Cast: Suga as Min Yoongi
Kang Junhae (OC)Setiap orang pasti mempunyai mimpi. Ada yang memiliki mimpi sebesar dunia, dan ada yang hanya mampu memikirkannya sebesar biji jagung.
Semua orang ingin meraih mimpi mereka. Mewujudkan mimpi meski kadang disebut mustahil.
Itulah peran mimpi dalam hidup. Membuat semua orang berlomba-lomba untuk mengubahnya menjadi nyata. Begitu pula dengan mimpi Min Yoongi.
Sekarang ia telah berhasil meraih mimpinya. Ia telah membuat banyak orang menikmati musik yang dibuatnya. Menjadi seorang rapper yang memiliki banyak fans.
Populer, uang, fans, dan semua mimpi Yoongi telah terwujud. Tapi, ia merasakan kekosongan di hidupnya.
"Yoongi-ahh, kau belum tidur?" Seokjin yang keluar dari kamar, berjalan ke arah Yoongi.
Yoongi tak merespon. Matanya tak sedikitpun berkedip, menatap kosong keluar jendela kaca apartemen mereka.
Seokjin menarik kursi dan mensejajarkannya dengan kursi Yoongi. Ia juga menyambar sekaleng beer dari dalam plastik dekat Yoongi.
"Sedang memikirkan apa?" Jin bertanya, sambil sibuk membuka kaleng minumannya.
"Hyung, apa kau bahagia menjadi seperti sekarang ini?" Yoongi bersuara, ia meneguk beer nya memberika jedah untuk Seokjin menjawab.
"Tentu," jawab Seokjin sekenanya.
"Apa yang membuatmu bahagia?" Tanya Yoongi lagi, sambil membuka kaleng beer berikutnya.
"Fans, memenangkan peringkat pertama, dan uang. Dengan uang aku bisa membelikan apapun yang orang tua ku inginkan. Ada apa, mengapa bertanya seperti itu?"
Mengubah mimpi menjadi nyata adalah keinginan semua orang. Tapi, tujuan hidup mereka pastilah kebahagiaan.
Berusaha sedemikian rupa demi meraih mimpi, juga pada akhirnya agar merasa bahagia. Tapi bagaimana jika semua mimpi sudah terwujud, namun jauh dari kebahagiaan. Disitulah disebut kehampaan.
"Apa impianmu, hyung?" Yoongi membalas pertanyaan Seokjin, dengan sebuah pertanyaan baru.
Seokjin meremas kaleng minumannya. "Membuat semua orang bahagia."
Seokjin tertawa kecil. Entah bagian mana dari kata-katanya terdengar lucu. Kemudian, ia meneguk lagi beer di tangannya.
"Meski aku harus jarang tertawa bersama dengan mereka, dan terperangkap di apartemen ini bersama kalian. Aku tetap bisa merasa bahagia, karena sedikit mimpiku sudah tercapai." Ujar Seokjin menutup ceritanya. Kemudian, ia beranjak meninggalkan Yoongi.
"Apa benar, menjadi seperti sekarang adalah mimpiku? Jika benar... lalu kenapa aku tak merasa bahagia?" Batin Yoongi.
***
Malam itu Yoongi kembali sendirian ke apartemen, setelah menyelesaikan schedule pergantian tahun. Apartemen masih dalam keadaan gelap. Semua orang masih belum kembali dari pestanya.
Yoongi mencoba menghubungi Jimin, tapi Jimin masih terlalu sibuk berpesta dengan teman-teman dan para gadis, sehingga mengabaikan panggilan Yoongi.
Yoongi melempar ponselnya ke sofa asal. Lalu ia mehempaskan tubuhnya juga disana. Ia tampak frustasi dan mengacak-acak rambutnya.
Yoongi terdiam sesaat. Ia seperti mengingat sesuatu. Ia bangkit dan bergegas ke kamar tidur.
Mengobrak abrik satu demi satu laci yang ada dikamar gelap itu. Yoongi mencari ponsel lamanya, yang sekarang sudah berada di tangannya.