MC- 8

610 26 8
                                    

Alya P.O.V

Sulit bagiku untuk melupakan kejadian malam itu, bahkan aku sama sekali tidak membrontaknya, kenapa aku? Apakah terlalu besar rasa cintaku padanya sehingga aku harus merelakan mahkotaku? Sungguh miris hidupku, seharusnya aku tak melakukan ini, bagaimana bisa aku melakukannya, tanpa sadar aku menabrak seseorang

"So..sorry" ucapku dan membantu seseorang yang hampir jatuh karena aku.

"Dok..dokter? Ma..maafkan aku" ucapku lagi

"Apa yang sedang kau fikirkan sehingga tidak melihat orang lain di sekelilingmu?" Ucapnya padaku.

"A..aku, maksudnya saya sedikit tidak enak badan dok, jadi fikiran saya kurang fokus". Jawabku terbata-bata..

" kamu sakit? Sebaiknya kamu beristirahat bukan berjalan kesana kemari" katanya padaku.

"Maaf dok, kalau begitu saya keruangan sekarang" ucapku

Aku melangkahkan kaki ku namun pandanganku berpusat pada 2 orang sosok yang aku kenal.. seorang pria yang sedang menarik lembut tangan seorang gadis, aku terkejut, melihatnya saja membuat sekujur tubuhku bergetar, sebuah tangan menyentuh pundakku, aku berbalik, dan langsung memeluknya tanpa bertanya apakah dia memberikanku tempat ketenangan itu, namun sosok itu membiarkan aku menenagkan fikiranku dengan memeluk erat tubuhnya, dia mulai bergerak dan berbisik

"Kamu tau, jika satu menit lagi kamu tetap memelukku, sustet yang ada dirumah sakit ini akan membuat kejadian ini menjadi trending topik" ucapannya membuat aku sadar siapa sosok itu.

"Dok,, maaf"ucapku namun dokter kenan langsung menarikku membawa aku kedalam ruangannya, memberikan ku duduk di sofa kebanggaannya. Dia menatapku, menatap sampai mengarah pada penilaian terhadapku, aku mulai gerah di pandang dengan sangat tajam, aku berdiri namun dokter kenan juga ikut berdiri, aku melangkah untuk menghindari tatapannya, namun dokter kenan menahan tubuhku. Memeluk diriku dari belakang menghembuskan nafasnya di leherku. Dia berbisik lagi entah apa tujuannya

"Jika dia menyakitimu, datanglah padaku" katanya sambil menghembuskan nafasnya di bahuku. Aku membalikkan badan memberanikan diriku menatapnya.

"Dia tidak menyakitiku, tapi aku sendirilah yang menyakiti diriku, dari awal aku tau dia mencintai wanita lain, tapi aku tidak pernah bisa menerimanya". Ucapku padanya

" apa yang kau dapatkan Alya, dia bahkan tidak memandangmu, dia hanya menginginkan sahabatmu dan bukan dirimu" ucapnya.

"Cukup dokter kenan, Anda tidak perlu memberikan saran kepada saya, saya bisa menerima kekalahan saya karena saya sadar diantara kami takkan pernah bisa bersatu, kami di takdirkan hanya menjadi sahabat, Sahabat!! Jadi anda tidak perlu ikut campur urusan Saya!!" Ucapku sambil membentaknya.

"Kalau begitu lupakan dia, dan jangan membesar-besarkan masalah kecil, gampangkan?"ucapnya yang membuat aku semakin merasa tidak di perlukan lagi.

Aku melangkahkan kaki ku untuk keluar dari ruangan dokter Kenan namun dokter Kenan langsung menahan tanganku.

"Kenapa kau ingin kembali melihat mereka? Sedang dirimu sendiri tidak bisa menerima hubungan sahabatmu itu?"ucap dokter Kenan yang membuat aku langsung menghentikan langkahku. Dan kembali menatapnya. Namun kali ini aku tidak bisa menahan air mataku.. untuk pertama kalinya ada orang asing dalam hidupku yang memberikan perhatian khusus padaku. Dokter Kenan mendekatiku, ia menghapus airmataku dengan jari jari tangannya, dia menatapku bahkan dia menarikku kedalam pelukkannya. Hangat yang aku rasakan meski rasa sakit itu masih menyayat hatiku.

"Sebaiknya tenangkan dirimu, aku ingin ke ruangan Jonathan lebih baik kau tetap disini". Ucapnya namun aku menarik tangannya. Aku masih membutuhkannya disini

"Please jangan sekarang, aku masih membutuhkanmu." Ucapku padanya.

"Apa yang sedang kau butuhkan?mungkin aku bisa membantumu" balasnya lagi

"Tetaplah disini bersamaku, aku mohon" ucapku

Dia kembali bahkan mengunci pintu ruangannya dia ingin memberikan waktu privacy untuk saat ini. Dia menyuruhku duduk di sofa dan dia juga duduk di sampingku. Dia terus menatapku, aku menyandarkan kepalaku di bahunya, aku tau dia sedang berfikir kalau aku gadis yang malang saat ini. Namun dia mengangkat kepalaku mata kami beradu saling menatap

"Lupakan dia, dan mulai membuka hati untuk orang lain." Ucapnya

*
Sudah 2 jam lebih aku dan Dokter Kenan hanya saling menatap, namun fikiranku jauh dari apa pandanganku. Hingga aku rasakan Sebuah tangan menyentuh lenganku dengan lembut. Aku melirik kearah pergerakkan itu dan baru sadar jika sudah selama ini aku duduk hanya menatap wajah Kenan. Aku mulai gelisah karena sentuhan lembut itu mengingatku pada sentuhan Arga padaku. Namun sentuhan ini sedikit lebih lembut dari pada sentuhan Arga.

" ini sudah jam nya pulang Alya, tapi jika kau ingin menenangkan dirimu bersamaku kau boleh ikut kerumahku malam ini" ucapnya. Dokter Kenan merapikan meja kerjanya dan mengambil tas yang akan dia bawa pulang.

"Boleh aku ikut" ucapku yang membuat dokter Kenan menghentikan langkahnya.

"Masuklah ke mobilku" ucapnya padaku dan memberikan kunci mobilnya padaku.

*

Setelah beberapa menit kami berdua melintasi jalanan dengan kekosongan sampailah di sebuah rumah megah dan terlihat sepi. Aku melangkahkan kaki ku memasuki istana ini. Begitu luas dan sangat sepi, dan aku lupa kalau saat ini aku tidak sendiri.

Kenan mengejutkanku dengan suara dehamannya..

"ehem.. " kenan mulai mengejutkanku

"apa kau sedang menilai interior rumahku? " tanyanya padaku.

" emm.. Tidak, a.. Aku hanya merasa disini sepi, ini rumah yang sangat besar tapi,.. "ucapanku terhenti saat Kenan langsung menarik tanganku.

Dia membawaku kesuatu tempat, sebuah ruangan private. Ya ini ruangan pribadinya yg bersatu dengan beberapa ruangan di dalamnya.. Ada kamar tidur, kamar mandi, ruang kerja, ruangan gym. Dan di sudut sana ada sebuah tangga yang membawa kita untuk turun ke sebuah taman. Yang bergabung dengan sebuah kolam renang yang sangat indah.

Aku memperhatikan setiap sudut tempat ini. Namun tanpa di sadari aku merasakan ada sebuah tangan melingkar di pinggulku, sebuah tarikan dan hembusan nafas tepat pada leherku. Aku merasakan nyaman, aku menutup mata merasakan elusan tangan itu yang kemudian menarikku berhadapan dengannya.

Mata kami beradu, tanpa disadari tidak tau kapan aku melihat rambut Kenan yang basah yang hanya memakai celana pendek dan kaos oblong biasa. Dia terlihat tampan dan sangat tampan. Aku memberanikan mengangkat tanganku meraba setiap inci tubuh dan wajahnya. Hingga dia langsung mengendong dan membopongku kedalam ruangan hangat miliknya. Di menidurkanku di ranjang yang lembut dan juga nyaman. Dia mulai berbaring di sebelahku. Aku memeluk tubuhnya. Memeluk hingga tiada jarak di antara aku dan dia. Kenan menarik sebuah selimut dan menutupi tubuh kami. Ia mencium kening, pipi,hidung dan terakhir bibirku. Dia memulai semuanya dengan lembut dan setelah itu, dia hanya menatapku dan mengatakan "bukalah hatimu untukku". Ucap Kenan.

Aku hanya bisa menatapnya, melihat bola matanya yang menatapku dengan katanya jujurnya.

Aku menarik selimut ini menutup tubuh kami yang masih lengkap dengan pakaian yang kami pakai.

"aku akan mencobanya". Jawabku dan langsung menutup mataku dan mencari kenyamanan disana...

My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang