Rena berdiri di belakang pohon besar. Ia sengaja menyembunyikan dirinya agar ia bisa memperhatikan Ryu dan tidak mengetahui keberadaannya. Ia melihat Ryu berdiri tegap memandang sangar seorang pria yang juga dikenal Rena saat itu juga. Pria itu adalah Arta. Sepupu Ryu dan Rena.
"Kau bisa jelaskan semuanya padaku sekarang. Aku benar-benar ingin mengetahui apa yang aku dengar darimu." Ryu bicara dengan nada yang tegas dan tak ragu. Rena berdebar, ia bingung harus bagaimana mengontrol dirinya sendiri. Emosinya naik turun melihat Ryu dan Arta dalam suatu perbincangan yang terlihat begitu serius. Membuatnya sangat khawatir dengan perbincangan mereka.
"Tenanglah! Aku akan menjelaskan semuanya dengan detail tanpa kau minta sekalipun." Jawab Arta dengan begitu santai dan senyum di bibirnya terlihat sangat membuat Rena yang melihatnya begitu menyebalkan.
"Jadi, apa yang aku katakan waktu itu memang benar. Alisa–adalah adik kandungmu yang sebenarnya." Rena membelalakkan matanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya saat itu juga. "Seharusnya kau tidak perlu terburu-buru memukulku waktu itu, kan?" lanjut Arta.
"Selama ini dia ada disampingmu. Berpura-pura datang di kehidupanmu dan membuatmu menyukainya. Selama dia ada disampingmu dan sudah banyak menjalankan aksi balas dendamnya pada Rena. Apa kau menyadarinya?" Arta terus melanjutkan pembicaraannya. Kali ini Ryu menatap tidak mengerti.
"Balas dendam? Karena apa?" Dahinya mengernyit. Alisnya bertaut memperhatikan Arta yang menatapnya serius.
"Bodoh. Ternyata selama ini kau memang tidak bisa mengetahui identitasmu sendiri." Arta menatap dengan smirk yang membuat Ryu sebal.
"Katakan dengan benar. Kau tidak perlu membuatnya menjadi berbelit-belit!" Ryu sudah semakin menatap sangar.
"Apa selama ini kau berfikir bahwa kau adalah anak dari Keito dan Airi?" Arta menautkan alisnya. Wajahnya memancarkan kegeraman tersendiri pada dirinya. Ryu diam tak menjawab.
"Orang tua kandungmu telah meninggal. Saat itu Alisa masih kecil, dia yang melihat semua kejadian itu. Orang tuanya menyelamatkan seorang gadis kecil dari kecelakaan yang akhirnya mengambil nyawa kedua orang tuamu. Aku tidak perlu menjelaskan lagi siapa gadis kecil itu. Kau sudah pasti tau siapa yang aku maksud." Ryu melebarkan matanya. Tangannya mengepal. Ada gejolak amarah di dalam dirinya.
"Rena.." gumamnya yang masih di dengar oleh Arta. Pria itu mengulum senyumnya memperhatikan Ryu.
"Kau sadar sekarang? Apa yang membuat Alisa benci dan ingin membuat Rena membayar semua kesalahan itu." Arta sedikit meninggikan suaranya. Pria itu sangat berpihak pada Alisa.
"Semua itu murni bukan kesalahan Rena!" bentak Ryu ikut dalam perang batin di dalam dirinya. Ia menatap Arta tidak suka.
"Kau masih membelanya? Setelah kau tau siapa yang membuat orang tuamu kehilangan nyawanya!" Arta marah besar. Ryu jauh menatapnya lebih kejam. Pria itu tidak menunjukkan rasa iba sedikit pun.
"Berhenti membuat semuanya tidak logis." Tiba-tiba seorang pria datang. Dia berdiri di perantara Arta dan Ryu yang saling menatap. Pria itu adalah Felix.
"Semua itu murni kecelakaan. Mengenai orang tua Alisa, itu karena mereka ingin menolong. Jika nyawa mereka tidak tertolong, itu karena takdir mereka. Bagian mana kau bisa menyalahkan Rena yang menyebabkan semua itu karena kesalahannya? Dia masih terlalu kecil dan tidak tau apa yang terjadi saat itu." Felix berceloteh panjang. Arta melihatnya dengan pandangan sengit.
"Kau bisa saja menyimpulkan seperti itu karena kau menyukai Rena. Jadi, kau lebih memilih untuk membelanya." Arta menggertak dan masih tidak menerima dengan mudah apa yang sudah terjadi.
"Selain itu, Rena sudah membuat Alisa meninggalkan dunia ini selamanya. Semua itu karena dia, kesalahan dia tidak semudah itu bisa kalian anggap hanya sebuah kecelakaan!" Felix mendesis.
"Aku memang menyukai Rena. Dan dimana pun dia, aku selalu ada di sampingnya. Persis saat kejadian kecelakaan itu terjadi. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri." Terang Felix. "Alisa meninggalkan dunia ini, itu semua karena keinginannya. Kau tidak perlu bersusah payah untuk membuat keadaan yang sudah lama terjadi, kau ungkit lagi. Alisa sudah menyiapkan semua jawaban yang melayang-layang di benak kalian." Tambahnya.
Felix berjalan menjauh dari Arta dan Ryu. Ia mendekat ke arah Rena yang sedari tadi mendengar semua percakapan yang masih tidak di pahaminya. Kedua tangan Felix meremas pelan pundaknya. Rena tersadar dari pemikirannya sendiri yang berputar-putar di kepalanya.
"Tenanglah! Semuanya akan baik-baik saja, oke?" Felix memperhatikan gadis itu dengan sikap hangatnya. Rena hanya bisa mengangguk.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The End of Story
Ficção AdolescenteGadis yang begitu beruntung. Banyak orang yang mencintai dirinya. Tapi juga begitu banyak rahasia yang terselubung dalam hubungannya dengan beberapa kerabat bahkan kakaknya sendiri. Begitu tak bisa di tebak. Dan sesuatu yang tak dimengerti di masa l...