"Permisi pak," kata Nessa setelah mengetuk pintu terlebih dahulu.
Laki-laki yang menjadi bos barunya itu hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Ini berkas yang harus ditanda tangani," kata Nessa sambil menyodorkan berkas-berkas kepada El alias CEO barunya.
El menanda tangani berkas itu dalam diam. Nessa beranjak pergi meninggalkan ruangan. Tetapi, ketika sampai dipintu langkahnya berhenti.
"Bayi baj*ngan lo itu uda lahir?" Tanyanya sinis.
Nessa membalikkan badannya dan kemudian tersenyum.
"Sudah."
"Ck!"
El berdecak sinis.
"Kalau tidak ada yang mau dibicarakan, saya permisi dulu."
Nessa kemudian keluar ruangan dan tersenyum pedih.
"Bayi baj*ngan? Iya, dia memang anak dari seorang baj*ngan," batinnya sedih.
Setelah memastikan Nessa meninggalkan ruangannya, El menghubungi asisten pribadinya.
"Cari tau tentang Vannessa Lycan. Kirim datanya nanti sore ke saya."
El langsung mematikan sambungan telepon itu."Lo akan merasakan balasan dari gue Nessa!" Gumam El sinis.
🏢🏢🏢
"Kamu mau ikutan makan?"
"Enggak ah, lagi banyak perkerjaan nih."
"Yaudah bu. Aku duluan aja," kata Alan.
"He-ehm."
Sepeninggalan Alan, El menghampiri Nessa.
"Sebutkan jadwal gue besok."
"Meeting dengan klien dari perusahaan Lucas' Group pada pukul 10.00 wib, menandatangani berkas-berkas kerjasama pukul 01.00 wib, meeting diperusahaan pukul 02.30 wib."
"Baiklah, jangan lupa untuk ingatin gue lagi nanti," katanya dan kemudian berlalu pergi.
"Cara berbicaramu masih belum berubah," gumam Nessa.
Flashback on.
"Besok ada tugas apa aja?" Tanya El yang menghampiri Nessa yang sedang memakan baksonya.
"Ulangan Akuntansi."
"Baiklah, jangan lupa untuk ingatin gue lagi nanti."
Nessa mengacungkan jempolnya sambil tersenyum manis.
"Ugh! Akhirnya selesai juga. Jam berapa ya sekarang? Argh, astaga, uda jam 05.00 wib."
Nessa merapikan mejanya dan membawa tasnya dan kemudian dengan langkah terburu-buru dia berjalan menuju lift untuk kelantai dasar.
"Sore pak."
"Sore bu," balas pak satpam.
Nessa memberhentikan taksi yang lewat. Hampir setengah jam, akhirnya Nessa sampai juga diapartemen miliknya.
"Kamu gimana sih kok telat pulangnya?"
"Hehe, maaf, Sy. Aku keasikan ngerjain tugas."
"Yauda, aku pergi dulu ya, uda telat nih."
"Iya, hati-hati ya."
"Oke, bye. Bye anak tante," kata Syna sambil mengecup pipi gembulnya Hazel yang dibalas dengan senyuman dan lambaian tangan Hazel.
"Imutnya," gumam Syna.
Sepeninggalan Syna, sekarang adalah giliran Nessa untuk menjaga Hazel. Ya, pergantian shift yang mereka bicarakan adalah pembagian waktu untuk menjaga Hazel. Nessa membuka kulkas untuk menyiapkan makan malam tetapi yang didapatkannya malah kulkas yang kosong.
"Nak, kita pergi ke supermarket dulu ya."
Dibalas senyuman oleh Hazel. Nessa memakaikan Hazel baju hangat dan keluar menuju supermarket. Sambil menggendong Hazel, Nessa berjalan ketempat yang dia inginkan.
"El?"
El hanya menatap datar Nessa. El memiringkan wajahnya ke samping untuk menatap wajah anak yang dibawa Nessa tetapi sia-sia karna terhalangi oleh badan Nessa.
Karna tidak ingin Nessa menganggapnya perhatian ataupun kepo terhadap anaknya, El tidak menghiraukan anak itu.
"Anak lo?"
"Iya," kata Nessa sambil tersenyum.
"Yauda, lo ambil aja tuh jeruk."
El meninggalkan Nessa yang terdiam.
"Gak berubah," gumam Nessa sambil tersenyum senang.
Nessa membayar belanjaannya. Baru saja dia keluar dari supermarket, lagi-lagi dia bertabrakan dengan orang yang membuat belanjaannya berserakan. Nessa menghela nafas sabar dan memungut belanjaannya.
"Nessa?"
Nessa menolehkan kepalanya keatas untuk melihat pemilik suara itu.
"Calvin?"
"Sini gue bantuin," kata Calvin sambil memungut belanjaan Nessa yang berserakan.
Calvin menyodorkan belanjaan Nessa yang uda disusunnya kedalam kantong plastik.
"Lo kemana aja sih selama ini? Gue cariin mulu loh."
"Gue, ah, gue hanya mencoba hal baru," kata Nessa pelan.
"Bicaranya dimobil gue aja sekalian gue antar."
"Tapi-"
"Udalah."
Sesampainya dimobil, Calvin tidak menjalankan mobilnya malah memilih untuk bertanya kepada sahabatnya yang dulu hilang mendadak itu.
"Anak lo?"
"Iya."
"Mirip banget ya sama si El."
Perkataan Calvin membuat hati Nessa teriris. Nessa hanya membalasnya dengan senyuman yang dipaksakan.
"Gue sewaktu pulang dari Paris langsung kerumah lo. Bermaksud nyariin lo, tapi orangtua lo bilang lo gak ada trus gue tanya lo kemana mereka malah diam aja. Trus 3 bulan setelahnya gue ngirim kartu undangan pernikahan gue, lo malah gak datang. Sekarang gue ketemu sama lo, lo nya uda punya anak," cerocos Calvin.
"Lo gak berubah ya, sukanya main nyerocos gak henti-henti dari dulu," kata Nessa kesal.
"Hahaha, ceritain sama gue donk, Nes. Gini-gini gue kan sahabat lo."
"Gue masih belum siap untuk nyeritain ini sama lo, Calv."
"Yauda kalo gitu, gue gak maksa. Tapi kalo lo butuh bantuan, hubungi gue. Gue selalu ada buat lo."
Nessa hanya mengangguk dalam diam.
"Yauda, alamat rumah lo dimana?"
Nessa menyebutkan alamat flat yang ia tempatin bersama Syna dan Hazel.
"Pelit amat si El, masak lo sama anak lo disuruh tinggal di flat kecil begitu sih?" Gerutu Calvin.
Nessa tidak menghiraukannya dan memilih untuk diam sambil menatap Hazel yang sudah tertidur dipangkuannya.
TBC