Prolog

493 73 77
                                    

[ Luna's POV ]

Luna benar-benar lelah.

Selepas lembur, tubuhnya terasa remuk redam.

Ia benar-benar benci harus menjadi produser pengganti dan kerja mati-matian. Apalagi sekrang sudah dini hari dan pukul 7 pagi ia harus bersiap untuk memandu syuting acara variety show.

Luna merutuk dalam hati, dengan kaki lecet karena berlari dalam JL entertaiment, ia jadi setengah pincang ditambah rambut gembel ini.

Ponselnya berdering, Luna mengomel sambil menerima panggilan.

" Hallo?! "

" Luhna? Besok tuolong datang pukul 6 'ya? Bisa 'khan? "

Saat ini Luna sedang memaki dalam hati.

" 6?!?!?! Kalian pikir aku apa? Aku tidak perlu tidur? Begitu menurut kalian? "

" Lun, " Suara pria berganti menjadi wanita, suara mereka parau dan keadaan di seberang telepon cukup bising. Luna bisa menduga mereka kini sedang mabuk-mabukkan dan membiarkan tugas menumpuk agar bisa Luna kerjakan keesokan harinya." Kami mohonnnn.. Kau men...jadi pengganti PD (Produser) kami hanya 3 hari.. Khami memohon dengan sangatttt."

" Sometimes I wish I was an octopus so that I could slap 8 people at once. " Luna mendesah keras. Menyindir setiap orang yang sedang berpesta dan membiarkannya sengsara besok pagi." Yaaa.. Pukul 6 .. "

Setengah sadar, Luna memanggil taksi. Dan mematikan sambungan panggilan tanpa mendengar jawaban mereka di seberang sana karena Luna yakin mereka sudah teler berat.

Setelah masuk ke dalam taksi, ia memejamkan mata, sejenak saja mengistirahatkan raganya.

Kemudian ponselnya berbunyi nyaring. Dengan amat terpaksa ia membuka matanya yang berat dan menekan tombol hijau pda ponselnya.

" Ha..llo?! " jawab Luna setengah terusik

Mereka pasti mabuk berat..

" Luna, bagaimana kalau besok.. "

DRUAKK..!!!

Setelah mendengar suara familier itu.. Ingatan Luna buyar, hanya gelap dan suara keras yang memekakkan telinga.

Tubuh Luna terasa mati rasa, ia membuka matanya perlahan-lahan, sambil berusaha menahan sakit karena memar, luka, dan pecahan kaca yang menusuk dimana-mana.

Kepalanya berputar dan telinganya berdengung.

Ia membuka matanya lebih lebar dan berusaha melihat dengan lebih jelas. Ia melihat bahwa di sampingnya, diluar taksi yang hancur, seorang pria terbaring dengan tubuh dan wajah penuh luka, menatap ke arahnya, lama.

Jantung Luna berdegup kencang. Berharap orang itu belum mati.

Luna berusaha keluar dari taksi yang hancur itu dengan sekuat tenaga, meskipun ia bisa merasakan salah satu kakinya patah. Dan ia tidak tahu yang mana, ia tidak bisa berpikir.

" Aahhh..!!! "

Luna menjerit sekuat-kuatnya untuk meminta pertolongan sekaligus karena sakit.

Setelah usaha yang keras dan menyakitkan, Luna dengan menyeret sebagian tubuhnya menuju ke arah supir.

" Ya Tuhan! "

Luna memalingkan wajah, karena supir taksi itu sudah meninggal. Luna yakin karena lukanya sangat parah, dan dengan keberanian penuh mengecek nadi pak supir.

Between You and I(On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang