Chapter 8

67 8 4
                                    

"Foto gua?" tanya Aziz tak percaya.

"Iya, foto lu sama Delisia. Gua nggak tau itu foto dapet dari mana, tau tau udah ditempel dimading" bisik siswa laki-laki itu tepat ditelinga Aziz.

Aziz yang emosi, langsung menuju mading dimana yang katanya ada foto dirinya dan Delisia diikuti Frenda dan Herlambang.

Delisia dan teman-temannya yang melihat kepergian Aziz dengan kedua sahabatnya hanya menatap kepergian mereka dengan bingung.

"Itu kayaknya Aziz lagi emosi deh? Kenapa ya dia?" tanya Nawang penasaran.

"Nggak tau, tadi habis di bisikin sama tuh cowok wajahnya langsung merah gitu." ucap Ismi sambil memakan snack yang dia beli tadi.

"Udah biarin, palingan juga urusan cowok. Kita nggak perlu tau." ucap Grevita menengahi.

Delisia tau pasti ada apa-apa dengan Aziz. Tapi dia berusaha untuk tidak terlalu mencampuri urusan Aziz, lagian dia siapanya Aziz mau tau urusannya saja. Dia kembali bercanda tawa dengan teman-temannya.

***

"Brengsek... Siapa yang pasang ini? Ha? Siapa?" bentak Aziz kepada semua siswa yang sedang ada didepan mading. Tak ada satupun yang berani menatap manik matanya, karena memang dia sedang kalut.

Bagimana bisa ada orang yang mengambil gambar saat dia dan Delisia di kedai waktu itu. Pikirannya sekarang tertuju pada Delisia. Dia berpikir pasti ini semua perbuatan Delisia, dia pasti membayar orang untuk melakukan hal ini.

"Santai bro... Ini masih pagi kali, udah emosi aja." ucap Frenda yang berusaha meredakan emosi Aziz.

Namun, Aziz tidak menggubris ucapan Frenda. Tanpa banyak bicara, dia mengambil semua foto yang tertempel di mading dan kembali kekantin dengan emosi yang memuncak.

***

Braaakkk...

Suara gebrakan meja  menggema disetiap sudut kantin. Membuat siswa yang ada dikantin mengalihkan perhatianya kepada asal suara itu.

Aziz melemparkan foto-foto tadi di meja Delisia. Teman-temannya kaget saat melihat foto itu, begitu pula dengan Delisia. Dia kaget, bingung, takut, dan sebagainya. Perasaannya sedang bercampur aduk.

"Apa maksud dari ini? Lo bayar orang, buat ambil gambar kita. Sengaja lo suruh orang itu untuk pasang di mading?" ucap Aziz menahan emosinya.

"Aziz, sumpah demi apapun. Aku nggak punya pikiran kayak gitu. Aku juga nggak tau itu perbuatan siapa." bahu Delisia bergetar menahan agar tangisnya tak pecah didepan umum. Teman-temannya hanya bisa melihat pertunjukan gratis ini dengan perasaan takut dan khawatir.

"Terus ini apa? Yang tau kejadian malam itu cuma gua sama lo. Gua jelas nggak mungkin ngelakuin ini." Aziz meninggikan suaranya.

"Gua juga nggak mungkin ngelakuin itu. Gua nggak tau siapa yang berbuat. Kalaupun emang gua, lo mau apa? Kenapa lo nggak mau kejadian malam itu diketahui sama siapapun? Lo nggak mau Lailil tau? Iya? Apa gunanya gua pas malam itu? Jadi pelampiasan lo karena Lailil akhir-akhir ini jaga jarak sama lo? Kalau emang itu yang lo pikirin, lo Jahat Aziz. Lo jahat" bentak Delisia tak mau kalah dengan air mata yang sudah membasahi pipinya dan hal itu berhasil membuat Aziz bungkam.

Memang akhir-akhir ini Lailil sedikit menjaga jarak dengan Aziz, entah karena apa. Ditambah gosip yang muncul bahwa Lailil tengah dekat dengan seorang laki-laki bernama Majid.

Aziz mengajak Delisia waktu itu sebenarnya bukan untuk pelampiasannya, dia memang sedang bosan dirumah karena mendengar kabar kalau Lailil sedang dekat dengan seseorang. Tapi dia tidak ada niatan sama sekali menjadikan Delisia sebagai pelampiasan. Dia sengaja mengajak Delisia untuk menemaninya jalan-jalan sambil menenangkan pikirannya dan dengan cara itu dia bisa melupakan apa yang dia pikirkan tadi.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang