Semilir angin nenampar wajah seorang gadis yang sedang terduduk di pinggir rumah pohon yang terdapat di tengah hutan jauh dari kota. Mata gadis itu bengkak, pandangannya menerawang mengingat masa lalu, masa dimana biasa ayahnya dan dia bermain di rumah pohon ini. Rumah pohon yang mereka bikin bersama. Dikelilingin oleh pohon-pohon yang tinggi. "Huftt..." gadis itu membuang nafas yang entah keberapa kali. Hpnya dimatikan agar dia bisa menenangkan diri.
"Pa.. aku kangen papa. Biasanya disaat seperti ini, hanya papa yang bisa nenangin aku" ucapnya pelan. Setitik air mata jatuh menampar pipi tembemnya.
------------------------------------
Rendy POVSetelah berurusan sama Chika, mantan gw, dia ditelfon ayahnya buat pulang. Gw gaktau kenapa, tapi gw masih sayang sama Chika, cuman krena dia udah dijodohin sama bokapnya, gw nyerah. Gw juga kaget pas beli minum tiba-tiba ada yang manggil gw dan itu adalah Chika. Dia katanya balik ke Indo soalnya ada urusan kantor bokapnya. Pas Chika sudah hilang dari jangkauan gw
" Reyna!" Ingat gw, dari tdikan gw kesini sama dia. Aduhh kasihan pasti dia lamaan nunggu. Setengah berlari, gw samperin tempat dimana tadi kita istirahat. Pas disana, gw gak lihat siapa-siapa. Dalam hitungan detik, gw cepat-cepat membuka hp gw buat hubungin dia. Tapi, gw dapat pesan dari Reyna
From : REYNAng sampe kedangkal
Ren, gw pulang deluan ya.. lusih kelamaan. Lumuttan gw, kaki gw sakit. Bye
Eh? Perasaan tadi dia bilang kakinya gk papa deh. Tanpa berpikir panjang, gw langsung cabut pulang kerumah.
--------------
Setelah selesai mandi, gw memakai celana jeans stengah lutut sama memakai kaos polo warna hitam. Setelah selesai gw turun kebawah buat nemuin nyokap gw.
" mah, rendy ke rumahnya reyna dulu ya.. sementara"
" yaudah, jangan kelamaan. Jangan lupa balik buat makan siang" ucap nyokap gw
"Oke mah"
Gw mengambil sepeda digarasi dan mengayuh sepeda gw kerumahnya Reyna. Tak sampai 5 menit gw udah didepan rumahnya.
"Ting.. tong.." gw memencet bel rumah Reyna.
"Ceklek" tiba-tiba pintu terbuka dan pertama yang gw liat si Rion
"Hay bro, Reyna ada?" Tanya gw ke Rion
"Loh..? Bukannya tadi lo jogging kan sama kak Reyn?" Tanya balik Rion
"Loh..? Iyasih tadi kita jogging bareng tapi dia sms gw katanya dia pulang deluan soalnya kakinya sakit kelamaan lari" ucap gw bingung.
"Lah..? Kak Reyn belum pulang dri tdi. Dri tadi gw diruang keluarga main ps, kalo kak Reyn pulang pasti gw tau" ucap Rion
Tanpa berpikir panjang gw langsung menghubungi nomor Reyna. Tapi, bukannya suara dia tapi suara operator. " shit" umpat gw.
" gimana? Kak Reyn angkat?" Tanya Rion yang udah mulai cemas
"Belum Ri, gw hubungin hpnya mati"
" aduh gimana dong? Mending lu masuk dulu. Gw keatas dulu, mungkin dia udah pulang tapi gw gk denger. Coba lu telfon kak Keisha, paling main kesana". Setelah Rion memberi tau Reyn, Rion langsung naik keatas dan Reyn menghubungi Keisha
" tit.. tit.. " bunyi sambungan telepon
"Angkat dong Sha" batin gw, yng mulai khawatir
"Halo Ren?"
" hallo Sha? Lo dimana?
"Dirumah, knpa Ren?"
"Reyn ada disitu gk?"
"Loh bukannya tadi kalian sama-sama jogging bareng?"
"Iya, tapi pas gw beli minum trus balik dia udh gk ada. Dia bilang dia pulang deluan, kakinya sakit kelamaan lari, tapi pas gw tanya Rion, Rion bilang Reyn juga belum pulang"
"Loh..kokk..? Gw juga gk tau. Tdi gw bbman sama Reyn buat ngajak lo sama dia buat makan siang dirmh gw, mana gw tau kalo dia gk ada. Gimana nih Ren?" Dari suaranya kentara Keisha sudah mulai khawatir sama sahabatnya
" lo udah telfon belum?" Tanya Keisha lagi
"Gw udah telfon, tapi nomornya gak aktif"
" Ren, kak Reyn juga gk ada diatas, dia belum pulang" sahut Rion menemui Rendy
" aduhh Reyna lo dimana sih?" Batin Rendy cemasTbc...
--------------------------
602 word. Lagi rajin :v maaf ngegantung:D
5vote? Bakal di next :D*soksokjadiauthorterkenal
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not My Dream-End
Ficção AdolescenteRendy Verse sahabat kecilku. Selalu ada disetiap saat, disaat kubutuhkan, disaat sedih dan senang. Pembelaku, selalu membuatku tersenyum dan tertawa. Sampai akhirnya rasa itu tumbuh seiring berjalannya waktu. Dimulai dari kelas 7, aku mulai menyukai...