RENDY POV
Setelah pulang sekolah, gw ganti baju dan baring-barinngan diatas tempat tidur. Gak tau kenapa dari tadi perasaan gw gak enak, pas tau Reyna pulang karena gak enak badan. Belum lagi dia belum sembuh total dari sakitnya. "Dia lagi ngapain ya.." batin gw bertanya sambil mengingat kejadian disekolah tadi. "Apa gw terlalu kejam?" Batin gw bertanya. Karena saking penasarannya gw akhirnya mengambil sepeda gw dan langsung menuju ke rumah Reyna.
2 menit akhirnya gw sampai dirumahnya Reyna. Gw ngelihat motor ninja merahnya Rion terparkir di garasi. Setelah menaruh sepeda gw di dekat motornya Rion, gw membunyikan bel rumahnya Reyna. "Ting tong.." 5 detik kemudian Rion keluar memakai jins dan baju polo berwarna hitam sambil memegang kunci motor. "Eh, tumben lo rapi amat. Mau kemana?" Tanya gw bingung
"Gw mau kesekolahnya lo sama Reyna, mau jemput dia, dari tadi gw telfon gak diangkat. Gw kira belum pulang, cuman karena lo ada disini berarti seharusnya Reyna juga udah pulang, tapi dari tadi Reyna belum pulang-pulang" ucap Rion bingung bercampur khawatir
"Lah, katanya tadi Reyna pulang deluan, soalnya katanya badannya gak enak. Jadi gw kesini mau ngejengukkin dia" entah perasaan gw apa gak suara gw dah mulai bergetar tanda gw khawatir. Rion terus menghubungi Reyna dan gw memilih menghubungi Keisha
"Halo?"
"Halo Sha? Lo dimana? Reyna ada disitu gak? Tanya gw
" eh? Bukannya tadi dia pulang deluan karena gak enak badan? Dia gak ada disini, nih aja gw baru sampe dirumah"
Tanpa menunggu penjelasannya lebih lanjut gw memutuskan panggilan. "Reyna gak ada dirumahnya Keisha" ucap gw dengan nada frustasi dan khawatir. "Coba lo telfon pacarnya si Billy Billy itu mungkin dia disitu"
"Gak mungkin, siBilly lagi ke Bandung lagian gak mungkin juga Reyna tau rumahnya".Disitu perasaan gw tambah gak enak, malah udah mau sore lagi
™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™
Reyna POVDari tadi hp gw bergetar tanda panggilan masuk,tapi bagaikan angin berlalu, gw gak peduliin. Sekarang gw ada dirumah pohon, salah satu tempat dimana gw bisa nenangin diri gw. Udah lebih dari 6jam mungkin gw disini, menatap danau dan langit ,yang sedang mendung. Untung gw ngebawa training dan jaket jadi gw gak terlalu kedinginan. "Huftt.." entah berapa kali gw selalu membuang nafas putus asa, gw berharap dengan begitu masalah yang gw simpan berkurang, tapi nyatanya dada gw tambah sesak. Mengingat kejadian tadi mata gw panas dan air mata gw keluar (lagi). Segitu kecewanya kah Rendy? Sampai udah gak mau bersahabat sama gw lagi. 16 tahun bersahabat dan runtuh cuman karena masalah sepele? "Huftt.." karena malas ngerasian getaran dari hp gw yang bergetar terus tanda telepon masuk akhirnya gw mengambilnya dan melihat log panggilan masuk.
RION : 45 MISSED CALL
KEISHA : 37 MISSED CALL
RENDY CONVERSE : 79 MISSED CALLGw tersenyum melihat Rendy yang paling banyak nelfon gw ketimbang Rion dan Keisha. Karena gk mau membuat mereka khawatir, gw memilih untuk pulang. Bagaikan de javu, hari sudah malam dan gak ada kendaraan sama sekali. Bedanya, warung yang waktu itu gw singgah buat makan, lagi tutup. Akhirnya gw memilih berjalan sambil mendengarkan lagu. 10 menit gw berjalan, gw sampai dipangkalan ojek. Disana gak ada siapa-siapa. Ojek-ojek juga pada gak ada. Karena malas menunggu gw menelfon Rion.
" Halo Ri?"
"...."
"Iya gw gak papa kok"
"......."
"Gw lagi di kampung xxx loh Ri, yang waktu itu ayah bawa kita ke kampung ini buat mancing di danaunya yang dekat hutan"
"......"
"Iya iya maaf. Jemput gw ya Ri, di pangkalan ojek"
"..."
Setelah memutuskan panggilan gw memilih memaini iph gw. 5 menit menunggu tiba-tiba segerombol pria dengan penampilan acak-acakkan, kurang lebih 3 orang mendekat. "Hai cewek, sendirian aja. Mau ditemani gak?" Ucap salah satu pria tersebut yang rambutnya keriting. Mereka mencolek-colek lenganku yng tertutupi jaket. "Gak usah pegang-pegang deh" ucap gw kasar sambil menyentakkan tangan gw agar mereka gak pegang-pegang. "Aduhh kasar banget sih nih cewek. Kalo gak mau ditemani kalo gitu gimana kalo neng temani kita-kita" ucap salah satu pria tersebut yang botak tapi memiliki muka yang sangar, sambil memperhatikanku dari atas sampai bawah dengan tatapan "memuja". Tentu saja arti kata "memuja" disini "lain". "Gak makasih" ucap gw singkat sambil sedikit menghindar dari mereka. "Udah gak usah basa basi sikat aja!" Ucap salah satu pria yang mukanya dibagian kiri terdapat bekas terbakar. Gw takut setengah mati pas mereka merebut tas dan iphku. 2 dari mereka memegang tanganku kebelakang. Gw memberontak tapi tentu saja kekuatan seorang cowok lebih besar dari cewek apalagi 2 lawan 1. Si muka bekas kebakaran itu mencium bibir ku dengan kasar dan menyuruh teman-temannya untuk membuka jaket ku. Aku sangat mati ketakutan saat mereka dengan paksa membuka satu persatu kancing baju sekolahku dan hanya tersisa celana dan braku berwarna putih. Tidak ada yang bisa kulakukan selain menangis. Cowok keriting tersebut membuka braku dan meremas payudaraku dengan keras membuat aku merintih kesakitan. Tak sampai disitu, cowok botak tersebut membuka celana training ku, dia juga membuka celana dalamku membuatku refleks menendangnya sampai terjatuh. "Cewek sialan!!" Teriaknya dan menyingkirkan teman-temannya. Tak kusuangka, dia menampar ku sampai aku terhuyung jatuh kebelakang dan kepalaku mengenai meja kayu. Bibirku berdarah dan kepalaku terasa amat pusing karena terbentur. Dan kulihat kepalaku mengeluarkan banyak darah. Tak sampai disitu dia mendekat kearahku dan menonjok ku. Tapi tiba-tiba sebuah mobil datang dan yang keluar dari mobil itu adalah Rion dan Rendy. Rendy memukuli cowok keriting tersebut dan selanjutnya memukul si botak tersebut, Rion menghampiriku dan meninju cowok yang wajahnya mempunyai bekas terbakar. Rion mengambil jaket dan trainingku menutupi tubuhku yang setengah telanjang, dan memakaikanku training. Habis itu Rion memeluk dan mencium puncak kepalaku, habis itu dia membantu Rendy melawan para preman tersebut. Yang kulakukan hanyalah menangis mengingat seberapa banyak masalah yang telah kuhadapi. Belum lagi aku telah diperkosa. Setelah mereka semua tumbang Rion mebelfon polisi dan Rendy menghampiriku. Sungguh aku sangat malu menampakkan diriku kehadapan Rendy dengan kondisi seperti ini. "Reyna? Kamu gak papa Reyn? yaampun bibir kamu, kepala kamu?!" Ucap Rendy sambil memeriksa bibir serta kepalaku yang berdarah. Rion menuju ke mobil untuk mengambil talu agar bisa mengikat mereka. Mataku berkunang-kunang tapi tidak sampai disitu. salah satu daripria tersebut, aku tidak terlalu melihatnya dengan jelas karena pandanganku kabur. Tapi, yang aku lihat dia mengambil sesuatu dibelakangnya yang kalo tidak salah lihat adalah sebuah pistol. Dia mengarahkannya kearah Rendy, aku kaget dan langsung menarik Rendy kepelukanku serta membalikkan badanku untuk melindungi Rendy dan " DORR..!!" Aku merasakan punggung kiriku seperti ada benda kecil masuk menusuk jantungku. Rasanya sangat perih dan dingin. Aku ambruk diatas pelukan Rendy, dan sebelum kesadaranku hilang " Ren..dy.. maaf.. i.. lo..ve.. yo..uu.." dan terakhir kulihat Rendy berteriak menyebut namaku.Huaaaaa Reyna ketembakkk rada-rada pen nangis nulisnya
Jangan lupa vote dan commentnya yaa..
Aku sekarang bakal nentuin vote buat lanjut karena udah mau end. 5 vote baru aku lanjut. Pokoknya mesti 5 biar aku next. sama aku mau minta maaf karena baru bisa post. Tugas numpuk + gak ada paket. Sekian
Love, faidah
Sab, 20Feb16
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not My Dream-End
Teen FictionRendy Verse sahabat kecilku. Selalu ada disetiap saat, disaat kubutuhkan, disaat sedih dan senang. Pembelaku, selalu membuatku tersenyum dan tertawa. Sampai akhirnya rasa itu tumbuh seiring berjalannya waktu. Dimulai dari kelas 7, aku mulai menyukai...