Cast: Kim Taehyung, Seo Man Seo (OC)
Genre: Romance
###
Aku mengunci diri di kamar. Berpuluh menit menatap refleksi diri dari kaca besar yang ada di pojokan kamar.
Aku tidaklah cantik, badanku tak selangsing artis di televisi, kulitku juga tak seputih susu, tak ada yang menarik dari diriku.
Aku menjatuhkan diri ke kasur empuk ukuran besar yang ada di kamar. Tidur terlentang memandang langit-langit. Sesekali mendesis kesal dan sesekali menepuk-nepuk kasur geram.
Aku tak habis pikir pada ibuku. Bagaimana mungkin dengan percaya dirinya, ia mengatakan pada nyonya Kim untuk menjodohkan aku dengan anak nyonya Kim.
Duh! Aku hanya tak ingin ibuku malu. Anak nyonya Kim itu orang yang tampan dan cukup banyak mendapatkan perhatian dari para gadis.
Bahkan Yoonji -gadis tercantik di kampus dan bintang iklan- yang seksi sekalipun pernah menyebutkan namanya dalam sebuah wawancara, dan mengaku menyukainya.
Apa ibu tak pernah memikirkan bagaimana seandainya anak nyonya Kim enggan padaku. Bahkan kemarin, kurasa ekspresi nyonya Kim saat ibu mengusulkan untuk menjodohkan aku dan anak-nya sedikit keberatan, dan ia hanya menjawab, "aku tak bisa mengatakan 'ya' kurasa kita perlu menanyakan pada Taehyung langsung."
***
"Man Seo!"
Jimin datang menepis tanganku yang menopang kepala, membuat kepalaku hampir terbentur bebas ke meja.
"Kau kenapa?" katanya, sambil terkikik puas tentunya.
Aku menghadiahinya pelototan. Ia terdiam dan serius. "Maafkan aku. Sekarang, katakan kau kenapa?" Ia menarik kursi duduk di seberang meja kantin tempatku termenung.
"Menurutmu aku bagaimana?" tanyaku serius.
Jimin menegakkan kepalanya dan menatapku bingung.
"Apakah aku menarik atau tidak?" cerca 'ku lagi. "Bagian mana yang menjadi daya tarikku?"
Jimin masih bengong dan menatapku takut-takut. Seperti habis melihat hantu, hanya saja tak ada jeritan.
"Jimin! Jawab aku!" desakku.
"Manseo kau kerasukkan roh jahat?" Ia menggoyang-goyangkan tubuhku.
"Kau suka padaku? Sadarlah Manseo. Aku pacar sahabatmu, Wendy," lirih Jimin, sambil menaruh dua telunjuk memijit keningku.
"Jimin, lepaskan!" teriakku.
Jimin tertawa dan kembali duduk ke kursinya.
"Hei! Apa aku ketinggalan sesuatu?" tanya Wendy yang baru muncul.
Ia memelukku singkat dan memutar ke arah Jimin, mengecup pipi pacarnya itu singkat, lalu duduk di sebelahnya.
"Ck! Berhenti membuatku mual," kataku ketus.
Wendy dan Jimin saling berpandangan, lalu tertawa. "Segeralah memiliki pacar," seru mereka serempak.
Aku hanya memasang ekspresi datar menatap mereka berdua yang cekikikan geli. Aku sudah lelah marah-marah. Sekarang yang memenuhi otakku adalah membatalkan perjodohan sebelum ibuku menanggung malu, dan pingsan karena serangan jantung.
"Kau kenapa, Manseo? Ceritalah padaku," ucap Wendy yang tiba-tiba pindah duduk disampingku.
"Apa reaksimu, jika aku beritahu sesuatu yang mustahil akan terjadi?" Aku menatap serius Wendy dan Jimin bergantian.
"Apa?!" Pasangan itu lagi-lagi kompak.
"Apa kau percaya jika aku di jodohkan dengan Taehyung?" kataku hati-hati.
