AM 1:27 ●NCT Jaehyun

362 29 5
                                    

When the world turns dark
And the rain quietly falls
Everything is still
Even today, without a doubt
I can't get out of it
I can't get out from the thoughts of you
B2ST - On Rainy Days

.

.

.

(Krystal's side story)

Suara jarum jam menemani malamnya, bersamaan dengan hujan yang mulai turun mewakili suasana hatinya yang turut mendung. Gadis itu memeluk kedua kakinya, disandarkannya dahi pada kedua lutut. Surai gelapnya dibiarkan tergerai menjuntai hingga menutupi wajahnya.

Di dalam sana, sesuatu yang kasat mata sedang berperang mati-matian. Yap, pikiran dan hatinya. Benar apa yang orang katakan, penyesalan selalu datang di akhir. Karna itu apa yang sedang dirinya rasakan. Penyesalan terdalam, rasa sakit tak terbatas dan kebodohan tak berujung. Selama dua puluh satu tahun hidupnya, tak pernah dia menyesali keputusan yang diambilnya. Dan ini pertama kalinya dirinya menyesal -sangat, sangat menyesal.

Krystal menggaruk kepalanya, menjadikan rambut panjangnya terlihat semakin kusut. Dia meringis pelan, tatapannya ditujukan pada sang hujan. Apa yang harus dirinya lakukan?

Rasa-rasanya sebentar lagi dia akan menjadi gila. Hanya karna seorang pria yang selalu memakai ransel hitam saat ke kampus. Pria yang membuatnya dijuluki wanita paling bodoh karna melepas seseorang sepertinya, dan dirinya benar-benar bodoh jika tidak mengambil kesempatan ini.

Netranya tertuju pada benda bersarung merah di sebelah kakinya. Layarnya menunjukkan pukul 1:19 dini hari. Ia masih ragu untuk benar-benar melakukan ini atau cukup kembali tidur dan kembali menjalani harinya ditemani rasa bersalah.

Dengan perasaan yang bercampur aduk, Krystal meraih ponselnya, menekan angka 1 -mendial nomor yang akhir-akhir ini tidak ada di baris teratas daftar panggilan masuknya.

Jantungnya berdetak cepat bersamaan dengan dering pertama terdengar. Krystal menghela napas, menunggu selama beberapa puluh detik. Dering kelima terdengar sebelum berganti dengan suara otomatis yang menginstruksikan untuk meninggalkan pesan suara. Gadis itu menghela napas untuk yang kedua kalinya lalu menekan tombol merah.

Krystal sempat berpikir sebentar lalu kembali menekan angka 1. Krystal menggigit kukunya, merasa benar-benar gugup. Dia tidak pernah segugup ini ketika menghubungi lelaki itu. Krystal terus menunggu, dia menatap jarum jam yang bertengger manis pada dinding kamarnya yang berwarna ivory. Mengikuti jarum merah yang berdetak setiap detik. Dan jantungnya serasa akan melompat ketika pada dering keempat dirinya menyadari lelaki di sana baru saja menjawab panggilannya.

Krystal menghembuskan napas pelan-pelan berusaha menghilangkan kegugupannya lalu berucap.

"Jae-"

Nyatanya dia terlalu gugup hingga suaranya terputus dan terdengar aneh. Tidak terdengar jawaban dari sana, atau memang lelaki itu tidak berniat untuk bicara padanya -Krystal tidak tahu. Entah bagaimana matanya seketika memanas, dulu lelaki itu selalu menyapanya lebih dulu. Krystal menjauhkan sedikit ponselnya, dia menggigit bibirnya kuat-kuat berusaha menahan isakannya -berharap Jaehyun tak akan mendengar apapun.

Krystal kembali mendekatkan ponselnya setelah berdehem samar.

"Jaehyun-ah ...."

Masih tidak ada jawaban, Krystal memutuskan untuk terus berbicara. Dirinya benar-benar mengumpulkan kekuatan untuk setiap kata yang ia ucapkan.

A Pile of WoodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang