The Bubble of Dream

143 18 0
                                    


Dinda keluar dari mobil.
Sementara itu pak satpam dan suami ibunya berlari menuju Aily yang masih terduduk karena terpeleset.
Aily yang kesakitan panik melihat banyak orang mendekatinya walaupun mereka berniat membatunya, bisa gawat kalau ibu dan kakak melihatnya ada disini. Semua rencana bisa hancur.

Tanpa ia sadari ibu mengeluarkan kepala dari jendela mobil dan melihat ke arahnya.

"Kakak cantik.."
Ucap Vio yang ada di pangkuan ibu.

"Itu bukan Kakak cantik Vio"

Aily yang nendengar itu langsung menutupi wajah dengan tas. Semua orang semakin dekat, dengan susah payah Aily berdiri dan berteriak

"Berhenti semua!!"

Satpam, suami ibu dan Dinda langsung berhenti di tempat mereka masing-masing. Ini kesempatan terakhirku, Aily langsung mengambil ancang-ancang untuk lari. Padahal kakinya masih sakit. Wajah ia tutupi dengan tas dan..

"Huwaaaaa.....!!"

Aily langsung berlari keluar gerbang rumah itu seperti kesurupan. Namun tetap saja larinya pelan dengan kaki pincang. Semua yang ada disana melihatnya cengo.

"Ayah itu siapa?"
Tanya Dinda setelah Aily sudah pergi cukup jauh

"Ayah juga gak tahu katanya dia salah alamat. Kamu parkirin dulu mobilnya digarasi masih ada ibu dan adik-adikmu di mobil. Nanti kita bicara di dalam."

Dinda masuk lagi ke dalam mobil. Ibu masih melihat gadis yang berlari terseok-seok itu.

"Ibu kenal gadis itu?"

"Gak, ibu gak kenal. Sudah cepat kamu masukin ini mobil"

.............

"Hah.. huh.. hah.. huh.."

Aily berhenti di kios yang ditutup dan duduk di bangku depan kios itu. Ia memegang kakinya yang terpeleset tadi.
"Aduuh!"
Aily meringis, pahanya bengkak terasa sakit saat dipegang. Harusnya tadi dia tidak memaksa lari. Tapi kalau tidak lari pasti ibu akan langsung mengenalinya. Hari sudah mulai sore, dan dia berada ditempat yang sepi. Aily langsung teringat waktu penculikan dulu.

Tidak! Ini tidak boleh, dia harus pergi dari sini. Aily berdiri dari duduknya dan memaksa kakinya berjalan. Dia harus kembali kerumah secepatnya!

........

Nenek melihat jam lagi, sudah jam 05.30 dan Jasmin belum pulang. Nenek berdiri di teras harap cemas semoga Jasmin pulang sebelum malam.

"Nenek..."

Suara itu adalah milik seseorang yang selama ini nenek rindu. Dan benar saja Aily berjalan cepat dengan terseok-seok masuk ke halaman rumah. Nenek menjemput Aily dan membantunya sampai di teras.

"Ya ampun Ai kaki kamu kenapa? Kamu kemana aja selama ini?"

"Nenek kaki Aily gak kenapa-napa. Aily juga gak kemana-mana, Aily mau lihat ikan Ai eh maksudnya ikan Jasmin di kamar"

Aily melepas rangkulan nenek dan bergegas ke kamarnya. Dia sudah curiga dengan ikan magicium itu. Apa ikan itu pingsan karena lapar, ikan itu memang tidak pernah mau makan apapun. Atau paling parah ikan itu mati. Setelah sampai dikamarnya

"Aaaaarrrrrghhh!!!!!"

"Aily.. ada apa?" Nenek yang mengikutinya dari belakang langsung berlari masuk kekamarnya.

"Nenek! Ikan magicium kemana nek? Ikan Jasmin mana?"
Seperti kesurupan Aily mencari aquarium ikan keseluruh tempat, mengabaikan kaki yang masih sakit. Nenek membatunya mencari ikan itu. Yang nenek ingat ikan berwarna biru itu ada di dalam aquarium bulat. Beberapa hari lalu nenek memberinya makan butir nasi tapi Jasmin langsung melarangnya.

Magic DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang