Jeruk

7.6K 277 35
                                    

Huaaaah, yeah, akhirnya ujian hari ini beressssss. Gue rasa sih lancar jaya, tapi kalo hasilnya sih entahlah. Gue pasrahin aja sama penguji dan Dia. Kalo ternyata hasilnya bagus, berarti ini ujian terakhir gue. Ya ini stase terakhir gue. Setelah dinyatakan lulus rotasi, gue bisa ikutan UKDI, istilahnya ujian nasional untuk calon dokter gitu deh. Abis UKDI gue bisa sumpah dokter dan legal untuk menyandang gelar dokter. Yuhuuuu!
Sekarang baru jam 10, masih punya waktu 2 jam buat pulang dan bikin makanan buat Arkan. Ini sih harus masak yang gampang. Semoga bahan makanan di kulkas ada yang bisa ku pakai.
***
Makanannya sudah siap. Kubuatkan dia sandwich, tapi karena ini lunch jadi ga pake roti, tapi pake nasi. Kubuat seperti anak ayam. Walaupun kesannya kaya bikinin bekal untuk anak TK, tapi aku senang membuatnya. Tak berapa lama taksi pun datang, untuk aku siap-siap.
***
Aku sudah sampai di kantornya. Semoga kali ini si Kanya ga ngajak ribut deh ya. Sesampainya di lantai 21, aku mendekati meja Kanya. Dia hanya tersenyum, tapi senyumnya terpaksa banget sih. Mungkin dia masih ga terima kalo boss pujaannya itu udah ada yang punya. Anahahah
"Siang mba Kanya, Arkan ada ga?" Tanyaku.
"Ada tuh di dalem."
"Ya udah aku masuk dulu yaaaa."
Ku ketuk pintu ruangannya. Ku dengar jawaban dari dalam, lalu ku buka pintunya. Melihatku membuka pintunya, Arkan menghampiriku.
"Hey, kamu kesini sama siapa?" Katanya segera setelah ia menutup pintu.
"Naik taksi."
"Kenapa ga minta jemput?"
"Ya ampun, cuma di Bandung doang sih naik taksi sendiri aku udah biasa kok."
"Ga biasa lagi setelah kamu jadi pacar aku." Katanya sambil masih menatap layar macbooknya.
"Please deh, supir taksi se-Bandung raya tuh kayanya udah pada kenal sama aku. Udah ah mending kamu makan dulu."
"Hhm." Jawabnya sambil menutup macbook itu kemudian menghampiriku.
"Nih, aku masakin rice burger, yang ini isinya chicken katsu, yang ini beef pake bumbu tom yam gitu deh." Aku mengangkat makanan itu ke depan mulut Arkan. "Aaaaa..." Kataku menyuruhnya membuka mulut. Dia hanya nurut saja membuka mulutnya, lalu mengigit dan mengunyahnya.
"Enak ga?" Tanyaku.
"Hhm, lumayan."
"Ih, au ah." Kataku pura-pura ngambek. Masa iya sih rasanya cuma lumayan, ya udahlah gue aja yang makan.
"Heh, ini kan makanan aku, kamu mau ngapain?" Kata Arkan sembari merebut rice burger buatanku sebelum masuk mulutku.
"Itu kan aku yang buat, lagian aku mau cobain, tadi aku icip aja belum."
"Kamu mau coba?" Tanyanya sambil menyodorkan rice burger ke depan mulutku. Saat aku hendak menggigitnya, Arkansas malah menjauhi dan memakannya sendiri. Ia mengunyah, menelan, dan aku cuma bisa ngiler doang.
"Ish!" Aku memalingkan mukaku, ngambek ceritanya. Tapi tiba-tiba Arkan menarik daguku dan mencium bibirku. Dia menggigit bibirku dan akhirnya lidah kami saling bertaut. Aku bisa merasakan rasa masakanku disana.
10 detik, 20 detik, 30 detik, ga tau deh, gue udah ga bisa ngitung lagi ini berapa lama. Yang jelas ini nikmat. Ahahaha. Tiba-tiba Arkan melepaskan pagutan mulut kami. Ga rela juga sih sebenarnya. Aku merasakan pipiku memanas saat Arkan memperhatikan mukaku.
"Gimana?" Tanyanya.
"Apa?"
"Enak kan?" Godanya sambil mengedipkan mata sipitnya.
"Apa sih kamu!" Aku melempar mukanya dengan bantal yang ada di sofa. "Udah ah aku ke toilet dulu." Aku pun beranjak dari sofa dan menuju ke toilet di dalam ruangan Arkan.
"Melo, pake lipstick yang tadi lagi dong, seger gitu ada rasa jeruknya." Goda Arkan sambil membersihkan sisa lipstickku yang menempel di sekitar bibirnya. Sialan dia!
***


Uwah, sorry ya girls dikit banget, lagi stuck banget ini. Nanti dilanjut lagi deh ya :)

Emergency doctor's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang