in Memorial Afika

213 7 4
                                    

Setelah di foto itu lah, Afika menghembuskan nafas terakhirnya dirumah sakit.
mereka nggak sadar
dan disangka tertidur...
wajahnya berseri tersenyum manis setelah menangis bahagia..

" Fi...FIKAA...HEI.. "

" F..i..ka.. kita pamit dulu.."

" iya Fika..semoga cepat sembuh ya "

namun kecurigaan kami membawakan hasil, Kevin memeriksa denyut nadinya juga detak jantungnya.

" Fika..udah meninggalkan"
jawabnya

" NGGAK LU BOHONGKAN
FIKAAA...
FIKAAAAAA!! "
Rangga menangis, teriak terus membangunkannya.
namun tak membawa hasil,
kami menangis semua menyelimuti suasana duka dalam ruangan Afika.

" Udah Rangga..Udah,
mungkin ini kehendak Allah, kita harus mengikhlaskan nya.
Afika udah tenang di alam sana "

jelas Mitha, yang tegar.
semuanya terdiam merenung, menangis penuh kesedihan yang mendalam..

Memorial Afika

FLASHBACK.

terkenang disaat Aku bersamanya,
jalan bareng ke mall saat pulang sekolah  dari,
senyumannya, marahnya, juga tawanya melekat dipikiranku,
Ia juga adalah sahabat terbaikku
suaranya membuatku tak bisa melupakannya.

Afika Voice Memory :

" eh Vira kita sampai nih hehehe "

" Viraa..Vira..beli aku es krim dong "

" ini Vira aku bawain makanan "

" Hai.. Vira yuk kita pulang "

seluruh nada bicaranya, menyatu dikepalaku menjadi satu sampai Aku shock lalu berteriak..

" AFIIKKKKAAAAAAAA !!"
jeritan tangisanku, memeluknya!
memegang tangannya lalu mencium keningnya..

" selamat jalan Afika.."
Suratan kecil yang di tulis Afika ketika Ia masih hidup.
Aku menemukannya di genggaman tangannya,
lalu ku bacakan di depan teman-temanku

NOTE Diary Afika :

dear my friends,

sahabat, Aku telah menghabiskan kebahagiaanku bersama kalian..
meskipun kalian tak tahu
penyakitku, tapi aku bisa menyembunyikan nya dari kalian
penyakitku ini, yang tak bisa di sembuhkan
dan dokter mengvonis hidupku tak lama lagi.

**
aku berbohong jika orang tua ku sakit padahal aku yang sakit..
aku minta maaf telah melibatkan kalian untuk masuk dalam masalahku

untuk mu, Vira maafkan aku telah menyakitimu
dan membuatmu menjadi seperti ini
kau lah sahabat baik ku..

untukmu, Rangga. Maafkan aku yang memaksa mu balikan denganku
tapi aku masih sayang padamu..

kenangan ini aku simpan dalam hatiku sampai ajal menjemputku

AFIKA
always love you..

Aku merinding membacanya, meneteskan air mata membasahi kertas putih ini..
semua temanku menangis mendengarnya..

" kita doa kan sama-sama untuk Afika "
semua nya berdoa,
agar arwah Afika tenang di alam sana.
wajahnya tersenyum bahagia dengan menutup kedua matanya.

" AFIKAAAAAA...
INI MAMAH NAK "
Tiba nya orang tua baru saja datang memeluknya, kesedihan ini tak berujung.

kami keluar dari ruangan ini, sang dokter memeriksa   Afika juga para suster yang sibuk membantu.

****

Hari pemakaman Afika

kami tiba di pemakaman, memakai baju hitam. kuburan nya Afika, dari karangan bunga duka cita yang terpajang disini.

Rangga terus melihat ketika pelepasan jasad Afika masuk kedalam liang lahat Aku terus menangis ingin membendung air mata namun tak kuasa.

kami pun berdoa bersama..

bayang-bayangku melihat sosok Afika diujung sana
tersenyum melambaikan tangan ke arahku
mengucap selamat tinggal

sahabat adalah segalanya
sahabat, itu berupa
kertas kecil yang berisi curahan hati
dan kamu adalah kertasnya..
sahabat kamu adalah pulpennya..
mencurahkan hatinya ke dalam lembaran lembaran mu..
agar Ia tak sendirian..
untukmu sahabat
ijinkan lah Aku melindungimu
membuatmu agar tak kesepian.

in Memorial Afika.

- FIN -

KERTAS DAN PULPEN PUTIH? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang