chapter 7

27 3 0
                                    

Jam istirahat telah berbunyi 4 kali. Semua murid memberi salam terimakasih kepada guru. Semua berjalan kearah kantin tapi Maissie melihat Laito sedang tidur dimejanya, saat Maissie berjalan dari mejanya ke meja Laito ia sempat berpikir untuk membagunkannya tapi saat ia melihat wajah tidur Laito yang terlihat seperti anak bayi yang tidur, setelah beberapa saat ia menyadari apa yang ia lakukan dan membagunkan Laito dari tidurnya yang nyenyak.

Saat Maissie memanggil Laito untuk bagun tetapi ia tidak bagun sama sekali dan saat Maissie tidak punya pilihan ia memegang bahu Laito dan mengoyangkannya dan Maissie pun terlihat sangat bersyukur karena Laito sudah mulai bagun tapi saat Maissie hendak mengatakan sesuatu, ada suara perempuan yang memanggil nama Laito.

"LAITO".

Perempuan itu, Maissie tidak mengenalnya jadi mungkin ia dari asrama lain atau apa?. Perempuan tersebut berjalan mendekat kearah Maissie dan Laito, dan berkata "Apa yang kau lakukan pada Laito?". Maissie melihat ketangannya yang masih berada dibahunya Laito dan segera menariknya dan berkata sambil mengelengkan kepada dan tangannya yang membuat huruf x yang berarti bukan "jangan salah paham, itu bukan seperti yang kau lihat. Aku hanya ingin membaguninnya untuk membantuku berkeliling. itu saja".

"Aku tidak pernah percaya kepada kau, murid baru? dan kenapa Laito yang harus membantu kau? jika kau hanya mengejarnya menyerah saja, kau bukan type dia. Jadi pergi sekarang".

Maissie merasakan rasa untuk men skak mat perempuan ini,dari cara bicaranya dan gayanya merasa bahwa sepertinya ia baru saja mendapat tantangan tetapi dengan rasa sabar Maissie mengatakan sesuatu didalam hatinya siapa yang mau bersama cowok malas ini mungkin banyak tapi kalau aku adalah pengecualian, mungkin karena ia tampan atau yang lain aku tadak duli jadi tolong dengan senang hati mengantikan aku dan aku tadak mau menjadi TYPEnya.

Saat Maissie ingin berkata ia, Laito langsung berkata duluan dengan posisi yang sudah duduk dikursinya "sayangnya itu tidak bisa, aysya karena kalau tidak aku akan disuruh sesuatu jadi hari ini kita tidak untuk sementara ya dan bagaimana kalau besok saja?". Naysya cemberut dan berkata "baiklah tapi janji kau akan menemani ku besok" "ya".

Naysya berjalan kearah pintu dan keluar dari kelas mereka, saat menyadari Laito menghela napas seperti orang yang barusaja menyelesaikan masalah yang mencapekan, Maissie bertanya "pacar?".

"Bukan" jawab Laito.

"Sahabat?"

"Mungkin"

"Seorang yang special?"

"bukan"

"jadi siapa kau"

"Hanya pacar bohongan atau aku hanya ingin punya barang untuk dimainkan"

"Dia suka?"

"Mungkin"

"Playboy sejati"kata Maissie dengan suara yang agak pelan

"apa?"

"jadi kapan kalau kau  ingin mesraan sama dia, silakan saja aku akan menyuruh yang lain untuk membantuku, jadi bye" kata Maissie tapi saat ia hendak berjalan pergi tangannya ditarik dan melihat Laito berkata "aku akan menemani kau jadi jangan takut".

"Siapa yang takut?" tanya Maissie saat ia mendengar kata takut dari mulut Laito.

"nggak tau, lupakan saja soal takutnya dan kau mau mulai darimana?" saat Laito berdiri dari bangkunya Maissie melihat perbedaan tinggi dia dan Laito dari jarak mereka yang sangat dekat tetapi tidak terlalu bersentuhan apapun. Maissie tidak tau berapa tinggi Laito tapi Laito lebih tinggi banyak karena tinggi maissie hanya sampai bahunya Laito.

"pendek" ejek Laito.

"cerewet"

***



The secret academyWhere stories live. Discover now