Part 5

242 22 5
                                    

(5)

Keheningan tercipta saat menempuh perjalanan yang sebenarnya tidak terlalu jauh, namun terasa seabad bagi Diza dan Echa lantaran mereka yang hanya berdiam diri dalam mobil tanpa adanya percakapan sedikit pun.

Tak lama waktu berselang, akhirnya mereka tiba di sebuah restoran dengan papan nama khas Jepang bertuliskan "Welcome to Okiniiri" dengan nuansa khas Jepang yang berkonsep outdoor dipenuhi dengan bunga-bunga sakura serta beberapa tanaman lain seperti Chameleon, akar peony, dan khas Jepang lainnya.

Restoran Okiniiri baru saja dibuka beberapa hari lalu. Entahlah bagaimana caranya mereka pendiri restoran ini mendapatkan seluruh tanaman khas Jepang tersebut dan dapat tumbuh dengan cantiknya di restoran ini.

Echa sangat menikmati suasana outdoor yang disajikan restoran Okiniiri, begitu asri dan jauh dari kesan panasnya jakarta.

"Zeezee! Nanti setelah Anyes sampe Jakarta kita wajib banget kumpul dan lunch di siniii!" Echa sepertinya sengaja mengacuhkan kehadiran Diza yang saat ini sedang duduk di hadapannya. Ia terlihat lebih sibuk bercakap melalui ponsel bersama Zeezee.

"Iya, yang di Kemang kemarin kita lewatin baru pembukaan itu Zee! Yap, namanya Okiniiri bagus banget deh outdoor gitu, highly recommended!" Terlihat Echa begitu semangat menjabarkan suasana restoran yang baru dijajakinya ini.

Selesai melakukan order makanan dengan pramusaji, Diza tersenyum melihat wajah Echa yang nampak begitu puas dan bersemangat menceritakan restoran ini pada salah satu sahabat GirlPowernya. Ia pun ikut senang melihat pancaran tawa dan mata yang menyalak bahagia milik Echa.

Namun, semakin lama Diza merasa bosan dan kesal diacuhkan oleh Echa yang masih nampak asik bercengkrama dengan Zeezee melalui ponselnya.

"Cha" suara berat Diza berdengung mencoba memanggil Echa yang masih tidak berhenti mengobrol dengan Zeezee.

Nihil. Panggilannya tidak diindahkan oleh Echa. Ia pun kembali mencoba dengan lebih meninggikan volume suaranya.

"Mahesya Mayang Kirana-" Sengaja ia menggantung panggilannya sebelum kembali berujar dengan intonasi lebih tegas.

"If you really want to have a long conversation with your bestie, please do it in your room not in a place where most people had to eat their lunch" ucap Diza dengan nada datar namun tegas.

Mendengar kalimat Diza yang sepertinya sudah harga mati, maka ia bergegas memutus pembicaraannya dengan Zeezee.

Biar bagaimana pun, Diza lah yang mengajaknya ke tempat ini maka ia pun harus menghargai pria yang saat ini menatapnya dengan tatapan memohon. Heran, biasanya bukan tatapan seperti itu yang diperlihatkannya jika ia sedang marah.

Drrrt.

Ponsel Echa kembali bergetar tanda adanya pesan WhatsApp yang ternyata dari grup GirlPower.

Zeezee: I thought i heard a sexy voice of handsome doctor back there? He seems want to hug and kiss you so bad darling, hahaa peace Echaaaa!! Semoga lo balik masih 'utuh' yaaa

Selesai membaca pesan whatsApp GirlPower, Echa terbelalak dan bergegas memainkan jemarinya untuk membalas pesan Zeezee tersebut.

Echa: Zeezee sialaaaann! Reseh! Gosip aja kerjaannya! Ngapain juga ngeshare di grup?! Fitnah pula yg dishare! Bye! Boss besar udh mau ngamuk, ga tau deh gue masih selamet ato engga nih sampe rumah nanti.

Seketika ponselnya tidak berhenti bergetar. Grup GirlPower terus membuat keramaian di ponselnya dan penuh dengan komentar-komentar prihatin dan usil dari Zeezee, Aya, bahkan Anyes yang sedang sibuk pemotretan terakhirnya di London sana pun ikut menimbrung.

The Art of FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang