Love Is Crazy

811 90 5
                                    

Chapter 12

"Saya mau coba kak"
Stefan dan yang lainnya nampak terkejut mendengar seorang gadis yang mengajukan diri untuk mencoba Repling.
"Yuki kamu yakin?" khawatir Stefan.
"Iya aku mau nyoba"
"Beneran kamu mau ? " tanya Tata memastikan .
"Kamu bawa baju sama celana trainingnya?"
"Bawa kak"
"Ya udah sekarang ganti dulu"

Setelah mengganti pakaiannya dan memakai tali pengamannya yg diajarkan oleh Tata tiba-tiba Yuki merasa gelisah. Ia sebenarnya masih ragu-ragu dan merasa takut.
Al terus menatap gerak-gerak Yuki yg seperti nervous dan takut.
Untuk naik pohonnya disediakan tangga yang dijaga oleh senior.
Ketika Yuki sudah sampai ditangga paling atas Al sudah mengulurkan lengannya untuk menarik Yuki.
Saat Yuki naik suasana menjadi hening dan menegangkan.
Terutama Stefan yang terlihat sangat khawatir.

'Yui kenapa kamu jadi gini hanya karena laki-laki'

Ketika Yuki sudah menginjak lekukan pohon itu tiba-tiba kakinya terasa kram.
"Ayo naik sedikit lagi kamu pasti bisa"  ucap Al memberi semangat sedari tadi Yuki masih menggenggam kuat tangan kekar Al.  Yuki benar-benar takut sekarang.
"Kaki aku susah digerakin kak kaki aku kram" lirih Yuki.
"Apa!" Al terkejut namun ia segera menenangkan Yuki agar Yuki tidak takut.
"Diemin dulu sebentar rileks jangan tegang"

Stefan yg mendengar kaki Yuki kram tak kalah cemasnya.
"Tuhkan kak kalo ada apa-apa sama Yuki gimana?" kesal Stefan.
"Lebay loe bentar lagi juga gak pa-pa itu karena si Yuki mungkin belum pernah naik pohon terus mungkin dianya tegang makanya kram" ucap Tania.
"Iya Stefan benar kata Tania Yuki nggak akan apa-apa tenang aja " ucap Tata.

Setelah beberapa menit kram Yukipun perlahan menghilang.
"Masih kuat buat naik apa mau turun ?" tanya Al menatap Yuki yg posisinya cukup dekat dengan wajah Yuki yang membuat jantung Yuki berdebar dan wajahnya memanas.
"Aaku mau naik"
"Oke"
Alpun menuntun Yuki naik akhirnya merekapun sampai didahan untuk Repling.  Untuk perempuan dipohon sebelah kiri karena jaraknya lebih pendek sedangkan untuk laki-laki disebelah kanan.

Yuki tidak menyangka bisa berada sedekat itu dengan laki-laki yg disukainya walaupun dengan cara yg cukup ekstrim. Ia terus-menerus menatap Al yg sedang memasangkan alat yg Yuki tidak tau namanya dipinggangnya.
"Selesai , siap?"
"Hah siap apa?" Yuki bingung sedari tadi pikirannya melantur kemana-mana membayangkan laki-laki dihadapanya. Al menunjuk tangannya kebawah Yuki pun mengerti sekarang ia harus terjun dari dahan yg sedang ia pijak dan bergelantung lalu turun kebawah. Seketika ia memucat perasaan takut menghantuinya kembali.

"Masa gak siap tadi udah berani naik berarti harus berani turun dong. Gini aja bayangkan kalo kamu lagi terbang kaya burung kepakan sayap kamu terus terbang lalu mendarat"

Perkataan Al seperti hipnotis yg membuatnya mengangguk.
Yukipun turun dari dahan namun masih menggenggam erat pergelangan tangan Al .
"Rilex and try to fly"
Perlahan Yuki melepas lengan Al namin karena masih terkejut setelah bergelantung ia berteriak iapun seperti sedang terduduk lalu Al memberi arahan agar Yuki  mengulur kebawah sebuah alat yg tadi Al pasang.

"Bagus Yuki ayo kamu pasti bisa" teriak Tata. Teman-teman yg lainpun menyemangati Yuki. Al yg melihat hanya tersenyum sekilas.

Yukipun mendarat sempurna ditanah. Entah kenapa Yuki merasa senang setelah turun. Stefanpun menghembuskan nafasnya lega.

"Tuhkan gak akan apa-apa serukan ki?" tanya Tata.
Yuki hanya membalasnya dengan senyuman.
"Kamu nggak pa-pa ki?" Stefan langsung menghampiri Yuki
"Enggak , kamu harus nyobain "
"Hah aku?"
"Iya aku aja yg cewek berani masa kamu cowok enggak berani"
Stefan yg merasa terpojok dengan ucapan Yuki akhirnya mau mencoba.

Stefan dengan cekatan naik lalu dibantu Al sampai didahan sebelah kanan. Al yg melihat ekspresi Stefan yg tegang dan takut hanya terkekeh geli.
"Gak usah tegang gitu biasa aja"
"Gu..gue udah biasa kok"
"Tarik napas buang tarik"
"Loe pikir gue mau ngelahirin apa?" protes Stefan.
"Abis muka loe mirip kaya bapak-bapak yg nungguin istrinya lahiran"
"Gak lucu"
"Siapa juga yg mau ngelucu"
"Terserah deh"
Al mulai memasangkan alat seperti tadi Yuki pakai.
"Siap?"
Tubuh Stefan mulai turun dari dahan namun tanannya masih memegang sebuah dahan erat.
Jantung Stefan sudah berdebar tak menentu ia merasa sangat takut.
"Lepasin tangan loe, loe nggak bakalan apa-apa kok lakuin kaya tadi temen loe lakuin" perintah Al .
"Eh loe penakut bgt tinggal turun doang" celetuk Ajun.

"Kaya loe nggak takut aja ngatain orang penakut" balas Tata.
"Nyambung aja loe gue kan ngomongnya ke si stefan"

"Gue juga cuma menyampaikan fakta" ucap Tata tak mau kalah .
"Jadi cewek kok nyebelin bgt sih loe"
"Bodo amat"
"Udahlah ta gak usah diladenin lagian gak enak diliatin anaj junior"
"Iya deh  lagian males juga ngeladenin orang sarap kaya dia" bisik Tata
"Sstt loe malah mau bikin masalah kalo dia denger"
Tata tampak acuh lalu mulai menyemangati Stefan.
"Loe pasti bisa gak akan apa-apa kok !"
Stefan pun melakukan seperti tadi Yuki lakukan dan akhirnya ia pun turun.  Stefan menghembuskan nafasnya lega ternyata tidak seburuk yg dia pikirkan.

"Gimana nggak pa-pakan?" tanya Tata.
"Iya kak"

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.15 ekskul pun telah usai. Hari yg lelah telah Stefan dan Yuki lewati kini mereka pun pulang.

***

Yuki menggeliat ketika mendengar dering nada sms dihandphonenya.
"Morning cantik gak lupakan hari ini kita ada janji?"
-Verrel-

"Hampir aja lupa kalo hari ini ada janji sama kak Verrel.

"Iya kak , jam berapa ?"
Send.
"Jam 9 aku tunggu di kafe mau aku jemput ?"
Send
"Gak usah , mau kemana nantinya ?
Send.
"Oh, yaudah kita ketemu di Kafe Rainbow"
Send.
"Ok"
Send.

Yuki  melihat jam dinding dikamarnya sudah menunjukkan pukul 07.45.
Ia pun bangkit dari tempat tidur lalu membersihkan diri.
Setelah merasa nyaman dengan tampilannya ia pun menuju meja makan.

"Tumben baru keluar kamar jam segini?"
"Iya ma Yuki bangunnya agak siang"
"Udah rapi gitu anak papa mau kemana?" tanya Papa yg sejak tadi sibuk dengan korannya.
"Mau ngerjain tugas "
"Rajin bgt sih anak papa libur masih aja ngurusin tugas"
"Iya dong pa kalo nggak dikerjain nantinya makin numpuk, bolehkan pa nanti Yuki pergi?"
"Bolehlah kalo buat ngerjain tugas papa nggak akan ngelarang"
Yuki tersenyum mendapat izin dari papanya. Yuki mengernyitkan keningnya melihat kakak kesayangannya tidak ada dimeja makan.
"Kak Hito belum bangun ya ma?"
"Iya semalem kakak kamu pulangnya larut sekarang pasti masih tidur"
" Emang kak Hito abis darimana kok papa bolehin pulang malem?"
"Katanya pesta ulang tahun temannya"
Yuki hanya berOh ria.


Tbc ☺

Udah bingung mau gimana pengen cepet2 selesai

Vomentnya ditunggu

Dream LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang