Sehabis sholat Isya, aku menemui mama yang sedang nonton tv dibawah. Aku ingin memberi tahu tentang nilai ulangan matematika ku yang sangat jelek ini, tapi aku bingung ngomongnya gimana.
"Ma,"
"Mama,"
"Kenapa, Li?"
"Ma nilai ulangan Liana jelek banget," kataku sambil memberi kertas ulangannya itu pada Mama.
Mama melihat kertas ulanganku beberapa saat. "Kok bisa begini sih, Liana!"
Aku menunduk. "Aku ngga tau, Ma,"
"Aduh, Liana, jangan bikin malu deh,"
"Maaf, Ma, yang lain nilainya juga jelek-jelek kok,"
"Terus, kamu mau ikutan jelek juga?"
Aku terdiam. Tiba-tiba pintu rumah terbuka.
"Assalamualaikum,"
Aduh, Papa.
"Ada apa ini?" tanya Papa setelah meletakkan tas kerjanya di atas sofa.
"Liat aja nih, nilai ulangan Liana," jawab Mama sambil memberikan kertas ulanganku.
Papa melihatku sesaat, lalu mengoreksi kertas ulanganku dengan cermat.
"Liana!"
Tuh kan, marah.
"Iya, Pah,"
"Papa baru pulang malah dikasih beginian. Kamu kenapa sih? Kemarin juga, nilai biologi kamu dibawah KKM. Sekarang, aduh, Liana,"
Papa menaruh kertas itu di atas meja. "Sekarang kamu kelas sebelas, Liana, belajar yang bener, jangan asal-asalan. Ini udah semester akhir. Fokus."
"Iya, Pa, Liana janji ngga bakal gini lagi,"
"Sekarang kamu naik, belajar." sambar Mama cepat.
Aku mengambil kertas ulanganku lalu naik ke atas menuju kamarku.
Drrt.. Drrt.. Drrt..
Ponselku bergetar. Kurasa sudah daritadi seperti itu.
"Halo, Wan,"
"Li, gue bisa ke rumah lo? Penting nih,"
"Kenapa?"
"Weh, gue diomelin Ayah gue gara-gara nilai ulangan gue. Sekarang gue disuruh ngulang materinya. Gue nggak ngerti sama sekali. Lo bisa bantuin gue gak?"
"Gue juga lagi dimarahin, Wan. Gue juga disuruh belajar. Papa gue baru pulang, ini juga udah malem. Jadi, kayaknya Papa gue ngga bakal ngijinin kalau lo kesini,"
"Oh gitu, yaudah deh,"
"Maaf ya. Kalau lo butuh bantuan gue, LINE gue aja,"
"Oke."
Aku meletakkan kembali ponselku dan mengubah Vibrate menjadi Sound agar kalau Alwan ngirim pesan, aku bisa tau tanpa terganggu dengan getaran di meja belajarku.
Nit Nit
Cepet banget dah. Baru buka buku udah nge-LINE aja dia.
Eh, ini Marsya ternyata.
Marsya A. : LIANAAA (16.20)
Marsya A. : Li. (16.40)
Marsya A. : Li lo kemana siiii (17.25)
Marsya A. : Lianaa (19.10)
Liana : Apa sih?
Read.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionCerita klasik. Seseorang menyukai sahabatnya sendiri saat sahabatnya itu menyukai orang lain yang tak sengaja ia jumpai. Tapi bisakah kisah Liana, Alwan, dan Rio, berakhir saat semuanya dalam posisi yang menguntungkan?