Aku hanyalah orang bodoh.
Tak tahu jalan mana yang harus ditempuh.
Tak ada orang yang mau memberi arah.
Hanya cacian dan makian yang selama ini kuterima.
Inilah nasib seorang pandir.
Kamilah golongan yang terbuang.
Ketika kehormatan semu dan materi dunia yang menjadi batas sosial.
Selama itulah hidup kita akan selalu menjadi kaum marginal.
Apalah arti sebuah akal.
Bilamana arogansi menutupi akal sehat.
Bilamana libido menjadi pengambil seluruh keputusan.
Maka apa bedanya manusia yang selalu mereka anggap terhormat sama persis dengan seekor binatang di peternakan.
Toh pada dasarnya manusia dan hewan itu sama saja.
Hanya akal dan hati yang menjadi pembatas bagi kita.
Kyota hamzah
12/2/2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Cermin
PoesieTerkadang kita mampu melihat orang lain namun lupa melihat siri sendiri. Kadang pula kita bisa menyuruh orang lain melakukan perbuatan baik namun diri sendiri tak melakukannya. Sajak ini kutulis untuk bercermin pada diri sendiri atas apa yang kita a...