Terima kasih untuk yang sudah memberikan vote, membaca maupun yang comment cerita ini. Jadi semangat buat nulis lagi. Hehe.
🏢🏢🏢
Nessa dengan tergesa-gesa meninggalkan lingkungan rumah itu tetapi ditahan sama El.
"Mau kemana?" Tanya El dingin.
"Erm, lo kan tidak mengatakan apapun ke gue. Jadi mendingan gue pulang aja," jelas Nessa.
"Gak usah, kalau nanti uda waktunya lo pulang, gue antar."
El menarik tangan Nessa. Nessa meronta dan melepaskan tangannya dengan paksa.
"Lo kenapa sih!" Bentak El.
"G-gue belum sanggup buat ketemuan sama mom sekarang," kata Nessa sambil menundukkan kepalanya.
El menghela nafas.
"Yauda, lo boleh pergi. Gue antar."
"Gak perlu. Thanks El."
Nessa berlalu pergi meninggalkan El dari lingkungan rumah itu.
"Maaf mom, aku masih belum sanggup untuk bertemu lagi," gumam Nessa sambil tersenyum sedih.
Sesampainya di flat.
"Syna!"
"Iya?"
"Ini undangannya. Kita siap-siap aja dulu."
"Undangan?"
"Iya. Kamu lupa? Kamu gak baca surat undangannya, ya?
"Undangan apa?"
"Reuni, Nessa," jawab Syna gemas.
"Oh."
"Hah, apa?" Teriak Nessa kaget begitu sadar.
Syna menghembuskan nafasnya lelah dan kemudian menggelengkan kepalanya.
"Hazel gimana?"
"Aku bawa aja."
"Serius?"
"Iya aku serius. Emangnya kenapa?"
"Kamu memang benar-benar tidak baca undangan itu ya?" Gumam Syna lelah.
"Baca apa?" Tanya Nessa bingung.
Syna menepuk dahinya dan kemudian menatap Nessa gemas.
"Itukan lokasinya di club. Masak kamu bawa Hazel yang notabenenya masih umur 3 tahun sih. Kamu ibu terhebat yang pernah aku temui," sarkas Syna.
"Hah? Serius? Mana? Cobaku lihat."
"Nih!"
Syna menyodorkan surat undangan itu kepada Nessa. Nessa membacanya dengan rinci kata per kata. Nessa menatap Syna dan Syna menatap Nessa balik.