Terpana

1.3K 128 9
                                    

Chapter 4

Bel istirahat berbunyi menandakan kelas usai. Seperti biasa siswa dan siswi berbondong-bondong keluar kelas.
"Fan biar aku aja ya yg cari buku referensinya"
"Oh iya kamu aja lagian aku ada urusan" jawab Stefan lalu melengos pergi. Yuki yg menatap kepergian Stefan mengernyit heran.
"Kenapa tuh tumben biasanya kemana-mana pengennya ngikut terus eh tapi udahlah mungkin iya dia ada urusan" ucap Yuki mengedikan bahunya.

       Yukipun memasuki perpustakaan yg lumayan sering ia kunjungi tapi sekedar untuk mencari novel yg menarik dan belum pernah ia baca.
Tetapi ia sekarang ia harus mencari buku paket sejarah untuk tugasnya. Kaki jenjang Yukipun mulai melangkah menulusuri rak-rak buku yg penuh dengan buku-buku.

          Ia mencari rak yg bertuluskan Sejarah yang berada sedikit ujung perpustakaan yg sepi karena jarang siswa-siswa yg mencari buku pelajaran Sejarah. Mendengar guru mengoceh sekian lama dikelas saja sudah membuat ngantuk berat apalagi harus membacanya dan Yuki mulai melaju kederetan rak berisi buku-buku yg Yuki yg kini jika ia membacanya akan langsung membuatnya terlelap.

      Yuki menatap sekeliling yg sangat sepi mendadak merasa merinding. Tapi ia menguatkan dirinya untyk tidak parno. "Kenapa disaat kondisi kaya gini lo gak nemenin gue aja sih fan" Yuki terlihat menyesali diri saat ia sendiri yg mengajukan dirinya untuk mencari buku sejarah sendirian .

        Disaat ia menemukan rak bertuliskan Sejarah ia masuk kederetan rak buku namun langkahnya terhenti melihat sepasang kaki yg menjulur disela kolong rak tersebut.
Yuki tiba-tiba tergagap.

"Gu..gu...e nggak salah liatkan itu kaki orang" Yuki yg mulai panik berencana kabur namun nalurinya yg merasa penasaran ingin melihat sosok itu. Dikepalanya sudah berpikirian yg tidak-tidak membayangkan hal-hal horor seperti di film-film horor yg ia tonton. Meakipun ia takut ia selalu saja menonton karena rasa penasarannya. Iapun berputar-putar seperti setrikaan.

         "Liat jangan liat jangan liat jangan liat jang..." begitulah kebingungan Yuki.
"Lo jangan panik itu pasti manusia bukan hantu , soalnya kalo mayat pastinya disimpen ditempat yg tersembunyi inikan perpus pasti penjaga juga sering bersihin" Yuki mulai berfikir positif dan ia pun sampai barisan rak paling akhir.

      Dan Yuki dibuat ternganga bukan karena melihat sosok yg ia takuti namun sebaliknya. Nampak seorang pumuda tertidur ditepi ujung rak dekat tembok mungkin laki-laki itu tidak sadar kakinya sudah kemana sejak tadi. Yuki tertegun menatap paras yang begitu sempurna. Meski dalam keadaan terpejam Yuki justru merasa terpana terpesona. Sehingga tanpa sadar ia mendekati lelaki itu untuk melihatnya lebih dekat.

'Ternyata diliat dari deket lebih ganteng' batin Yuki tersenyum manis.
Saat Yuki melihat ada debu didahi lelaki tersebut ia berniat membersihkannya namun saat ia baru saja mengulurkan tanganya lelaki itu membuka matanya yg membuat Yuki refleks berteriak karena kaget. Pemuda itu langsung membekap mulut Yuki. "Diem dikira gue ngapa-ngapain lo" ucapnya datar lalu pemuda itu menatap Yuki curiga. "Lagian lo siapa? loe ngapain disini ? Terus tadi loe mau ngapain gue ? Dan kenapa justru loe yg teriak-teriak?" tanyanya beruntut. Yuki yg mendengar pertanyaan-pertanyaan itu menjadi bingung dan merasa malu karena mengintip.

"Maaf tadi aku nggak sengaja liat kaki kamu terus aku penasaran dan liat soal itu, .. "Yuki tak melanjutkan ucapannya. Lagi membersihkan dahi pemuda itu dari debu. "Cuma mau bersihin debu kok" ucap Yuki polos dan jujur. Seketika membuat lelaki itu menatap Yuki aneh dengan sikap Yuki. Ia tersenyum ternyata saat tidurpun masih mampu membuat gadis-gadis terpesona olehnya pikirnya.
"Kenalin nama aku Yuki" Yuki

    Namun sebelum pemuda itu  menjawab  ia lebih dulu berdiri dan sebelum melangkah lagi ia berbicara." Kalo nanti kita ketemu lagi gue baru akan ngasih tau nama gue" ucap pemuda itu berlalu pergi . Yuki menatap punggung pemuda itu yg mulai menghilang dan ia seperti masih terhipnotis lalu menyadari sekelilingnya yg benar-benar kosoong yg membuatnya kembali merinding bergegas pergi sebelum sempat mengambil buku paket sejarahnya.

     "Aneh deh cowok itu nggak takut tidur disana padahal aku yg baru pertama kesana udah ga enak aja tapi siapa ya" Yuki memikirkan lelaki itu sampai masuk kekelasnya. Saat sudah didalam kelas Stefan sudah lebih dulu dikelas dan langsung menghampiri Yuki yg nampak aneh. "Gimana bukunya udah dapet?" tanya Stefan membuyarkan lamunan Yuki.

"Eh.. "Yuki mulai tersadar ia tadi belum sempat mengambil bukunya karena takut hanya tersenyum kikuk. "Belum fan" Yuki mencoba mencari alasan yg tepat supaya tidak membuat cowok itu curiga "Tadi aku keasyikan liat-liat novel lupa deh" kekeh Yuki dibuat-buat. "Udah ketebak sih makanya kamu lama bgt baliknya ternyata dugaan aku bener kamu terhanyut-hanyut di dalem novel sampe lupa segalanya".

"Maaf ya fan aku janji besok deh aku ke perpus lagi"
"Iya kita sama-sama nyarinya" jawab Stefan yg entah mengapa membuat Yuki sesikit kecewa. 'Apa besok cowok itu ada disana lagi ya' Saat pelajaran berlangsung pikiran Yuki hanya memikirkan cowok itu cowok misterius yg bikin terpana pada pandangan pertama.

Stefan yang selalu memperhatikan Yukipun merasa aneh melihat Yuki melamun dan sesekali tersenyum seperti sedang bahagia. Hati Stefan tampak memanas pikirannya kalut menduga Yuki bahagia karena Verrel membayangkan hal itu membuat kesal Stefan. Tapi ia harus bersabar semoga saja dugaannya salah. Pria manis itu hanya bergumam tak jelas dan menopang pipinya.

Tbc ☺
Kira-kira ada yg tau gak cowok misterius yg bikin Yuki klepek-klepek ?? Hihi

Dream LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang