Part 11

1.5K 131 19
                                    

>>>>>
Mendengar ungkapan hati dari YongHwa, membuat ShinHye menitikan airmata harunya. Ia tidak menyangka YongHwa bisa mencintainya begitu dalam. Hingga selama tujuh tahun ini YongHwa memilih menunggu ShinHye tanpa kejelasan. Selama itu juga, ShinHye benar-benar tidak memberi kabar pada YongHwa.

"Aku terlihat lebih jahat, bukan?" Tanya ShinHye lirih pada YongHwa yang masih duduk menghadap padanya diatas kasur.

YongHwa menatap dalam pada ShinHye, hingga tak terasa setetes airmatanya mengalir dari satu sudut mata YongHwa.

YongHwa menggapai satu tangan ShinHye dan menggenggamnya dengan hangat dan sangat erat. Ia seolah menyalurkan semua perasaan yang bergejolak dalam hatinya.

Yonghwa menggelengkan kepalanya, "Tidak, kau lebih manis sekarang." Balas YongHwa mencairkan suasana agar ShinHye tidak menyalahkan dirinya sendiri.

Pipi ShinHye merona dan terasa menghangat mendapat tatapan dan kata manis itu dari YongHwa.

"Tersenyumlah, kenapa harus malu seperti itu?" YongHwa menjeda ucapannya sesaat, "bukankah kita sudah menghabiskan malam bersama?" YongHwa menggoda ShinHye dengan menampilkan seringainya dan mengedipkan satu matanya.

ShinHye menahan senyumnya, "Cih!" Desis ShinHye. "Bagaimana bisa, seorang YongHwa yang terkenal tegas dan galak seperti healder sekolah bisa berubah menjadi menjijikan seperti ini?" ShinHye menggelengkan pelan kepalanya.

YongHwa terkekeh, "kasar sekali ucapanmu. Masih menyamakanku dengan seekor healder." Protes YongHwa bercanda.

ShinHye ikut terkekeh, membuat YongHwa menatap terpesona. Sudah terlalu lama untuk YongHwa tidak melihat tawa ShinHye. Dulu YongHwa hanya dapat melihat tawa lepas ShinHye saat ShinHye bersama dengan sahabat-sahabatnya. Terlebih JungShin.

YongHwa memeluk ShinHye dari samping dengan kepalanya bertumpu pada bahu ShinHye membuat wajah mereka bersampingan.

"Yya... apa yang kau lakukan?" ShinHye terkejut dengan pelukan YongHwa yang tiba-tiba.

"Lima menit, hanya lima menit tetaplah seperti ini." Mohon YongHwa.

ShinHye pun hanya dapat terdiam, membiarkan YongHwa memeluknya dari samping.

ShinHye menghela nafas lega, "Apa terlalu lelah menungguku?" Tanya ShinHye disela-sela pelukan YongHwa.

"Sedikit." Jawab YongHwa singkat.

"Kalau lelah, kenapa tidak dilepaskan?" Tanya ShinHye lagi.

"Sudah tidak lagi. Aku tidak rela kalau harus melepaskan. Kalau aku melepaskan, tidak akan ada adegan seperti ini." Balas YongHwa dengan cengiran diakhir kalimatnya.

ShinHye mengalihkan wajahnya kearah YongHwa. Membuat wajah mereka berhadapan dengan sangat dekat. ShinHye mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha menghilangkan kegugupan karena jarak wajah mereka yang terlalu dekat. Mereka bisa saling merasakan hembusan nafas dari masing-masing menerpa wajah mereka.

YongHwa semakin mengikis jarak antara wajahnya dan wajah ShinHye. Membuat ShinHye semakin membulatkan matanya.

YongHwa memiringkan sedikit kepalanya, untuk menyamankan aksesnya yang akan mengecup bibir ShinHye. Disaat yang bersamaan, ShinHye menaruh satu punggung telapak tangannya dibibirnya.

YongHwa tersenyum sesaat, lalu mengecup dalam punggung telapak tangan yang membungkam bibit ShinHye.

"YongHwa, aku tidak pantas untukmu. Aku ini cacat." Ucap ShinHye dalam bungkaman telapak tangannya, saat YongHwa melepaskan kecupannya tapi masih dengan jarak wajah yang dekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shinhye-rellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang