Unbelieveble Reality

292 33 6
                                    

Flashback still on

"Selamat datang Aily"

Eeh.. Aku dimana? Ruangan apa ini? Kok putih semua? Apa aku dah mati, ya Allah.. Aku belum siaap. Gak mau masuk neraka.. lebih baik aku Disiksa sama Via dan temen-temen daripada mesti mati terus ngerasain panasnya api neraka.. Ga maooo

"Lewat sini, silahkan"
cantik. Mbak-mbak pake gaun warna ijo ini memegang tanganku. Rambutnya panjang hitam berkilau. Kyaaa cantik banget wajahnya mirip orang Turki di sinetron striping ituloh. Tapi kenapa dia bawa aku kemari jangan-jangan dia malaikat maut?

"Kita mau kemana mbak?"
Gak pa-pa nanyakan? moga gak gigit.

"Silahkan lewat sini"
Eeeh dia budek ya? Sayang cantik-cantik budek. Aku melihat sekeliling. Ruangan ini sepertinya kecil, tapi terasa luas, entahlah aku tak pandai menggambarkan sesuatu. Aku mencoba menyentuh dinding putih ini, eh tanganku tak sampai.

Mau gak mau aku ngikutin si mbak cantik orang Turki ini menuju gerbang tinggi dan masih berwarna putih.
Gak berasa horor walaupun disekitarku putih semua kecuali warna gaun mbak cantik ini, warnanya hijau daun, kayak nama band ya? Hahah...
Ah andai  kulitku putih kayak gini pasti aku gak jelek-jelek amat kan ya?
Eh aku mikirin apaan sih? Kalau aku dimasukkan ke alam barzah gimana?

Kami berhenti tepat di depan gerbang. Aku melongok keatas menatap gerbang putih didepanku. Gerbang ini tak berujung. Bulu kudukku berdiri apa ini mimpi? Kalau ini mimpi kenapa berasa saat mbak cantik memegang tanganku?

Mbak bergaun hijau menatapku.
Hey.. aku mana mau tatap-tatapan sama orang secantik ini. Aah pura-pura gak liat ah..

"Ikuti ucapanku!"
Aku menatapnya heran

"Kizistaghani baszen qhis"

"Ap.. apa? Itu mantra apa?"

Noh kan udah mulai aneh. Gimana kalau itu mantra buat masuk aliran sesat. Aiihh cantik-cantik gilaa.. Tak relaaa masuk begituan....!!

"Kizistaghani baszen qhis!!"

Volumenya naik 1/2 oktaf. Kyaa nenek mbak ini udah budeg, gila, emosian. Aku bergidik ngeri

"Kijis apaan tadi mbak?"

Lah salain dia dong ngomongnya kecepetan. Apalagi aku gak gampang buat ngapal kata-kata aneh begituan.

"Kizistaghani... ... qhis..."

Suaranya makin pelan!
Tubuhku seperti tertarik, mbak cantik itu tersenyum..

.......

"Hueeeee" Aily terbangun dari tidurnya.

"Mimpi apaan tadi? kok rasanya aneh ya?"
Ia mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Kayak asli banget ih tapi serem. Kok bisa wajah mbak tadi kelihatan jelas banget di mimpi aku. Padahal akukan gak pernah ketemu sama mbak itu, ini nih kalau tidur gak baca doa"

Setelah berjalan lama karena ditinggal Kelvin di tempat yang jauh dari rumahnya, ia langsung masuk kamar dan tertidur.

Aily beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke dapur. Jam 02.15 tak biasanya dia terbangun sepagi ini. Ia sangat lapar, kemarin hanya makan bekal di sekolah.

"Jengkol, kerupuk, perpaduan yang sempurna untuk orang yang terbangun dimalam hari karena lapar" gumamnya sambil tersenyum cerah.

Setelah mengambil nasi dan jengkol ia duduk di meja makan
"Selamat makan" ucapnya yang entah pada siapa.

Brukkk!!

Ia kaget, itu suara apa? Kucing? Tidak mungkin. Didaerahnya tak ada kucing yang berkeliaran! Apalagi saat malam begini?
Hantu? Aily sudah menyiapkan 1001 doa penangkal setan dan antek-anteknya. Bahkan doa buka puasapun dihapalnya.

Magic DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang