First Date

241 21 2
                                    


"Kenapa lo gak bilang ada cewe secantik itu disekolah?"

"Dia anak baru"
Ucap Kelvin malas ia memainkan remote tv ditangannya

"Kayaknya gue jatuh cinta sama dia"

"Gue gak terkejut"
Kelvin tau Redi adalah cowo yang mudah jatuh cinta. Bahkan bisa dibilang agak playboy. Bukan playboy beneran cuma 'agak'. Ngerti kan ya?

"Lo gimana? Gak ada rencana buat suka juga sama Jasmin kan?"

"Tergantung"

"What?"
Kelvin tidak sadar kenapa jawabannya tergantung. Biasanya dia tidak peduli pada cewe kecuali pada gadis jelek itu.

"Entahlah gue pengen nonton, jangan ganggu"

...........

"Nek mereka sapa?"
Aku menatap keluar jendela dengan cemas. Ada banyak orang diluar rumah. Dan semuanya berjenis kelamin laki-laki.

"Nenek juga gak tau Min"
Nenek tetap fokus pada sirih yang sedang dikunyahnya membuat mulutnya belepotan warna merah.

"Nenek, Ai takut..."
Aku menutup mulut, keceplosan lagi. Semoga nenek tidak mendengarnya.

"Tanya gih ada kepentingan apa"
Ucap nenek susah payah bicara karena sedang mengunyah sirihnya.

Aku melihat keluar lagi ada teman Smaku, ada pria gendut yang make setelan jas lengkap, ada pria pake kacamata, bahkan om-om genit di ruko tadi pagi. Ya ampun apa mereka menguntitku sampe disini ya? Gustii

Om-om yang memakai baju kotak-kotak menyadari kalau aku mengintip mereka, menunjuk-nunjuk ke arahku hingga semua pria itu langsung mendekati jendela tempatku mengintip. Aku langsung berlari menjauh dari jendela.

"Nenek mereka datang nek.. Jasmin takut"
Tanganku bergetar hingga berkeringat dingin

"Minggir, biar nenek usir"
Nenek langsung bangkit dari tempat duduknya membuka pintu padahal masih ada noda merah di mulutnya.

Aku takut-takut Bersembunyi di belakang pintu. Tak mau menampakkan diri.

"Woooy kalian ada urusan apa datang kemari? Heh?"
Nenek berkacak pinggang didepan pria-pria itu.

"Nenek, kami mau ketemu Jasmin"
Itu teman sekolahku. Entahlah aku lupa namanya. Kenapa juga dia mau menemuiku?

"Mau apa memangnya hah?"

"Mau bahas tentang masa depan Kita nek"
Weeeek, aku ingin muntah mendengar ucapan satpam itu

"Masa depan ndasmu!! Dia masih sekolah belum boleh pacaran. Bubar sana bubar!"
Nenek bisa jadi galak juga yaa. Sugoi!
Ada beberapa dari mereka yang pergi kebanyakan masih remaja seperti aku. Sedangkan yang om-omnya masih bertahan diteras.

"Kalian mau apalagi? Udah dengarkan tadi. Pergi sana, dikira disini tempat antri beras raskin apa!"

"Nek mari kita bicara baik-baik, saya ada hati dengan nak Jasmin. Saya bisa biayain sekolah dia. Asalkan dia mau jadi istri saya yang ke-4"
Dan aku langsung terserang penyakit jantung demi mendengar ucapan om-om berambut klimis itu. Istri ke-4 katanya? oh ikan magicium ubahlah aku menjadi Aily lagi.

"Lebih baik aku tenggelamkan Jasmin daripada menikah dengan kamu Thoyib. Temui keluargamu gih, udah 3 kali lebaran 3 kali puasa kerjaannya cari daun muda. Sana pergi kalian atau nenek panggil aparat kelurahan?"
Akhirnya mereka semua pergi. Sulit juga ya jadi cewe cantik.
Aku langsung memeluk nenek dan ngucapin trima kasih. Tapi nenek melepaskannya begitu saja sambil mengangguk. Yah mungkin nenenk belum terbiasa dengan Jasmin disini.

Trrrrtt trttt..
Aku mengambil hp bututku. Ehh nomor baru kirain dari provider yang biasa memberitahukan kartuku sudah dalam masa tenggang. Cepat-cepat aku membacanya

Jasmin kamu gak ada acara? siap-siaplah aku jemput jam 5

Redi

Darahku berdesir menyalurkan rasa aneh yang menggelitik perut. Baru tadi lelaki bermata biru itu meminta nomor hp saat mengantar siang tadi. Dan sekarang kita akan kencan! Untuk pertama kalinya seumur hidupku

..........

"Kamu cantik sekali Jasmin"

Aku tersipu Redi sudah ada di depan rumahku. Dia terlihat santai dengan memakai t-shirts hitam dengan jaket merah celana jeans dan sepatu. Cowo yang serba setengah ini (ibunya dari Indonesia dan ayahnya Inggris) terlihat sangat keren dan tampan.

Setelah pamit pada nenek kami berjalan ke mobil
"Silahkan naik Princess"

Aku menaiki mobilnya pelan-pelan. Layaknya seorang princess beneran

'Dan kamu princenya'
Batinku

..........
 
Kami berhenti di sebuah taman bermain terkenal. Aku sering melihatnya di tv.

"Kamu gak apa-apa aku ajak main kesini"

"D u f a n"
Tanpa sadar aku mengeja tulisan besar di papan besar tanda selamat datang. Tunggu tempat ini untuk menguji adrenalin. Mana ada romantis-romantisnya coba?

"Yah kenapa gak suka?"
Aku langsung menggeleng. Gak apalah yah, ini pasti seru apalagi bareng Redi yang tampan ini.

"Jangan takut aku akan menjagamu"
Dia memegang tanganku. Mukaku memanas, Nenek kenapa perutku tiba-tiba mules? Aku menahan napas dan..

'Broooooooottt'

Aku menutup mataku, gas pencemar udara lolos begitu saja dari tubuhku.

"Hmppppp"
Redi langsung keluar mobil sambil menutup hidungnya.

"Aku kentut nek, aku barusan kentut" Air mataku menetes

................

Hai maaf ya untuk reader yg Menunggu cerita ini. Author lagi gak ada semangat buat nulis. Tapi akhir-akhir ini sudah mulai muncul lagi kok. Maaf kalau part ini absurd bin freak. Jangan timpuk author.

Lanjutannya gak bakal lama. Keep voment yaa.. lop yu 😘😘😘😘

Magic DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang