The Mission Revenge

241 15 6
                                    

"Di sini?"
Tanya Redi.

"Ya, makasih Redi kamu boleh pulang."
Ucap Jasmin asal

Emang sekolah, boleh pulang. Redi membatin.
Jasmin beranjak turun tapi dicegat Redi

"Jas, itu ikannya kok dibawa?"

"Eh., ini, aku, itu,"
Redi melongo melihat Jasmin salah tingkah. Jasmin membawa aquarium yang berisi dua ikan.

"Pokoknya ada deh, aku turun dulu ya."
Jasmin turun di depan rumah ibunya. Dia membawa aquarium itu untuk berjaga-jaga. Jangan sampai kejadian kemarin terulang kembali.

"Kalau mau aku jemput telpon aja."

"Bolehkah?"
Mata Jasmin berbinar. Wah bisa menghemat biaya nih

"Tentu, apa sih yang enggak buat kamu?"
Redi menggombal.

"Oke, aku jalan ya. Kamu hati-hati."

Jasmin mengangguk. Sesaat setelah mobil Redi pergi. Jasmin menekan bel di depan gerbang.

Ting nong

Bagai deja vu, Jasmin membenarkan rambutnya. Setelah yakin penampilannya sudah rapi ia menekan tombol kembali.

Ting nong

"Iya sebentar.."

......

Jasmin disuruh duduk oleh mbok di tempat yang sama waktu lalu.

"Silahkan duduk neng cantik, mbok panggil ibu dulu. Bapak kebetulan tadi keluar"

Ucapan mbok benar-benar persis seperti waktu pertama dia datang kemari. Bedanya sekarang ibu yang ada di rumah. Dan si mbok pake embel-embel cantik.
Tak berapa lama, ibu pun keluar diikuti mbok dari belakang. Ibu terlihat cantik dengan dandanan yang agak menor dan pakaian mahal. Ibunya terlihat seperti sosialita.

"Jasmin, tante pikir kamu gak mau jadi baby sitter Vio. Dia cariin kamu terus loh."
Ucap ibu. Ibunya memang menelepon lagi, Jasmin tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Akhirnya dengan bantuan Redi dia kembali ke rumah ibu.

"Vio itu anak yang imut tante, bagaimana bisa saya menolak mengurusnya."
Jasmin tersenyum walau tak sampai di matanya.

"Vio lagi tidur siang, tante mau pergi arisan. Kakaknya yang tua sibuk kuliah."
Ibu memasukkan bedak padat yang dipake tadi ke dalam tas.

"Jadi di rumah hanya ada siapa tante?"

"Cuma ada mbok dan satpam, suami saya belum pulang kantor. Dan kakaknya, Alia lagi les. Gimana? Kamu gak apa-apa?"

"Tentu, tante. Jasmin gak apa-apa."
Malah ini kesempatan yang bagus ibu. Batin Jasmin

"Tapi kenapa kamu bawa ikan itu?"
Tanya ibu terheran-heran melihat aquarium di pangkuan Jasmin.

"Ini ikan biasa kok tan, cuma saya ingin membawanya saja. Sapa tahu Vio suka."
Menurutnya alasan itulah yang paling masuk akal.

"Kamu perhatian sekali. Mbok, mana pak Herman, suruh siap-siap."
Ujar ibu.

"Jasmin kamu ke atas, kamar pertama itu Vio tidur."
Ibu beranjak dari tempatnya dan keluar rumah. Jasmin menatap kepergian ibu dengan tatapan merendahkan.

Beberapa menit kemudian terdengar suara deru mobil keluar dari halaman. Jasmin berdiri dan membawa aquarium ikut naik menuju lantai atas. Rumah ibu sangat warbyasah, betapa selama ini ibu dan keluarga hidup penuh kelebihan.

Jasmin membuka pintu kamar pertama di lantai dua. Ia melihat sosok mungil yang terlelap di atas tempat tidur. Jasmin menutup pintu kembali, ia mendekati tempat tidur, anak kecil itu tidur nyenyak sekali. Wajah mungil itu terlihat damai dalam tidurnya. Jasmin penasaran apa yang sedang Vio mimpikan? Tangan Jasmin terulur memegang pipi Vio.

Namun dia langsung tersadar dan menjauh. Ini bukan bagian dari rencana. Jasmin tak boleh punya rasa sayang. Dia harus tega bahkan pada Vio. Seperti yang telah ibu lakukan selama ini pada nenek dan dirinya.

Jasmin melihat ke segala arah, setelah yakin tak ada cctv atau kamera lain di dalam kamar ini. Dia semakin yakin dengan misinya saat ini. Yaitu

Menyiksa Vio dengan cara Licik

.........

Tbc

Author note :
Pendek? Maaf ini part bonus karena saya terlambat mengupdet part kemarin heheheh. Next chap pasti seru. Tapi saya gak jamin #tabok.

Oke vomentsnya mana?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Magic DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang