B
"Kai, gue bareng lu ya." Leika minta ke gue biar bareng-bareng dalam 1 kelompok.
"Kenapa harus lu lagi." Gue pura pura tsun biar ga dianggep kesenengan, soalnya temen deket gue cuma dia. (Temen deket ya, bukan temen, yakali gitu orang seganteng gue ga ada temen/digampar.)
"Yaudah, ayo sini baris. "
Kelompok gue saat itu jumlahnya 5 orang, udah pas lah, kita kelompok 3 dan rencananya pengen buat drama. Biasa, anak SMA yang pisah rumah ama emak itu gimana. Drama banget, tugas bahasa indonesia sialan.
Di kelompok ini ada Gue, Leika, Mas Randika, Rika, dan Upi.
"Jadi, mau buat drama apa ni?." Mas Randika, yang paling waras itupun bunyi.
"Terserah mas aja deh, kita mah ngikut aja." Ucap gue santai.
"Mau romance ga?." Tawar Upi. Dasar ni anak, mainanya Cinta, mulu.
"Ogah." Rika, cewe tomboi itu nolak.
"Leika, bunyi dong, daritadi diem aja." Mas Randika nyengir.
"Kita bikin drama dari kisah kita aja, Mas. Kisah anak Sma gitu, kan bisa menyeluruh." Leika serius.
Kami tertegun.
Baru kali ini, Leika kaga buntung.
"Lei, apa karna make celana dalem gue, lu jadi encer?."
"Apa sih Kai." Njir, matanya dingin banget.
"Lu, siapa!!." Gue ribut dikelas sambil megang kepala si Leika, kaya orang yang mau ngusir setan.
"AY, DIEM!." Leika ngebentak gue. Buset, ni anak berani bentak gue, gue kan lebih tua dari dia!. (Beda 2 hari.)
"Oke."
Biar ga dianggep kegampangan, gue pura-pura marah juga.
Jadi, naskahnya di buat Mas Randika, berdasar usul Leikong.
"Mas, udah jadi?." Tanya gue sok-sok kerja, soalnya gue diliatin guru.
"Udah, kamu ama Leika jadi pemeran utama, ya."
"Yah, Kenapa harus gue sii mas."
"Udah, lu diem, ga kerja aja udah nawar nawar." Rika nyerocos. Kutil kecoa, sok banget dia ngomong, padahal dia sendiri aja dari tadi cuma marah-marah, ngupil(?), ama main game.
Ah, kalo ngomong suka bener tu orang. Pikir gue.•••°°°°•••°°°°•••°°°°
Naskah udah selesai, tapi...
"MAS, KOK AKU JADI MAHO, DISINI MAS!!." Gue mulai rokes.
"MAS, AKU BUKAN MAHO MAS!!." Leikong ikutan.
"Udah, kan ini buat lucu-lucu an."
"Ya, ada romance nya, aww" Upi kegirangan.
"Ada saat ditolongin preman, berantem!. " Rika loncat loncat, kaya kodok lagi pemanasan buat lari maraton.
"Gapapa, lah ya Kai, Lei, kalo buat ulang udah mepet waktunya. Lagian, gue yakin kok menghibur."
"Iya, sih menghibur, tapi... kitanya yang malu.''
"Kali-kali atuh, jadi Maho beneran."
"Cempedak busuk. " gue kesel.•'^•'^££<£^£='\÷$=
Akhirnya setelah lama latihan, gue dan kelompok gue bisa tampil.
Menampilkan seni abal tradisional(?) Anak SMA.
Saat kelompok gue dipanggil, Mas Randika mah santai, Rika loncat loncat an, Upi kegirangan, dan gue ama Leika hanya bengong bagai ikan yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa mereka hidup dalam air(?).Drama dimulai saat gue ama Leika lagi pacaran (?).
Yang buat naskah belom pernah keselek biji duren.
Lalu diledek ama Upi, yang buat gue ama Leika berpisah.
Ni anak belom pernah ngerasain kekunci di ketek gue.
Terus Leika diganggu preman (Rika) trus gue selametin.
Belom pernah ngerasain telor kambing ni anak.
Dan akhirnya hubungan kita berjalan lancar.
Jijay gue leragainnya.
Peran Mas Randika?.
Di akhir cerita, gue ama Leika dinasehatin ama Randika, bahwa kemahoan, tidaklah baik.
Kutil bayi, dia yang buat sendiri.
Akhirnya gue ama Leika jadi normal kembali (?) Emang udah normal oi!.
Alhasil, kelompok gue jadi the best, karena mengandung makna.
Guru ama penilainya perlu di rukyah Nih kayaknya.
Dan, hasilnya gue dan Leika jadi terkenal satu sekolah sebagai homo. Bahkan pernah dipanggil Bk.
Akhirnya gue yang harus jelasin.Ampe sekarang gue jadi trauma main drama jadi pemeran utama.
++++++++++++
Saya, mau buat lucu-lucu an, tapi sepertinya gagal.
Makasih waktunyaa, babaiii!!÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
-saat latihan -
"Bro, gue haus." *Kai
"Nih, minum. " *Leika.
"Makasih bro."-ciuman ga langsung.-
"Bro, gue ngantuk. " *Leika.
"Nyender aja." *Kai-mereka saling nyender.-
"Kai, Leika, sepertinya kalian memang maho." *Rika
Upi dan Mas ketawa."BUKANNN!!!."
-salam