MC - 3

645 33 0
                                    

Aku berjalan perlahan memasuki sebuah tempat kenangan bersama Raka, kenapa aku seperti ini selalu ingin merasakan Raka didekatku. Akupun memilih tempat duduk yang berada di sudut ruangan. Memandangi tiap sudut tempat ini banyak kenangan yang bertubi tubi mendatangi

"Ra, aku pesan kopi tapi tidak pakai gula" ucap Raka

"Raka nanti kamu gak bisa tidur kalau minum kopi pahit". Jawabku kesal.

"Sayang.. tapi aku tidak suka pakai gula". Ucapnya lagi

"Raka oke kita pulang, malas tau gak kalau kamu mintanya yang aneh-aneh". Balasku

"Sayang, gini nih kamu takut aku itu gak tidur? Aku walaupun gak minum kopi pahit, akan tetap gak bisa tidur". Ucapnya

"Nanti kalau kamu sakit gimana?"balasku

"Aku tidak akan pernah tidur kalau untuk kamu, karena aku akan selalu nemenin kamu sampai kapanpun, jadi gak ada waktunya tidur untuk aku". Balasnya

Tidak terasa airmataku menetes, namun di kejutkan dengan suara seorang gadis.

"Permisi... mbak pesan apa ya?" Tanyanya..

Aku melirik kearahnya " Saya pesan Kopi tanpa gula ya mbak". Ucap ku pada seorang waiters.

"Kopi pahit" ucap seorang waiters itu lagi. Aku mengangguk menandakan jawaban iya.

Waiters itu pun pergi dari hadapanku.. namun tak berapa lama kembali dengan membawa segelas Kopi pahit yang kupesan.

"ini pesanan anda nona" ucap waiters itu.

"Terimakasih" jawabku.

Aku kembali teringat tentang raka, hingga tak sadar aku mengangkat gelas kopi dan meletakkan ke pinggir bibir dan aku sedikit menjerit

"Auuu!!" Ucapku.. kopi ini sangat panas, kenapa aku teledor banget. Argh.. ketika aku bangun aku menabrak seorang waiters dan kopi yang ia pegang jatuh di pergelangan tanganku lagi lagi aku menjerit

"Auu... sakit.. au..."tangan ku terkena kopi panas.. lalu seorang pemuda langsung menghampiriku, dia meniup pergelangan tanganku, dan menjerit memanggil bang Rudi pemilik Cafe ini.

"Rudi ambilkan salep cepat!!" Ucapnya dengan lantang..

Bang rudipun terlihat terburu" mencari saleb dan memberikan pada pemuda itu, bang rudi dan pemuda itu membawa ku kedalam ruangan dimana terlihat dindingnya bergambar menu yang ada di cafe bang rudi. Dan aku tahu ini adalah ruangan bang rudi..

"Ara kau baik" saja?" Tanya bang rudi padaku.

"Aa...kk.. aduh sakit"ucapku namun dengan perlahan pemuda itu meniup luka ku.

"Ara maafkan abang, dia sangat ceroboh." Ucap bang rudi

"Tidak bang, aralah yang ceroboh, ara terlalu banyak melamun, ara lah yang salah bukan gadis itu." Jawabku.

"Oke nona sudah selesai". Ucap pemuda itu.

Aku langsung mengucapkan terima kasih dan sedikit mengingat wajah pemuda itu sepertinya aku mengenalnya..

"Kau?"ucap pemuda itu.

"Kau mengenalku?" Tanyaku padanya.

Di pun mendaratkan pantatnya di sofa yang bersebelahan denganku

"Kau lupa? Tadi pagi kita bertemu bukan? Waktu saya tidak sengaja menyipratkan air lumpur ke baju kamu?"jawab pemuda itu.

"Kau om om yang.."blum selesai bicara pemuda itu menutup mulutku. Memberikan beberapa lembar uang dan menarikku keluar dari cafe dan meminta izin pada bang rudi.

"rud, gue bawa dia." Ucapnya pada bang rudi.

"Tapi trev.."ucap bang rudi.

"Aku mengenalnya dan lo jangan kuatir".balasnya enteng

Dia menyuruhku masuk kedalam mobilnya, dan dia mulai melajukan mobil yang aku sendiri gak tau dimana arahnya..

"Kau mau bawa aku kemana? Ka..u.."ucapku sambil menutipi baju bagian depanku dengan mnyilangkan tanganku.

"Apa yang kau fikirkan nona? Apakau fikir aku akan macam-macam padamu?" Katanya

Aku tercekat ketika ia mengatakannya, aku langsung melinggarkan tanganku dan merapikan bajuku kembali..

"Tolong hentikan mobilmu, aku ingin pulang!"ucapku padanya...

Trevian P.O.V

Melihat gadis itu mengaduh kesakitan aku reflek langsung menolongnya dan menyuruh rudi mengambilkan sebuah salep untuknya, sempat terfikir kenapa aku harus bertemu dengannya, setelah selesai mengobati lukanya, aku langsung mengajaknya pergi dari cafe rudi. Dia memang sangat lucu dia berfikir jika aku akan melakukan hal yang tidak-tidak padanya, tapi lucu kelihatan sekali dia gadis polos.

Aku menghentikan mobilku saat dia memintaku untuk berhenti, dia mencoba membuka knop pintu namun dengan cepat aku menepisnya.

"Tidakkah kau bisa bersifat manis nona?"tanyaku pada gadis itu. Dia menatap dengan sinis lalu menoleh ke arah depan dan sedikit memberi senyum.

"Maaf, terima kasih sudah mengobati lukaku, tapi saat ini aku hanya butuh sendiri. Tolong bukakan kunci mobilnya, kalau tidak aku akan terlambat sampai rumah dan Bunda akan memarahiku". Ucapnya padaku.

"Aku yang akan mengantarkanmu kerumah, bisa kah kau menghargaiku nona?"tanyaku padanya. Gadis itu langsung menyenderkan punggungnya di kebelakang, seperti tidak ingin berdebat, dan kelihatannya dia memang sedang lelah.

"Dimana kau tinggal?"

*********

Setelah gadis itu memberitahukanku alamat rumahnya, aku memutar mobil dan melajukannya ke alamat tersebut, sesampainya disana, dia tak berbicara sepatah katapun. Namun aku menghentikannya.. menarik kembali tangannyabtanpa sadar dia lesakitan karena pergelangan tangannya terluka..

"Auu...."rintihnya..

"Kau tidak apa-apa?" Tanyaku. Gadis itu menggeleng dan aku langsung reflek menariknya kedalam pelukkanku.

Beberapa menit dia tenang dalam situasi sedekat ini. Hingga akhirnya dia melepaskan pelukkanku..

"Pulang lah, terima kasih sudah mengantarkanku pulang"ucapnya..

"Tunggu!"ucapku dia menghentikan gerakkannya.

"Siapa namamu?"tanyaku

"Kiara kau bisa memanggilku ara saja. Sudah bisa aku pergi?"tanyanya padaku

"Aku trevian. istirahatlah"ucapku

Kiara P.O.V

Trevian!! Namanya trevian, dia sangat lembut walau sedikit dingin, tapi kenapa saat dia memelukku aku merasa nyaman? Apakah dia? Oh tidak-tidak itu tidak mungkin. Raka tidak akan dengan mudah tergantikan oleh siapapun. Raka satu-satunya pria yang bisa membuat aku menjadi seperti ini, merasa hancur saat di tinggalkan.

Tapi apakah mungkin kalau diantara merekalah orangnya???

Bersambung,,,,,,,

My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang