Soojung berlari di sepanjang jalan menuju sekolah, ia mungkin tidak akan terlambat kalau saja kakaknya -Jung Sooyeon- tidak membuatnya terjaga sampai larut hanya karna mendengar curahan hati sang kakak yang baru saja putus cinta. Ia bahkan meninggalkan managernya yang sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya.Soojung baru saja memasuki gerbang sekolah saat ia mengecek jam tangannya yang menunjukkan pukul delapan lewat lima puluh delapan menit. Setidaknya ia datang 2 menit lebih awal. Menyapa para reporter yang berada di lingkungan sekolahnya sebentar sebelum memasuki gedung Hanlim Multi Art Highschool. Soojung merapatkan jaket musim dinginnya, berkeringat di cuaca bersalju. Hebat.
Soojung berlari menaiki tangga, melawan arus manusia yang hendak menuju aula di gedung yang berbeda. Raut muka Soojung berubah cerah saat melihat teman sebangkunya di antara kerumunan murid-murid lain.
"Sulbin !" Soojung mengumpat dalam hati saat suaranya teredam oleh suara murid-murid lain.
"Sulbin !" Soojung kembali memanggil Sulbin, menaikkan volume suaranya. Membuat salah satu member Dalshabet itu akhirnya menoleh dan melambaikan tangan pada Soojung. "Tunggu aku, aku menaruh tasku di kelas dulu !"
Sulbin mengangguk. "Cepatlah !"
Soojung segera berlari menaiki tangga, melewati celah-celah kecil di antara kerumunan siswa-siswi lainnya.
"Permisi"
"Permisi, tolong biarkan aku lewat"
"Permisi"
Soojung meletakkan tas dan jaket hitamnya asal saat sampai di kelas, berbalik dan segera turun menyusul Sulbin untuk ke aula bersama.
Tahun 2013 ini adalah tahun kelulusan Soojung dan semua anak yang berada di tingkat yang sama dengan Soojung di seluruh penjuru Korea Selatan. Dan hari kelulusannya jatuh tepat hari ini, tanggal 15 bulan 2 tahun 2013. tanggal yang dinanti-nanti sekaligus ingin dihindari setiap murid tingkat akhir. Dinanti karena berarti hari itu mereka sudah terbebas dari segala macam tugas dan ujian sekolah, dan dihindari karena itu berarti mereka akan berpisah dengan teman-teman mereka di sekolah.
Soojung juga begitu, ia ingin sekali cepat-cepat keluar dari neraka remaja ini, tapi ia juga akan merindukan teman-temannya. Terutama seorang lelaki yang akhir-akhir ini memenuhi kepalanya.
"Kita duduk di sana saja !" Sulbin menarik tangan Soojung untuk duduk di kursi paling depan yang kebetulan masih kosong.
.
.
.
Acara kelulusan baru saja di mulai, tapi Soojung sudah merasa bosan setengah mati. Ia menoleh kesana-kemari, menatap satu-persatu siswa yang hadir di aula. "Mencari seseorang ?" Soojung segera menghentikan kegiatannya saat suara Sulbin memasuki indra pendengarannya, menatap gadis bersurai kemerahan yang lebih tinggi darinya. Soojung menggeleng, "tidak" memberi jawaban singkat lalu menatap ke depan. Tepat dimana si ketua osis sok tahu -setidaknya menurut Soojung- sedang berpidato sebagai salam perpisahan di depan sana.
'Tidak penting' Pikirnya, menutup mulutnya dengan punggung tangan saat ia mulai menguap karena bosan.
"Aku tahu kau mencari seseorang, Soo" Goda Sulbin, mencolek pipi Soojung iseng. "Akui saja"
"Ku bilang tidak, Sulbin. Bisakah kau tenang sedikit ?" Soojung mengibaskan tangan malas.
"Ah, itu Jongup !" Gumam Sulbin, namun masih bisa terdengar oleh Soojung. Soojung segera menoleh ke arah pintu utama aula, namun nihil, ia tidak menemukan orang yang Sulbin sebutkan di sana. Ia kembali menghadap depan, memasang raut jengkel karena lagi-lagi ia termakan jebakan Sulbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pile of Woods
FanfictionJust a pile of tale in Krystal's backyard Copyright © byfera 2016