Hukuman

716 85 1
                                    

Chapter 17

Hari ini Stefan tidak masuk sekolah karena wajahnya masih lebam. Yuki yang sudah diberi kabar oleh Stefan khawatir karena Stefan sampai tidak masuk. Namun Stefan meyakinkan Yuki jika ia baik-baik saja hanya butuh istirahat.

"Eh Stefan katanya sakit ya? Dia sakit apa?" seorang gadis menghampiri Yuki yg duduk sendiri. "Katanya gak enak badan"
"Oh gue kira gara-gara ikut tawuran" ucap Tasya. "Stefan gak ikut tawuran kok" bela Yuki. "Loh loe nggak tau kata anak-anak Stefan ikutan"
"Masa sih dia bilang nggak ikut kok"
"Gak tau juga sih mungkin gue yg salah denger oh iya gue duduk disini ya Stefankan gak ada"
"Iya "

Bel masukpun berbunyi bu Ratnapun menasuki kelas .
"Anak-anak minggu kemarin ada PRkan?"
"Ada bu" sahut semua kompak.
"Kalau bergitu kumpulkan didepan buku PRnya." tegas bu Ratna.

Yuki mencari buku PRnya namun tidak ada padahal ia yakin tadi pagi ia sudah memasukkannya kedalam tas
"Kenapa yuk loe gak bawa buku tugas ya?"
"Buku aku kok gak ada ya padahal aku ngerasa udah aku masukin tas"
"Lupa kali kamu"
"Ada yg tidak mengerjakan?"
Yuki panik karena bukunya benar-benar tidak ada. Bu Ratna yg melihat Yuki masih mengubek-ubek tasnya.
"Yuki kamu gak ngerjain tugas dari saya?" tanya bu Ratna galak.

Bu Ratna memang guru matematika yg killer ia paling tidak suka jika ada siswa yg tidak mengerjakan tugas darinya.
"Saya udah ngerjain kok bu tapi saya gak tau buku saya kemana" jujur Yuki.
"Terus maksud kamu buku kamu bisa berjalan sendiri begitu saya tidak akan menerima alasan apapun sekarang kamu keluar kerjakan PRnya diluar kamu boleh masuk kalau PRnya sudah selesai. " tegas Bu Ratna.
"Tapi bu" Yuki mencoba memprotes.
"Tapi apa kerjakan atau saya kasih soal tambahan" ancam bu Ratna. Yuki akhirnya pasrah dan keluar dari kelas.
Aureli dkk tesenyum penuh kemenangan rencananya berhasil.

***

"Kenapa akhir-akhir ini aku sial terus sih " keluh Yuki . Ia pun pergi menuju perpustakaan untuk mengerjakan tugasnya . Yuki kelabakan jika harus mengisi soal matematika selama ini selalu ada Stefan yg pintar matematika yg selalu mengajarkannya tapi sekarang Stefan tidak masuk sekolah.
"Andai ada kamu fan" sendu Yuki.

"Eh neng Yuki belum istirahat kok udah kesini?" tanya Pak Maman penjaga perpustakaan yang memang cukup akrab dengan Yuki. "Aku dikeluarin dari kelas bu Ratna gara-gara buku tugas aku ilang" curhat Yuki.
"Kok bisa ilang neng lupa gak bawa kali"
"Aku inget kok tadi pagi udah aku masukin tas"
"Mungkin ada yg iseng dikelas" balas Pak Maman.

"Mungkin sih pak aku juga gak ngerti akhir-akhir ini aku ngerasa kaya ada yg gak suka sama aku tapi aku nggak tau siapa" curhat Yuki lagi karena ia sudah terbiasa curhat dengan Pak Maman.

"Kalo yg gak suka tiap orang juga pasti ada orang yg suka dan gak sukanya neng itu wajar aja nengkan manusia yg bisa berbuat khilaf dan salah. "
"Iya pak mungkin selama ini aku udah berbuat salah sama seseorang yang nggak aku sengaja"

"Udahlah neng gak usah sedih oh ya bapak punya novel baru baru dateng kemarin" ucap Pak Maman seketika membuat Yuki kembali ceria.
"Serius pak aku mau pinjem yah"

"Yang kemaren juga belum dibalikin selesain dulu yg kemarin dipinjem nanti bapak kasih pinjem. "
"Yah bapak kok gitu sih"
"Ya iya atuh itukan sudah peraturannya. Lagian mending kamu urusin tugas kamu dulu tuh"
Yuki baru tersadar jika ia harus segera mengerjakan tugasnya.
Yukipun mulai mengerjakan soal-soal yg ia bisa karena beberapa soal pure nyontek dari Stefan karena sudah pusing.

"Duh kemarin yg ini tuh gimana ya nyesel deh gak minta dijelasin dulu sama Stefan" sesal Yuki.
Ia tampak mengetuk-ngetuakan pensilnya ke keningnya mencoba berfikir dan berusaha. Ia mencoba cara-cara dari buku namun justru membuatnya semakin pusing.

***

Siswa yang ikut tawuran semuanya dipanggil ke ruang BP semua anak diintrogasi lalu diberi petuah-petuah oleh para guru. Ajun sebagai dalang terjadinya tawuran di skors 3 hari sedangkan yg lainnya hanya diberi surat peringatan. Ajun yg tidak terima memprotes namun ia akhirnya kalah.

"Makanya loe tuh jangan bikin ulah mulu deh jun loe nggak kapok apa keluar masuk BP terus" nasehat Verrel.
"Gak usah sok baik deh loe! Loe senengkan gue diskors"
"Enggak gue justru kasian sama loe. Dengan loe kaya gini justru itu akan ngerusak masa depan loe, tujuan loe sekolah sebenernya buat apa? Buat belajar kan buat nyari ilmu harusnya loe gunain kesempatan itu bukan nyia-nyiain kaya gini banyak diluar sana orang yg gak bisa sekolah loe harusnya bersyukur"

Ajun tertohok dengan semua ucapan Verrel . Semua yg diucapkan Verrel  benar. "Loe temen gue jun gue gak mau loe salah jalan"
"Loe anggap gue temen bukannya setelah selama ini apa yg gue lakuin ke elo harusnya bikin elo benci sama gue"

"Gue sadar kejahatan gak selamanya harus diibayar dengan kejahatan. Loe maukan jadi temen gue "
Ajunpun merangkul Verrel.
"Jadi temen loe boleh deh"
"Ya udah kalo gak ikhlas gak usah gue gak rugi kok"
"Dih udah songong tukang ngambek lagi" ejek Ajun.

***

Akhirnya Yukipun menyelesaikan tugasnya meakipun hanya seadanya dan sebisanya. Yuki pun membereskan bukunya untuk kembali ke kelas namun ia mengurungkan niatnya saat melihat seseorang memasuki perpus.

"Hei kak " Yuki mencoba menyapa Al.
"Eh loe lagi loe sengaja ya mau cari gue" pertanyaan Al membuat Yuki bingung .
"Hah nggak kok kebetulan aja aku lagi dihukum" jawab Yuki jujur.
"Oh iya loe udah gak pa-pa?"
"Emang aku kenapa?"
"Kemaren loe kan pingsan tepat didepan gue"
"Jadi kakak yg nolong aku kemarin?"
Al hanya mengangguk.
"Maaf ya kak aku gak ngucapin makasih aku pikir yg nolong aku kak Verrel sama kak Gio"
"Santai aja lagian masa gue tega ngebiarin cewek pingsan diantara orang yg lagi tonjok-tonjokan"

Jawaban Al membuat Yuki kesal yang datar dan terkesan cuek namun Yuki tidak akan menyerah untuk bisa dekat dengan Al akhirnya Yuki berani meminta no Hp , nama akun sosmed.
Al yg tidak tega pun memberikannya.
Yuki dan Alpun mulai akrab karena Yuki yg pandai mencairkan suasana dengan obrolan yg ringan. Hal itu membuat Yuki seakan lupa kembali ke kelasnya.

Bel pergantian jam pelajaran  berbunyi membuat Yuki tersadar akan tugasnya. "Ya udah kak aku ke kelas ya bye" melambaikan tangannya.
'Ternyata anaknya lucu juga' pikir Al.
Alpun berjalan ke rak terakhir tempat biasanya ia tertidur .

Tbc ☺
Don't forget Vomentnya



Dream LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang