7 :: bimbang.

10.7K 670 4
                                    

Edited.

Lo itu kaya rumus matematika, susah di cari tapi dapet kalau berusaha.

***

Pahlevi POV

"(namakamu) lo cantik manis baik, Tapi sayangnya gue udah punya seseorang" Ucap gue dengan wajah yang murung.

"Setiap lo tatap mata gue, adem banget rasanya. Setiap lo ngelukis senyum di bibir lo, bahagia yang gue rasa."

"Kalo gue bisa buat lo jadi milik gue, gue janji buat ga ngehianatin lo apalagi ninggalin lo. Terus Laura gimana?" Tanya gue yang sangat bimbang banget.

"Laura kan di Australia, gak mungkin tau kan?" Ucap gue dengan mantap dan segera mengambil handphone di saku celana.

Gue sayang (namakamu).
Gue sayang Laura.


pahlevifakhraza
udah siap, manis?

Hari ini niatnya, gue bakalan ngajakin (namakamu) ngedate, untuk mengungkapkan perasaan gue? bukan bukan itu! belum siap rasanya jika duain Laura.

(namakamu)syn
siap!

pahlevifakhraza
otw tempat bidadari yang gapunya sayap.

gombal dikit gapapa kali ya, hehe. emang bener kok dia bidadari yang gapunya sayap.

(namakamu)syn
loh? gajadi kesini?

pahlevifakhraza
jadi kok, kan kamu 'bidadari yang gapunya sayap' nya.

gue yakin pasti dia blusshing, asik ya godain gebetan.

(namakamu)syn
idihhh wkwkw, yaudah cepet kesinii keburu sore

Setelah dia ngirimin pesan line kalau dia udah siap gue langsung lari ke dalam mobil. Gue gamau buat dia nunggu, ini karena gue gasuka nunggu makannya gue gamau buat orang nunggu. Mobil Sport gue udah meluncur bebas di jalan raya, dan sekarang udah nyampe dipekarangan rumahnya.

"hai, udah lama nunggu ya?" Suara manis itu, siapa lagi kalau bukan dari (namakamu)?.

Your voice is my favorite sound.

"eh, bentar aku izin dulu sama calon mertua" celetuk gue tanpa muka berdosa. Bahkan gue gak inget calon mertua gue yang di australia.

Apa kabar tante nau? Australia panas?

Gue garuk garuk kepala sendiri, karena merasa pusing mengapa di saat saat seperti ini malah memikirkan Laura dan Tante Nau yang berada di Australia.

"eh? mertua?" Tanyanya bingung.

Terasa canggung banget di mobil, gue fokus sama jalanan depan, dan dia fokus sama ponselnya yang kelihatannya lagi stalk instagram orang.

"(nam)?" Sapa gue pertama untuk menghilangkan rasa canggung yang sedari tadi menyemprot wajah gue.

(namakamu) POV

Gue sendiri, masih berkecamuk sama kata-kata ka Fasya yang bilang kalau inisial P dari semua surat itu dari Pahlevi, niatnya mau gue tanya-tanyain, tapi kok aneh ya?

Setelah dia nanya ke gue tentang apa lagu kesukaan gue dan menyuruh gue mencari kaset yang ternyata dia suka juga sama Justin Bieber, gue pun langsung membuka dashboard mobilnya.

Tapi, ada hal janggal di dalam itu, sebuah kertas? kertas yang sering gue dapetin dengan warna yang sama. Gue yang di penuhi dengan rasa penasaran pun langsung membuka kertas tersebut, isinya berbagai rangkaian kata-kata manis,

'aku sayang kamu banget (nam)"
-p

loh? surat ini? inisial ini? kamu? kamu yang ngirim surat ini terus? kamu? kamu kenal aku udah lama?

Semua yang gue temuin ini, menantapkan hati gue untuk bertanya secara dalam sama dia, maksud dari semua ini?

"lo kenal gue darimana, vi?" Tanya gue hati-hati.

Pahlevi yang mendengar gue menanyakan itu pun langsung menyerit dan menatap gue, "maksudnya?" Tanyanya.

"Jadi, lo kenal gue darimana"

Pahlevi berfikir dengan wajah yang merasa gue curigai, "Waktu itu kan di pantai?"

Benar juga! kenapa harus gue tanyain lagi,

tapi ini aneh.

"lo gak kenal gue dari lama kan?"

"eh itu, gak. baru kenal pas di pantai kan?" Ucapnya dengan disertai, gugup?

"okay." Ucap gue menghentikan pembicaraan ini yang takutnya akan menuai keributan.

Setelah itu, gue pun fokus menatap ke jalanan lagi dan menyerit hebat,

"lu ngajak gue ke dufan? gue pake rok" Ucap gue sambil menyentuh rok diatas lutut gue.

"kita beli celana, easy?" Ucapnya dan keluar dari mobil untuk membukakan pintu untuk gue.

Pahlevi mengambil handphone yang berada di kantong celananya,

"(nam..) take a picture?" Tanyanya.

Gue tersenyum, "of course"

To be continue.

Comeback | IdrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang