Part 6

733 91 8
                                    

***
ShinHye terbaring lemah dibangkar salah satu ruangan VVIP Seoul Hospital. Ditubuhnya terpasang alat-alat medis, mulai dari dahi yang dibalut perban, alat pernapasan yang terpasang menutup hidung dan mulutnya, dan jarum infus yang tertancap dipergelangan kirinya.

Didalam ruangan itu terlihat MinHyuk dan JongHyun yang sedang tertidur disofa panjang dan JungShin yang tertidur dengan posisi duduk di kursi samping bangkar dengan kepala menunduk pada kedua tangannya yang bertumpu pada sisi bangkar ShinHye.

Mungkin mereka tidak sengaja tertidur karena kelelahan menunggu ShinHye yang belum juga sadarkan diri selama 12 jam dari kejadian.

Dokter memberikan penjelasan pada semuanya, bahwa masa kritis ShinHye sudah berlalu sebelum dipindahkan keruang rawat VVIP. Kini hanya tinggal menunggu ShinHye sadar dan setelah itu akan ada pemeriksaan menyeluruh untuk ShinHye.

Kedua orangtua ShinHye sedang dalam perjalanan kembali ke Korea. Tuan dan Nyonya Park segera melakukan penerbangan dengan pesawat pribadi setelah mendapatkan panggilan dipagi buta dari JungShin yang mengabarkan tentang kecelakaan yang menimpa anak kesayangannya ShinHye-rella.

Ternyata tidak hanya ada JungShin, MinHyuk dan JongHyun saja yang berada disekitar ShinHye. Ada sepasang mata yang sedang menatap sedih kearah ShinHye dari celah kaca daun pintu diruang rawat ShinHye.
Mata itu terlihat sembab, seperti telah terlalu banyak mengeluarkan airmatanya. Kantung matanya pun terlihat membengkak, karena kekurang tidur. Dia berdiri didepan pintu rawat itu tanpa berani mengetuk dan masuk kedalam ruangan ShinHye.

Orang itu dalah YongHwa. Diam-diam YongHwa menunggu dan menjaga ShinHye dari jauh. Ia tidak berani masuk dan menghampiri ShinHye yang belum sadarkan diri.

YongHwa merasa bersalah karena telah menantang ShinHye melakukan balapan ditengah jalan raya. Dan rasa bersalahnya kini semakin besar karena menyadari ShinHye sengaja menabrakkan motor sportnya pada mobil yang hampir saja menghempaskan YongHwa dari jalanan apabila ShinHye tidak menghalaunya.

"ShinHye-rella... ." Gumam YongHwa dengan tatapan yang tak pernah lepas dari tubuh yang terbaring lemah itu.

"YongHwa... ." Terdengar suara lembut memanggil nama YongHwa.

YongHwa terkejut lalu memalingkan wajahnya kearah sumber suara yang memanggil namanya dengan lembut.

YongHwa membungkukkan setengah tubuhnya sesaat, ketika melihat sepasang suami istri yang menghampirinya. Mereka adalah Tuan dan Nyonya Park yang tak lain adalah orangtua ShinHye.

Mata Ny. Park terlihat sayu. Wajahnya masih memerah karena cukup lama menangis selama dalam perjalanan kembali ke Korea.

"YongHwa, kenapa kau ada disini? Kenapa tidak masuk kedalam ruangan ShinHye-rella." Tanya Tn. Park beruntun saat tiba didepan ruang rawat ShinHye. Dan melihat YongHwa yang sedang menatap sedih didepan pintu ruangan.

"Tidak, Ayah Shin. Biarkan aku disini. Anda dan Ibu Shin silahkan masuk saja." Jawab YongHwa sopan dan sedikit merasa canggung.

"M... maafkan aku, maafkan aku Ayah Shin, Ibu Shin. Aku benar-benar minta maaf. Aku menyesal." Lanjut YongHwa seraya membungkukkan setengah tubuhnya berkali-kali saat kedua orang tua ShinHye akan memasuki ruangan.

Tuan dan Nyonya Park menatap YongHwa dengan tatapan heran. Merasa tidak mengerti dengan ucapan permintaan maaf YongHwa dengan raut wajah penyesalan yang mendalam.

"YongHwa, ada apa ini sebenarnya?" Tanya Tn. Park penasaran.

"Ini semua karena kesalahan aku. Aku menyesal dan sungguh-sungguh meminta maaf." Ucap YongHwa lagi lagi dengan membungkuk meminta maaf.

Shinhye-rellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang