Chapter 1

149 8 3
                                    

Memendam rasa suka kepada seseorang yang cukup lama itu rasanya seperti menanam pohon mangga tapi tak kunjung berbuah. Ya, aku menyukai seseorang, tetapi orang itu tidak menyukaiku (tidak memiliki rasa ketertarikan padaku). Dia adalah ketua kelasku.

Entah apa yang aku rasakan. Apa ini benar-benar cinta atau hanya mengagumi dan menyukainya saja? Aku tidak tau pasti, tapi ketika dia dekat wanita lain yang statusnya temanku sendiri rasanya seperti memeluk pohon kaktus. Sakit. Meskipun aku tau mereka tidak memiliki hubungan apa-apa, selain berteman.

Andi Aziz Efendi.
Itu namanya. Laki-laki yang pandai, disiplin, dan segala-segalanya untuk ku, tapi sayang dibalik itu semua dia adalah laki-laki yang acuh dalam masalah cinta. Dia tidak pernah menyentuh kata cinta, memandang pun dia tak pernah.

Aku tidak tau apa sebabnya, kenapa dia sebegitu acuhnya kepada cinta. Apa mungkin dia pernah mencintai seorang gadis yang begitu ia cintainya namun gadis itu mengacuhkannya? Apa mungkin dia pernah bersama dengan gadis yang sangat ia cintai namun gadisnya berkhianat? Atau mungkin dia pernah dekat dengan seorang gadis, mereka saling sayang namun gadis itu ternyata sudah memiliki kekasih? Em, entahlah. Aku tidak begitu paham dengan dia.

"Delisia Akaila Putri. Kamu kenapa melamun? Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Bu Anis guru prakaryaku.

"Tidak bu. Saya tidak memikirkan apa-apa." Jawabku setelah tersadar dari lamunanku.

"Ya sudah kalau begitu. Kelompok untuk membuat kue dari bahan ketela akan Ibu bentuk 1 kelompok berisi 6 anggota, 2 laki-laki dan 4 perempuan. Kelompok pertama Aziz, Frenda, Ismi, Nawang, Grevita,dan Delisia. Kelompok Kedua....."

Ketika Bu Anis sedang sibuk mengumumkan tentang pembentukan kelompok. Dalam hati aku sangat bahagia. Tanpa aku sadari,bibir ku membentuk sebuah senyuman. Bahagia, itu yang aku rasakan saat ini.
Semua kelompok telah dibentuk. Saatnya untuk berdiskusi tentang kue yang akan disajikan dalam penilaian nanti.

"Kita buat kue apa ini enaknya?" Tanya Ismi memulai pembicaraan.

"Aku mah ikut aja lah." Jawab Frenda.

"Yee jangan gitu. Inikan kelompok, jadi harus kesepakatan bersama dong." Ucap Nawang.

"Iya, aku setuju sama Nawang." Ucap Grevita.

"Kalau kalian berdua?" Tanya Ismi padaku dan Aziz.

Bukannya menjawab pertanyaan Ismi, aku malah melihat wajah Aziz dengan tatapan kagum.

"Bikin yang simple ajalah." Jawab Aziz memecah keheningan.

"Del, menurut kamu apa?" Pertanyaan Grevita membuat aku kaget dan tersadar.

"Hah. Em iya bener tuh kata Aziz, bikin yang mudah aja."

"Gimana kalau bikin Cupcake dari ketela ungu. Ntar bikin bareng-bareng dirumah aku? Setuju nggak?" Ajak Nawang.

"Setuju" jawab kami berempat.

Untung saja rumah kami berenam tidak terlalu berjauhan, tetapi tidak juga berdekatan sehingga untuk mengerjakan tugas kelompok ini kami sangat mudah untuk bertemu dan berdiskusi bersama.

***

Rencananya pulang sekolah nanti kelompok ku akan mengadakan diskusi lagi untuk pembagian tugas, namun karna temanku ada kepentingan mendadak akhirnya pembagian tugas akan dilakukan besok.

Hampir 15 menit aku menunggu mama untuk menjemputku, tapi mamaku tak kunjung datang. Pulsaku pun juga habis, aku tidak bisa menghubungi mamaku.

"Delisia, aku pulang duluan ya!" Sapa temanku yang bernama Lailil.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang