangan, mengistirahatkan tubuhnya yang cukup lelah dan menetralkan pernapasannya yang tersenggal-senggal. Lalu menerima lemparan botol air mineral dari JongHyun.

"Hari ini aku tidak akan masuk kelas. Aahh... aku sedang malas belajar, lagipula Ayah Ibuku sedang diluar negeri bukan? Aku pikir aku akan aman. Hehe... ." ShinHye mengambil botol air mineral dari JungShin lalu meminumnya tanpa permisi sesaat setelah JungShin meminumnya.

"Yya! Ssinz. Itu berarti kau berciuman denganku." JungShin memperingatkan ShinHye yang tengah meminum dari botol yang sama dengannya tanpa merasa risih.

Uuhuukk uhukkk uhhuukk

Seketika ShinHye tersedak karena mendengar ucapan JungShin. Hingga membuat wajah ShinHye memerah.

Shinhye-rellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang