Author POV
Mereka berdua sudah berada di kedai ice cream yang tadi sudah dikatakan Aziz. Duduk didekat jendela, menikmati sunyinya malam kota sambil menunggu pesanan datang.
Tanpa mereka sadari sepasang mata tengah mengamati aktifitas mereka dari kejauhan dengan senyuman miring. Orang itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan mengambil beberapa foto mereka bedua.
Mulai dari mereka berdua terlihat berbincang-bincang, ice cream yang belepotan dimulut Delisia dan diusap dengan tissue oleh Aziz. Semua aktifitas yang mereka lakukan di foto oleh orang itu. Ketika sudah dirasa cukup foto-fotonya, orang itu pergi meninggalkan kedai.
"Aziz udah malem, pulang yuk. Aku takut mama marah, kalau pulangnya terlalu malem." pinta Delisia saat melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 21.00.
"Oh iya. Ya udah ayo. Aku antar sampai rumah ya? Eh tapi tunggu dulu. Aku boleh minta satu hal kan?"
"Boleh. Apa emangnya?" jawab Delisia penarasan.
"Tolong jangan kasih tau siapa-siapa ya masalah malam ini. Aku nggak mau semua heboh karena kita keluar bareng." pinta Aziz.
Sebenarnya ada rasa kecewa dalam hati Delisia, namun dia bisa apa. Akhirnya Delisia hanya menjawab dengan anggukan kecil. Setelah Aziz membayar pesanan, mereka meninggalkan kedai dan Aziz mengantarkan Delisia pulang.***
"Terima Kasih Aziz. Udah ngajakin aku ke taman kota, kedai ice cream, dibayarin pula. Sekarang dianter pulang sampe rumah." ucap Delisia bahagia.
"Iya sama-sama. Terima kasih juga sudah mau menemaniku jalan-jalan. Ya udah aku pulang dulu. Bye!"
Delisia hanya menyunggingkan sebuah senyuman yang manis.
Diperjalanan pulang sepanjang jalan tak henti-hentinya Aziz menampilkan senyumannya. Entah apa yang sedang ada dipikirannya, yang jelas perasaan dia bahagia malam ini. Ada rasa aneh didalam hatinya, namun dia belum menyadari apa rasa aneh itu.
***
"Sayang bangun, itu di ruang tamu ada temen kamu."
Hari ini hari Minggu, Delisia biasanya hanya menghabiskan waktunya ditempat tidur. Karena menurut dia, hari Minggu adalah hari santai.
"Aduh siapa sih ma? Pagi-pagi udah dateng kerumah." jawab Delisia dengan suara orang khas bangun tidur.
"Nggak tau. Dia cewek, berhijab. Katanya mau ngajakin kamu keluar. Udah cepetan bangun terus mandi, kasihan dia nungguin kamu kelamaan."
"Iya iya."
Delisia bangkit dari tidurnya dan duduk diatas ranjang untuk mengembalikan kesadarannya. Sepeninggal mamanya, Delisia pun menuju kamar mandi.
15 menit kemudian...
Delisia keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dia menuju lemari dan memilih beberapa baju yang dirasa pantas untuk keluar. Dia belum tau siapa yang datang, menurutnya ini sangat memalaskan. Setelah semua beres, dia keluar kamar.
"Kok nggak semangat sih? Ayo keluar! Aku bosen banget dirumah." ucap Collia ketika melihat Delisia tak bersemangat. Ternyata yang datang Collia, tumben sekali dia datang ke rumah Delisia. Padahal dia adalah cewek yang jarang banget buat ngajakin keluar.
"Mau kemana sih emang? Lagian tumben banget kerumah. Pasti ada apa-apa deh." tebak Delisia.
"Udah ayo. Tadi aku udah izin sama mama kamu, dan katanya boleh. Yuk buruan!" Collia menarik tangan Delisia untuk keluar namun Delisia tetap ditempat tak bergeming dan membuat Collia bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionKisah seorang gadis yang mengejar cintanya kepada pria yang dingin, cuek, acuh masalah cinta. Seorang gadis yang hanya mampu melihat orang yang ia suka dari kejauhan. Menyukainya dalam diam. Tidak berani mengukapkannya. Dia hanya bisa bermimpi un...