MC-13

948 36 13
                                    

Setelah acara pertunangan, tentu saja keesokan harinya semua terjadi seperti biasanya. Trevian kembali bekerja, dan Kiara juga kembali meneruskan prakteknya di Rumah sakit Mustika.

Rumah Sakit

Saat Kiara baru saja memasuki ruangannya, Dokter Jo langsung memberikan selamat atas pertunangannya. Kiara merasa enggan untuk menjabat tangan Jo paling tidak, ada sedikit kegelisahan selama dia masih praktek di Rumah sakit itu. Dia juga merasa ada sedikit perubahan atas sikap Dokter tampan yang berada di depannya. Dokter Jo bukanlah pria yang bisa di tebak. Dia dingin dan tertutup? Tapi apa yang terjadi? Lupakan sejenak.

Ponsel Kiara berdering, Dokter Jo yang ada di ruangan itu, sedangkan Kiara sedang mengambil berkas di ruangan Dokter Naomi. Ponsel Kiara berkali-kali berdering, hingga akhirnya Dokter Jo beranjak dari kursi dan segera mengambil dan melihat nama yang tertera di layar Ponsel Kiara.

            TREVIAN MEMANGGIL...

Jo masih ragu untuk mengangkatnya, namun deringan itu membuat konsentrasinya terganggu. Jo pun mengangkat ponselnya. Dan menjawab dengan..

"Hallo.." suara berat Dokter Jo pun keluar dengan begitu saja.

"Hallo, kiara.."jawab Trevian bingung.

"Saya Jo. Dokter yang menjadi pembimbing Kiara di rumah sakit. Maaf saya lancang mengangkat telepon dari anda." Ucap dokter Jo.

" oh.. saya benar-benar terkejut ketika mendengar suara Pria Asing dari ponsel Tunangan saya". Balas Trevian.

" dia sedang mengurus sesuatu. Hubungi beberapa saat lagi. Sepertinya dia sedang mengerjakan sesuatu yang penting." Ucap Dokter Jo.

"Terima kasih. Saya akan menghubunginya nanti." Balas Trevian  dan dokter Jo dengan cepat memutuskan sambungan Telepon.
Entah apa yang di rasakan dokter Jo, mungkin bukan Kiaralah orang yang akan menjadi Pendamping hidupnya.  Tidak lama kemudian Kiara masuk ke dalam Ruangannya.

"Permisi Dok, ini berkas yang anda minta." Ucap Kiara langsung memberikan dokumen yang dia bawa kepada Dokter Jo.

"Letakkan saja di atas meja saya. Kiara, tadi tunaganmu menghubungi ke ponselmu, tapi kau tidak ada disini. Jadi saya yang mengangkatnya. Sepertinya ada yang penting yang ingin di sampaikannya padamu." Ucap Jo dan langsung berdiri dan keluar dari ruangan itu. Ia tahu bahwa

Kiarapun langsung mencari letak ponselnya, setelah melihat ponselnya Ia langsung menghubungi Trevian kembali.. tidak lama terdengar sautan dari Trevian.

"Hallo,, apa ini kiara yang berbicara?"ucapnya to the point.

Kiara tertawa,,, lalu Trevian merada kesal di permainkan oleh Ara.

"Oh, sejak kapan dokter tampan itu menjadi asistenmu nona Muda?"ucap Trevian.

"Apa? Nona muda? Apa yang ingin kau bicarakan om. Aku sedang sibul, apa tidak bisa kau membiarkanku bernafas lega meski hanya satu detik saja?"balas Ara.

"Tentu tidak, aku hanya ingin mengajakmu kesuatu tempat? Atau kau sudah memiliki janji bersama Asistenmu?" Goda Trevian.

"Oh tentu saja, aku sudah memiliki jadwal penting dan tidak mungkin aku pergi denganmu." Balas Ara yang membuat Trevian kesal.

"Ok kalau begitu aku akan menculikmu sekarang!" Ucap trevian lalu mematikan sambungan teleponnya.

"Hallo.. hallo.. kau.." Kiara menjerit. Dia sangat kesal pada Trevian. Dia mengirimkan pesan.

To: Trevian

Oke, kita akan bertemu setelah jam 4 sore. Jika kau datang sekarang dan menculikku. Aku akan marah padamu

Send

Trevian tertawa di dalam ruangannya, melihat aksi Ara yang takut di culik olehnya.

Namun, di balik pintu Dokter Jo terlihat mencoba mendengarka pembicaraan mereka. Ia mengambil nafas panjang dan kembali masuk kedalam ruangannya.

Pukul 4 Sore.

Kiara sudah berada di dalam mobil Trevian, trevian sengaja menampilkan wajah datarnya. Membuat Kiara bosan dan ragu untuk berbicara.

Dan setelah beberapa menit sampailah mereka pada tempat tujuan yang di inginkan Trevian.

Kiara mencoba untuk membuka pembicaraan.
"Hei om, kau akan membawaku kemana?" Tanyanya.

"Diam dan ikuti saja anak kecil" jawab trevian santai.

"Anak kecil? Apa kau pikir aku masih.."

"Ssssttt" trevian menutup mulut Ara dengan satu jari telunjuk. Ara langsung melihat keindahan Galery foro yang di kunjunginya..

"Ini sangat indah" ucapnya bahagia..

Trevian mendekat dan memeluk Ara dari belakang "kau lah lebih Indah"ucap trevian berbisik.

"Apa yang kau lakukan, akan ada yang melihat kita disini."ucap Ara

"Siapa? Apa kau sudah melihat seseorang di sini?" Tanya Trevian..

"Tap..tapi.." ucapan Ara terhenti saat Trevian membalikkan tubuhnya dengan cepat.

"Katakan padaku sesuatu Ara."tanyanya berbisik.

"Em... mm.. apa karyawan disini sudah pulang?" " dan mengapa kita kemari?" Tanyanya dengan hati yang sedang naik turun...

"Ada aku dan kamu" ucap trevian santai

"Aku tau, tapi kenapa kau mengajakku kemari jika galery ini sudah tutup".tanya Ara.

Trevian mulai berjalan maju, sedangkan Ara perlahan mundur. Hingga sampai di sudut dinding Ara sadar jika tubuh mereka sudah semakin dekat. Ara bernafas tidak stabil. Trevian mendekatkan bibirnya kepada Ara.. ara menutup mata dan Trevian mulai mengecup bibir Ara perlahan dan dengan lembut.. menikmati setiap inci ciuman mereka. Ara pun ikut membalas ciuman itu. Dan di sadarkan oleh deringan ponsel ara yang berbunyi..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang