MC ~ 9

467 19 2
                                    

Kenan P.O.V

Aku merasakan kebas di bagian kiri dadaku, aku mencoba menggerakkan tubuhku. Aku menggerakkan tubuhku namun terasa ada yang sedang memelukku. Aku mencoba membuka perlahan mataku dan seketika aku merasa ini mimpi, tidur bersama Alya semalaman. Aku memandang wajahnya, melihat wajah yang sedang terlihat memiliki begitu banyak beban di hatinya, aku teringat kalau semalam dia sedang mencari tempat untuk menenangkan fikirannya, dan itu adalah aku.

Trevian P.O.V

Aku mengerjakan semua pekerjaan kantorku hari ini. Aku menyibukkan diriku untuk bisa melupakan Ara. Namun sebanyak apapun yang aku kerjakan aku tetap saja memikirkannya. Tapi untuk apa? Dia sendiri ingin menjauh dariku. Jam pun sudah berlalu begitu cepat menunjukkan pukul 5 petang. Aku membereskan semua kertas kertas yang ada di meja dan aku langsung bergegas pulang.

Kiara P.O.V

Hari ini aku tidak tau kenapa Alya berbeda denganku. Dia diam dan tak merespon sedikitpun ucapanku.

"Al.. semalam loe kemana kok gue liat loe naij mobil dr. Kenan?" Aku terus bertanya pertanyaan yang sama namun Alya tidak meresponku seperti biasanya. Apa yang sudah terjadi? Apa aku salah? Atau dia sudah melupakan sahabatnya dan mulai membuka hatinya untuk dr. Kenan. Itu bagus tapi kenapa dia cuek sama aku. Dan hari ini jadwal praktek dr.Jo sedikit lebih cepat jadi aku bisa pulang lebih awal. Namun sampai di rumah aku melihat ada 2 mobil mewah yang sedang parkir di halaman rumahku. Aku pun segera masuk dan aku terkejut saat melihat bahwa yang datang adalah tante dan eyang. Oh tidak jantungku berdetak berdebar tidak karuan. Apa yang sudah membawa mereka datang kerumah. Bunda pun menyapaku

"Sayang.. sudah pulang kamunya?"ucap bunda

"Udah bun, hari ini jadwal praktek lebih cepat selesai" jawabku pada bunda dan aku langsung menemui eyang dan tante.

"Eyang, tante dari mana tau rumah Ara?"tanya ku pada eyang

"Hahahaha"eyang pun tertawa. "Eyang dapat alamat kamu dari cucu eyang sayang"jawab eyang dan langsung mengelus rambutku.

Aku hanya bisa tersenyum namun hatiku bertanya-tanya apa tujuan mereka kemari.

"Kikan" panggil eyang

"Iya ibu" jawab bunda dan langsung menghampiri eyang.

"Ingat sabtu depan bawa putrimu kerumah. Ibu ingin segera kita laksanakan niatan kita tadi. Kamu mengertikan?" Ucap eyang dan langsung di balas anggukan bahagia dari bunda.

Apa ini? Aku semakin tidak mengerti. Apa yang sudah di bicarakan eyang kepada bunda? Kenapa bunda bisa sedekat itu pada eyang? Huft aku semakin bingung dan kepalaku terasa pusing.

"Ara tante pulang dulu ya. Kamu tidak ingin menyanyakan tentang Trev pada Tante?" Tante alexa menggodaku. Justru saat itu pipiku seolah-olah tidak mendukungku. Pipiku merubah warnanya menjadi kemerah-merahan.

"Em..mmm.. tervian baik-baik sajakan tante?"ucapku membuat seisi rumah mengeluarkan tawa bahagianya. Aku pun hanya bisa cengengesan gak jelas.

Arga P.O.V

aku sudah beberapa hari tidak bertrmu dengan Alya? Bagaimana kabarnya? Apa aku harus menemuinya? Tapi bagaimana jika dia menolak kedatanganku. Tidak!! Dia pasti menerima kehadiranku. Aku cukup tau bagaimana Alya. Dia tidak akan menyakitiku. TUNGGU!! menyakitiku? Lalu apa yang telah ku lakukan padanya? Aku telah menyakitinya. Huft hidupku kacau sejak malam itu. Tapi aku harus tetap menemui Alya.

Aku langsung mengambil jacket dan kunci mobilku. Namun setelah menginjak tangga terakhir aku melihat trev yang baru saja pulang dengan melihat kondisi rumah yang kosong.

"Trev! Kau baru pulang?"tanyaku padanya.

"Ya aku begitu lelah. Tapi dimana mama dan yang lain?"tanyanya padaku.

"Mereka sedang pergi sebentar lagi juga kembali."jawabku dan langsung bergerak pergi

"Tunggu!!lo mau kemana? Mau bertemu Alya?" Tanya trev padaku.

"Bukan urusan lo!!" Jawabku ketus dan langsung meninggalkan rumah.

Trevian

Mama, eyang, tante tasya kemana ya? Tumben mereka tidak menyambut aku dengan segelas kopi. Rasanya aku ingin ke kafe rudi. Tapi, tidak!! Aku tidak akan kesana. Disana adalah tempat dimana aku bertemu Ara. Aku tidak ingin mengganggunya lagi.

Lebih baik aku membuat kopi sendiri. Aku pun segera turun kedapur dan membuat secangkir kopi. Namuan hal yang kemaren teringat jelas saat tanganku tertumpahkan oleh air kopi yang panas. Ach!!

Aku kembali teringat saat aku menghembus tangannya dan saat itu dia meringis kesakitan. Sejak saat itu hari itu pertama kalinya aku memeluk tubuhnya. Namun khayalanku kembali sadar setelah mendengar kepulangan eyang dan yang lain.

"Trevian, cucunya eyang. Ngapain didapur?" Tanya eyang padaku.

"Buat kopi pahit!! Eyang."ucap tervian penuh penekanan.

"Bukannya kamu gak suka pahit ya?" Tanya eyang.

"Sudahlah eyang trev mau ke kamar dulu." Balasku.

"Tunggu dulu!! Sini ikut eyang"eyangpun menarik tanganku.

"Besok hari apa?" Tanya eyang.

"Jum'at eyang"jawabku

"Oh... besoknya lagi?"tanya eyang dan di barengi canda tawa mama dan tante yang menertawaiku.

"Eyang apaan sih kalau eyang gak tau hari biar trevian ambilkan kalender deh eyang."balasku

"Ssstt.. kamu ribut banget. Tinggal jawab susah banget!"sambung eyang.

"Ayo jawab sayang"sambung mama di barengi anggukan dari tante tasya.

"Sabtu Eyang sudah, atau mau tanya besoknya lagi?"ucapku

"Nah, sabtu kamu harus janji sama eyang gak pergi kemana-mana karena dirumah kita akan ada acara menarik". Ucap eyang.

" eyang, tapi aku tidak suka dengan keramaian"balasku.

"Tapi khusus yang satu ini kamu pasti akan senang. Dan kamu akan berkata kalau kamu mencintai keluarga besar hadiwinata.

"Oke trev tunggu apa yang menarik dari kata-kata eyang.

Bersambung,,,

Ayo jangan lupa vote and comment dan part berikutnya akan lebih menarik lagi. Ayo-ayo....

My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang