Maissie Mahret, anak yang pintar dan juga pandai tapi banyak gosip tentang dia yang jelek. Maissie selalu sendiri jadi sekarang ia harus bekerja sendiri sebagai detektif. Banyak orang yang selalu kagum dengan kepintarannya dalam memecahkan misteri...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Maissie POV
Untuk selama beberapa menit tidak ada yang berbicara, hanya ada suara burung, angin, pepohonan yang bergerak terkena angin dan suara orang berbicara atau bergosip. melihat keadaan ini rasanya aneh. Untung saja ada perempuan yang datang dan langsung melingkari tangannya dileher Adrian dan ada cewe yang melingkarkan tangannya dilengan Laito.
"Ada apa, adrian? kenapa kau disini?" kata cewe yang melingkarkan tangannya dileher Adrian sambil melihat kearah depan dan tiba-tiba saja mukanya berubah menjadi sperti orang yang bising, ia melihat kearah Adrian lagi dan berkata "kau bilang akan pergi kekelas tapi kenapa disini dan siapa mereka??".
Aku melihat kearah Gracen yang masih duduk diam sambil memakan makanannya. Aku tidak ingin lagi memusingkan ini jadi aku berkata kepada Gracen sambil mengulurkan tangan untuk diterima "ayo kita kembali kekelas " gracen menerima tanganku dan kami segera berjalan kearah gedung sekolah.
"TUNGGU! aku belum selesai berbicara" kata Adrian sambil menahan tangan Gracen dan sepertinya Laito hanya melihat saja dan yang lain / cewe-cewenya hanya melihat dengan tatapan tajam mereka. Gracen mencoba untuk melepaskan gemgaman Adrian tapi sepertinya usahanya gagal karena tenaga Adrian terlalu kuat.
Aku dapat melihat kekawatiran dimuka Gracen dan juga ketakutan, aku ingin menolongnya jadi aku meneriaki "PENJAHAT! PENJAHAT!" dan sepertinya banyak yang syok. Aku menggunakan ini sebagai kesempatan jadi aku menarik Gracen dan kami berlari kearah gedung sekolah.
Aku menarik Gracen bukan kekelas tapi kedepan gedung sekolah dimana tempatnya sepi dan menariknya kepojok sekolah. Aku tau kalau saat ini Gracen ingin menagis makanya aku menarik dia ketempat yang sepi. "menangislah jika kau mau, jangan ditahan biarkan kesedihan ini mengalir ".
Gracen melihatku untuk sesaat dan tiba-tiba menagis, aku memeluk Gracen untuk menenangkannya dan membelai rambutnya.
