Dokter Arkan

10.4K 306 5
                                    

"Mel, lu malem ini jaga UGD kan?" Ucap Kina, salah satu teman di kelompok koass ku.
"Hmm, kenapa?" Jawabku malas. Malas sekali rasanya jaga malam di UGD. Semoga saja dokter yang jaga bukan dia.
"Asiikk, lu jaga bareng gue ya berarti" kina memelukku erat. "Semoga saja kita jaga sama si dokter ganteng malam ini."
***
Banyak sekali pasiennya. Sudah pukul 23.00 dan UGD masih ramai saja. Aku sudah mengantuk, namun harus ku tahan.
"Gila hectic banget ini tempat, untuk aja dokternya si ganteng. Lumayan lah bisa sedikit cuci mata." Si gila Kina berbisik padaku. Aku hanya menanggapinya dengan tertawa pelan agar tidak mengganggu pasien.
"Dek koass!" Si ganteng memanggilku, maksudku Dokter Arkan.
"Ya dok."
"Tolong kamu panggilkan keluarga pasien ini dan berikan edukasi mengenai penyakitnya." Ujar Dokter Arkan dingin, seraya memberikan status pasien tersebut.
"Baik dok." Jawabku. Langsung saja aku kerjakan tugas yang diberikannya.
***
Tak terasa sudah pukul 02.00. UGD sudah sepi, aku dan Kina duduk sambil mengobrol.
"Kin, besok balik jaga lu mau kemana? Temenin gue jalan yuk!" Ajakku. Tapi lawan bicaraku tidak menanggapinya. Kina tampak sedang melamun sambil memperhatikan Dokter Arkan yang sedang serius membaca buku tebal itu.
"Woy!!!" Ku pukul pelan bahu Kina agar dia bangun dari lamunannya. "Ngelamun jorok ya lu?" Tanyaku.
"Enak aja, tapi bolehlah kapan-kapan dicoba ngelamun jorok sama doi" ucap Kina sembarangan sambil menunjuk Dokter Arkan dengan dagunya.
"Dasar gelo. Pokoknya besok lu harus temenin gue ke PVJ, gue mau nyari sepatu baru".
"Siap komandan! Tapi tumben amat beli sepatu doang ngajak gue. Di PVJ pula, kaya punya duit aja lu, dut. Di luar emang ujan ya?" Kata Kina sompral.
"Sialan lu! Gue lagi butuh sepatu pesta gitu deh. Minggu depan ada acara nikahan anak temen bokap. Gue disuruh ikut gitu deh. Lumayan dapet duitnya dari bokap. Hahaha."
"Pantes aja ngajak gue. Tenang nanti gue pilih yang oke bangets buat lu. Kalo perlu gue juga deh yang pilihin dress sama sekalian gue make over lu." Jawab Kina antusias.
"Gue tuh mau jadi tamu doang, bukan mau jadi pengantennya Kina pinteeeerrr." Jawabku sambil menoyor kepala Kina bercanda. Kina malah senyam-senyum sendiri, entah dia lagi bayangin apa.
***
Akhirnya jam 07.00 juga, dan dua temanku sudah datang untuk gantian jaga UGD, yey pulaaang. Ku bangunkan Kina yang tidur sambil terduduk. Setelah Kina bangun, segera ku ajak dia lapor ke Dokter Arkan untuk lepas jaga.
Tok tok tok.
"Selamat pagi dok, izin dok, saya dan Kina, koass interne, izin lepas jaga dok. Penggantinya sudah ada dok." Ucapku begitu pintu ruangan dokter terbuka.
"Ya, makasih caramel. Silahkan pulang." Jawab Dokter Arkan dengan suara seksinya. Ku lihat dia sedang membaca buku ekonomi.
Rajin sekali, untuk apa dia membaca buku seperti itu. Buku kedokteran saja aku belum beres-beres. Batinku.
"Kenapa kamu dek? Udah sana pulang" ucap Dokter Arkan mengagetkanku. Segera saja ku tarik tangan Kina yang masih terpesona dengan wajah si dokter tampan.
***
"Buseeeet, my honey ganteng banget ya pagi-pagi gini, bikin seger aja" kata Kina saat kami sedang jalan menuju parkiran.
"Ganteng sih emang, matanya coklat terang, tapi dia terlalu dingin, malesin. aku sih pengennya punya pacar atau suami yang romantis tis tis." Jawabku.
"Bodo amat dut, kaya dia mau aja sama lu"
"Elah, emang dia mau sama lu? Berasa sama triplek kali ya" kata ku smabil meledek fisik Kina yang memang tinggi dam kurus.
"Dia tuh sebenernya terpesona sama gue, sama kecantikan gue, sama body seksi gue. Sama ......." Khayal Kina terhenti tiba-tiba.
"Kenapa lu?"
"Aduh hape gue ketinggalan, lu tunggu sini bentar ya. Gue ambil dulu di meja UGD." Kina panik.
"Alah modus aja biar ketemu lagi Dokter Arkan kan lu?" Tebakku yang hanya dijawab cekikikan Kina.
Biarlah dia bersama dunianya. Aku tunggu kina sambil duduk di kursi sambil melihat sekitar. Ku lihat seorang ibu kesulitan untuk menenangkan seoarang anak kecil. Anak itu terus menangis dalam gendongan ibunya. Kudekati saja ah, mungkin mereka butuh bantuanku.
"Halo adek ganteng, kenapa nangis sayang?" Ucapku pada ank kecil itu.
"Wah tuh Leo nangisnya kenceng banget sih, sampai disamperin sama tante tuh." Ucap sang ibu pada anak kecil yang dipanggilnya Leo. "Maaf ya nak, ini cucu saya nangis terus, lagi pengen ketemu daddynya, ini lagi nunggu tapi anak saya masih didalam." Ibu itu menjelaskannya padaku.
"Sini sayang sama tante yuk" ku coba untuk menggendong Leo. Leo pun mau dan sekarang sudah digendonganku. Ku coba untuk menenangkan Leo yang masih sesenggukan.
"Uh cup cup cup, udah yaa jangan nangis lagi. Nanti tante kasih coklat mau ga? Tapi Leo harus nurut ya sama Oma. Nanti daddy dateng kok." Bujukku, Leo mengangguk lucu.
"Pinter deh" ucap ku sambil mengelus rambutnya, lalu me,berikan sebatang coklat yang memang kubawa di tas.
Dddrrttt.... Drrrtttt....
Kurasakan hp miliku bergetar, kulihat nama Kina di layar. Segera ku angkat telepon itu.
"Dut dimana? Gue diparkiran lu kok ga ada?"
"Iya bentar, gue kesitu." Jawabku sambil menurup telepon.
"Leo sekarang tunggu daddy sama Oma yaaa. Tante pulang dulu. Dadaaaah." Ucapku pada Leo. Leo hanya mengangguk.
"Mari bu saya duluan." Pamitku pada Nenek Leo.
"Terima kasih nak." Jawab ibu itu sambil tersenyum dan mengusap bahuku.
***

Emergency doctor's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang